Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi, Setnov, dan Rizieq

7 Mei 2018   05:20 Diperbarui: 7 Mei 2018   08:54 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:nasional.kompas.com

Jokowi, Setnov, dan Rizieq, akhir-akhir ini banyak yang membahas. Jokowi jelas karena salah satu kandidat terkuat untuk pilpres 2019. Setnov karena vonisnya atas pidana korupsi 15 tahun penjara yang ia terima dengan bulat hati. Padahal drama berjilid-jilid sebelum disidang. Eh ketika vonis selesai begitu saja. Rizieq ini tidak kalah riuh rendahnya dengan berbagai kasus dan terakhir adanya SP3 atas dugaan masalah di Polda Jawa Barat.

Berbagai analisis dan tafsiran atas SP3 ini  bermunculan. Nada yang agak mengarah ke presiden dengan kecenderungan untuk menggerus citra presiden yang "lemah" di dalam menghadapi Rizieq ini. Kasus hukum yang tidak perlu politis di dalam menyelesaikannya, atau mengapa tidak diselesaikan, toh zaman SBY bisa, dan sebagainya. Itu sah-sah saja.

Melihat sepak terjang Jokowi itu sangat tidak sesederhana apa yang tampak. Pengalaman menghadapi lubang jarum yang banyak orang pikir akan jatuh dengan telak, nyatanya tetap bisa berjalan hingga hari ini.

Bagaimana dulu penyalonan BG yang akan membuat Bu Mega marah, dan kemudian penyalonan Tito. Toh semua bisa diselesaikan dengan relatif baik, tanpa gejolak. Politik itu seni, dan ternyata bisa dibuktikan di sini.

Apalagi ketika kasus Setnov mencuat. Heboh, luar biasa panas keadaan yang sangat mungkin Jokowi akan bereaksi untuk membawa Setnov ke polisi, eh malah tidak. Kasus bisa diatasi dan malah menjadi ketua umum Golkar dan kembali menjadi ketua DPR lagi. Siapa sangka si pelabel koppig itu malah menjadi pendukung utama pemerintah.

Lebaran kuda juga memperlihatkan kelihaian Jokowi di dalam menghadapi keadaan kritis. Kemarahan SBY yang nampak jelas dalam bahasa dan gaya tubuhnya, direspon dengan cara yang jauh lebih baik dan elegan, dan tidak ada gesekan yang jauh lebih hebat lagi.

Demo berjilid-jilid, hampir semua sudah menyiapkan diri untuk menyusun kabinet baru, namun ternyata  banyak gerakan yang senyap dan menyelesaikan itu semua dengan baik. Setya Novanto naik lagi itu bukan hal yang tidak sengaja, dengan dua pimpinan dewan yang ke luar negeri segala. Apakah ini tindakan tidak sengaja? Sama sekali tidak. Semua terencana dengan baik.

Ahok jadi pesakitan, akan menjatuhkan Jokowi, demikian banyak pandangan yang didengungkan, pun persidangan Ahok dan kekalahan di pilkada, sama sekali tidak berpengaruh pada posisi Jokowi, karena memang tidak ada korelasi langsung, selain memang mereka berdua pernah menjadi tim yang saling mengisi ketika menjadi gubernur dan wakil di Jakarta.

Setya Novanto pun akhirnya jadi terpidana. Tidak ada gejolak di dewan, pun partai Golkar nyatanya. Padahal jalan berliku luar biasa. Dua kali KPK harus menghadapkan Setya Novanto, usai pra peradilan lolos, dan kedua, mau meloloskan diri dengan drama bak pao dan lemas tiba-tiba di persidangan yang menggugurkan pra peradilan keduanya. Orang berpikir Golkar bisa pecah, Golkar bisa meninggalkan dukungan untuk pemerintah, toh nyatanya tidak, dewan juga kondusif.

Penyelesaian hukum memang gampang. Sepanjang berkaitan dengan KUHP selesai, namun ketika itu menyangkut politik, tidak mudah. Memang menjadi risiko ketika sekian lama banyak penyelesaian politis jauh lebih dikedepankan. Jokowi tinggal panen susahnya saja. Tidak heran banyak pendukungnya bisa salah persepsi atas pilihannya.

Soal Rizieq ini tidak sepelik BG atau Setnov. Coba bayangkan siapa sih Rizieq ini jika dibandingkan BG dan Setnov? Sama sekali bukan siapa-siapa. Kekuatan dukungan bagi dua pribadi itu jauh lebih kuat dan signifikan dari segi politik, bahkan bisa hukum segala. Beda dengan Rizieq ini, hanya orang yang kebetulan mendapat panggung untuk bisa merasa mampu menekan presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun