Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Karena yang Porno Itu Kita, Bukan Internetnya

16 Agustus 2018   10:50 Diperbarui: 17 Agustus 2018   03:49 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
technicalforweb.wordpress.com

Penghormatan akan kemanusiaan. Apapun alasannya, toh hasil pornografi dan pornoaksi itu adanya eksploitasi atas kemanusiaan dan kebertubuhan.

Ketika berbicara itu adalah ciptaan dari Yang Kuasa, apa yang patut kita lakukan? Syukur. Bukan malah menjadikannya sebagai tontonan yang merendahkan.

Apakah benar senyum dan rasa suka cita sebagaimana di gambarkan dalam foto atau film benar dari nurani terdalam? Toh nyatanya banyak yang depresi dan seterusnya. Artinya ada keterpaksaan.

Pendidikan moral dalam hal ini juga agama yang menjadi penting. Bagaimana orang bisa menghormati orang lain apa adanya. Mau telanjang atau tertutup rapat bukan menjadi pertimbangan. 

Penghormatan itu pada manusianya, pribadinya, bukan label dalam hal ini pakaian.

Jika bisa demikian, orang akan tidak heran melihat yang telanjang. Ini manusia, bukan hewan yang instingtif.

Hewan yang berakal budi akan membedakan mana yang baik dan buruk, bukan karena nafsu dan naluri semata. Tentu bukan berbicara soal perintah agama, namun agama tidak cukup hanya pada tataran hafalan dan pakaian.

Berkaitan dengan poin di atas, bagaimana perilaku beragama kita, menteri agama pun melakukan kejahatan merasa tidak salah, menerima suap, melakukan pelanggaran atas anggaran, disidang divonis pun tetap belum mengakui kalau melakukan pelanggaran. 

Di sini bahwa agama dan pengetahuan itu tidak cukup, bahkan kadang malah digunakan untuk mengelabui orang yang tidak tahu, minteri, ini jauh lebih fatal daripada yang memang tidak tahu sama sekali.

Pendidikan juga membantu untuk membuat pribadi makin cerdas secara spiritual. Tidak diketahui umum sepertinya dianggap baik-baik saja, kalau ketahuan ngeles dan merasa tidak sengaja atau mencari dalih, kambing hitam, dan menuding diperalat.

Lihat betapa lebih jahatnya perilaku demikian. sudah melanggar hukum, tidak mau bertanggung jawab, masih menuduh pihak lain lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun