Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Yudhoyono, Berkat dan Beban bagi Agus Harimurti

29 Juli 2018   08:46 Diperbarui: 29 Juli 2018   08:54 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Apa yang bisa dilakukan untuk bisa membuktikan, meyakinkan, dan memberikan gambaran utuh sebagai pemimpin muda, masih ada kesempatan tahun-tahun mendatang.  Apakah Y Sr rela dan setuju itu juga menentukan.

Satu, menjadi ketua umum Demokrat. Ini pun simalakama karena dengan nama Demokrat namun perilaku politiknya jauh dari itu. Toh masih cukup lama dan isu ini akan terpinggirkan jika bisa sukses menjadi partai yang cerdas dan modern.

Dua, jika mampu menjadi penguasa, tunjukkan kualitas yang berbeda dengan apa yang selama ini tergambarkan dari Demokrat, lamban, cari aman dan main dua kaki, tidak pernah bersikap jelas, menyikapi isu-isu terkini dengan tegas dan jelas, bukan hanya cari aman.

Tiga, jika belum kesempatan ikut gerbong pemerintahan, bangun sikap "oposisi" modern, bukan semata mengintip di tikungan untuk menjatuhkan pemerintahan. Bangun sikap politik dewasa untuk bisa kritis dan solutif. Ingat rekam jejak untuk mudah meriah dalam era modern ini.Hhanya mencaci bukan modal baik bagi partai dalam jangka panjang.

Empat, bangun citra sendiri, lepas dengan bayang-bayang Y Sr. Tentu bahwa ini adalah mentor dan guru terbaik, namun memiliki sikap, cara, dan pola pikir sendiri itu bukan kesalahan. Justru menampilkan gambaran utuh sebagai pribadi jauh lebih baik, kekurangan dan kelemahan bisa diatasi dengan tim termasuk di sana Y Sr.

Jika memang mau masuk dalam kepemimpinan formal, tidak salah sebenarnya mencoba dari daerah setingkat kabupaten-kota, jika gilang gemilang di sana dapat dipastikan pemilih akan merekomendasikan ke level lebih tinggi.  Pilihan yang dipikir terlalu lama dan panjang mungkin dan malah tidak dijadikan sekolah yang akan melengkapi jika sekadar mentor politik. Politik di lapangan jauh lebih komplek dan bisa menjadi bekal luar biasa.

Terima kasih dan salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun