Mohon tunggu...
adnan rahmadi
adnan rahmadi Mohon Tunggu...

Opini PATTIRO tentang Kebijakan Publik, Pelayanan Publik, dan Pengelolaan Anggaran Publik

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Penerapan Anggaran Responsif Gender akan Mengakselerasi Pencapaian Target MDGs 2015

10 Januari 2014   15:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:57 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini banyak pihak yang meragukan beberapa target Millenium Development Goals (MDGs) 2015 yang dicanangkan Pemerintah akan sulit tercapai di tahun 2015. Salah satu target MDGs 2015 yang sulit dicapai yaitu menurunkan angka kematian ibu melahirkan. Hasil Survey Demografi dan Kesehatan tahun 2012 yang diadakan oleh Badan Pusat Statitistik (BPS), Kementrian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebutkan, angka kematian ibu saat melahirkan pada tahun 2012 mencapai 349 per 100.000 kelahiran hidup dan angka ini meningkat tajam dari tahun 2007 yang mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup. Padahal, untuk mencapai tujuan MDGs 2015 mengenai kesehatan ibu, Indonesia harus menurunkan angka kematian ibu saat melahirkan menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.

Untuk itu, Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO) berpendapat, penerapan penyusunan Anggaran yang Reponsive Gender (ARG) akan mampu mengakselerasi atau mempercepat pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) 2015. ARG adalah proses penganggaran yang melibatkan perempuan dan laki-laki secara bersama dengan kesempatan yang sejalan untuk berpartisipasi aktif dalam setiap tahapan penganggaran, sehingga memperhatikan keadilan kepentingan diantara gender tersebut.ARG akan memberikan ruang bagi pemerintah untuk mengetahui fokus pembiayaan kepada kelompok marginal dan tidak beruntung terhadap alokasi anggaran. Penerapan ARG dalam penyusunan anggaran akan memperlihatkan fokus area yang akan diintervensi oleh program kerja MDGs yang disusun oleh Pemerintah, sehingga program yang disusun akan sesuai dengan kebutuhan dan tepat sasaran.

Dengan terus didorongnya Pemerintah oleh banyak pihak untuk memenuhi target-target jelang MDGS 2015, penerapan ARG dalam penyusunan anggaran program MDGs akan membantu Pemerintah untuk menentukan fokus-fokus yang akan menjadi target dari program MDGs. Misalnya, dalam menyusun program untuk meminimalisir angka kematian ibu melahirkan dan balita, penerapan ARG akan menuntut pelaksana kegiatan, dalam hal ini Pemerintah, untuk bisa memutuskan berapa banyak ibu hamil dan balita yang akan dilibatkan dalam program tersebut, berapa luas cakupan kerja program, sehingga ketika ketika program dijalankan akan efektif dan tepat sasaran.

Oleh karenanya, menurut PATTIRO, yang perlu diperhatikan oleh pemerintah dalam penerapan ARG dalam penyusunan program kegiatan adalah tersedianya data terpilah yang cukup valid. Pemenuhan data terpilah ini sangat signifikan tingkat urgensinya. Dengan tersedianya data terpilah yang valid, ketika kegiatan penyuluhan atau sosialisasi sebagai bagian dari pelaksanaan program dilakukan, akan bisa terhitung berapa ibu hamil dan berapa ibu yang memiliki balita yang ikut dalam prgogram tersebut.

Sebagai langkah awal untuk ketersediaan dan kesiapan data terpilah, Pemerintah bisa menggunakan data BPS yang tingkat validitasnya dijamin oleh undang-undang. Selanjutnya, ketika program berjalan, Pemerintah bisa memperbaiki data terpilah untuk pendokumentasian di internal mereka, agar lebih valid lagi. Sehingga, ketika melakukan program kegiatan berikutnya, intervensi dari program akan menjadi semakin jelas, siapa saja dan berapa banyak masyarakat yang akan diikutkan alam program. Langkah perbaikan data terpilah bisa dilakukan oleh dinas terkait dengan mengumpulkan data secara berjenjang mulai dari bawah, yaitu mulai dari Rt, Rw, kemudian terus ke kelurahan, kecamatan, kabupaten hingga ke tinggkat provinsi. Organisasi masyarakat seperti Pos Yandu, PKK, Karang Taruna, juga cukup efektif untuk bisa dilibatkan dalam pengumpulan data secara berjenjang tersebut.

PATTIRO berharap, dengan penyusunan anggaran yang lebih fokus sebagaimanan halnya penerapan ARG, sembilan target MDGs 2015 bisa terakselerasi pemenuhannya. Karena, pemenuhan target MDGs bukan hanya ditentukan oleh besar kecilnya anggaran saja, tetapi alokasi penyusunan dan penggunaan anggaran juga harus terpenuhi, sehingga pelaksanaa program dan penggunaan anggaran akan efektif dan tepat sasaran.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun