Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Asian Games dan Proyek "Mercusuar", Antara Pemborosan dan Kegagahan

23 Agustus 2018   10:46 Diperbarui: 23 Agustus 2018   10:53 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemborosan ketika untuk membangun, untuk perayaan kebersamaan, namun abai ketika untuk bancaan kelompok sendiri. Menyedihkan yang menuding pemborosan itu justru pihak-pihak yang selama ini bancaan tanpa jelas juntrungannya ke mana uang yang ada di APBN itu. Ingat ini zaman modern, rekam jejak digital begitu mudahnya diakses, jadi jangan pura-pura lupa kalau pernah maling dan sekarang serasa malaikat itu.

Pembangunan itu tidak serta merta. Ada tahapan yang perlu dilakukan dan dijalani. Bangsa ini sudah cukup umur untuk tidak selalu diloloh, disuapi, atau disubsidi terus menerus. Nyatanya mampu kog. Aneh yang teriak rakyat menjerit karena subsidi dikurangi justru yang selama ini paling banyak mendapatkan bantuan dan kini mampet. Mereka ini rakus, bukan kelaparan namun hanya tidak puas kalau belum menumpuk sebanyak-banyaknya.

Kebanggaan itu juga penting, jangan hanya berpikir soal wacana, pencitraan, atau kebanggaan  semu. Kata-kata indah tanpa makna yang ternyata sebaliknya apa yang dilakukan. Kadang membangun untuk kebutuhan jangka menengah dan panjang, itu tidak tampak dalam pemahaman orang yang memang sempit dan pendek akalnya.

Hutang masih bisa ditolerir asal jelas peruntukannya, ke mana selama ini hutang itu. Mau pembuktian terbalik kah yang banyak cakap menuduh hutang pemerintah selama ini? jika berani empat jempol pejabat demikian, boleh menuding soal hutang jika membuktikan asal-usul kekayaannya terlebih dahulu.

Siapapun pemerintahannya, kalau model dan sikap elit hingga rakyat hanya pinter menuding dan menuduh ya sama saja. Susahnya ketika politik masuk dalam segala hal, apapun dijadikan pro dan kontra, termasuk hal baik pun bisa direlatifisasi demi kepentingan sendiri. Tentu karena abai soal moral dan etika.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun