Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Adillah di Dalam Berkeluarga

17 Februari 2019   09:00 Diperbarui: 17 Februari 2019   09:21 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hidup di dunia memang menuju ke depan. Masa depan itu pada anak-anak dan keluarganya sendiri, namun ingat, adanya masa ini dan masa depan juga didahului masa lalu bukan? Seberapa banyak yang memberikan baktinya dengan secukupnya, sepantasnya.  Jangan --jangan malah simbah, isine ge tambah-tambah.

Benar apa benar simbah hanya untuk tombokan. Kalau pas uang gaji habis untuk bayar ini dan itu, ingat simbah untuk minta pinjaman, yang kadang  tidak dibayar. Pas ART pulang kampung, simbah lagi suruh datang dan merawat cucu. Ada juga cucunya sepenuhnya menjadi asahan simbah-nya. Ada bukan yang demikian? Malah enak-enakan jalan-jalan dan makan berdua dengan pasanga. Semoga tidak banyak.

Apalagi kalau liburan panjang tiba, seperti momen lebaran atau pulang kampung. Oran tua malah direpotkan dengan memasak  lebih banyak. Rumah jadi berantakan dan pulang plung begitu saja. Sekali lagi orangtua senang melihat anak cucu. Namun juga perlu diingat, jangan menambah beban baik materi ataupun kerepotan.

Ada pimilihan keluarga generasi kedua, untuk tidak merepotkan memilih menginap di hotel. Ini pun tidak sepatutnya sebagai budaya dunia timur yang masih lekat soal kekerabatan. Tidak patut bukan berarti salah. Kembali ini soal sikap dan bijak lagi.

Pasti pemikiran seperti ini tidak ada sama sekali dalam benak orangtua manapun. Namun sebagai anak, apakah tidak berpikir untuk bisa juga menyenangkan orangtua sebagaimana menyenangkan anak dan pasangan? Tentu tidak perlu sama persis, setara, paling tidak secuil dua cuil orangtua juga menyicipi kebahagiaan anak dan cucunya.

Anak itu tidak bisa lepas dari keberadaan orangtua. Apapun yang terjadi tentu atas peran dan  bimbingan orangtua.Nah di sinilah peran nurani dan sikap yang menjadi penentu dan penting. Sangat susah di antara pasangan-anak-dan orang tua. Bagaimana bisa memberikan kesenangan, kebahagiaan bagi semua dengan relatif adil dan bijak. Sangat mustahil bisa semuanya, namun bisa berlaku seimbang dan sepantasnya.

Memilih menjadi orangtua juga berarti siap melepaskan banyak hal yang akan tersita. Seperti hobi, kesenangan, dan juga akan perlu tanggung jawab yang tidak kecil. Siapkah berlaku demikian?

Ingat, ini sekali lagi bukan provokasi, sebuah bentuk hasil pengamatan dan refleksi semata. Tidak setuju ya silakan, cocok ya mangga. 

Terima kasih dan salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun