Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Koalisi Bisa Pecah karena Eksnapi Korupsi Nyaleg

2 September 2018   14:51 Diperbarui: 2 September 2018   16:25 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketiga, kekisruhan demi kekisruhan selama ini yang berkaitan dengan posisi bakal calon RI-2, hingga jenderal kardus, itu berpusat pada kursi dan kekuasaan. Ketika itu lepas, bisa saja sikap apatis yang lebih kuat dan mengemuka. Apakah itu wajar? Sangat wajar berhitung karena serempak antara pileg dan pilpres.

Keempat, ada dua kubu yang seperti api dalam sekam, PKS dan PAN pada satu sisi dan Demokrat pada kutub yang berbeda. Gerindra yang butuh mereka pada sisi yang lain dengan menjaga agar kedua kutub ini tidak saling meledek dan meledak untuk menjaga keutuhan pasangan mereka tetap bisa melaju hingga pilpres mendatang.  Ini bukan isapan jempol semata, lihat saja  mereka tidak pernah seia-sekata dalam banyak kasus.  

Kelima, Gerindra memilih Sandi memang sangat jitu dengan "menaklukan" PKS dan PAN, sisi Demokrat yang seolah mau membantu, namun tentu dengan seperempat daya upaya untuk itu.

Keterpaksaan yang jelas terasa dan jelas tampak. Susah untuk melihat mereka suka rela membantu. Hanya karena biar tidak terkena pinalti dan masih bisa eksis di 2024 saja mereka bergabung. Mau mendukung sebelah mereka enggan atau malu.

Keenam, posisi partai-partai jelas memilih menjual citra positif di depan pemilih. Soal kebersamaan dengan partai lain bukan menjadi yang utama. Pancingan-pancingan kecil bisa merusak kebersamaan mereka.

Kondisi rentan bak gelas kristal ini bukan karena salah siapa-siapa, atau karena pemerintah, ya karena mereka sendiri yang membangun kebersamaan hanya kamuflase. Mereka tidak jujur dengan kepentingan  masing-masing. Berkelompok tidak atas dasar kesamaan ideologi, namun hanya karena kesamaan kepentingan tidak respek pada sisi sebelah. Ini masalah mendasar mereka.

Hanya karena isu yang sebenarnya kecil, sederhana, dan tidak mendasar ini pun mereka sudah saling bertolak belakang, bagaimana jika mendapatkan perbedaan yang cukup signifikan dan tawaran lebih menggiurkan? Sangat mungkin rontok.

Kepentingan mereka masing-masing jelas tampak dengan isu eksnapi menjadi caleg ini, seolah mereka bungkam bahwa sisi mereka ada yang perlu dukungan, karena mereka memang tidak ada kepentingan bagi pencalonan salah satu calon rekan mereka yang tersandung korupsi dan itu sangat bisa dimengerti.

Jelas sekarang warna dan corak kebersamaan mereka itu. Mereka berjalan pada kepentingan masing-masing, padahal mereka tetap masih bisa secara normatif tidak mengeluarkan pendapat yang sangat menohok rekan mereka sendiri.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun