Mohon tunggu...
Patricia AstridNadia
Patricia AstridNadia Mohon Tunggu... Lainnya - Public speaker, teacher, trainer, psychology, education, content and copy writer

Seorang public speaker di bidang ilmu psikologi, komunikasi dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saat Berjalan Bersama Hujan

8 Februari 2019   00:00 Diperbarui: 9 Februari 2019   22:49 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari Patricia Astrid Nadia

Untuk Ibu Yustin,

Banyak orang berkata, rintik hujan yang jatuh ke tanah tepat jika diiringi dengan lagu sendu, hingga pikiranmu terbang ke masa lalu kelam penuh air mata.

Mungkin merintih setiap kali kau teringat kenangan hitam itu.
Bayangan hitam yang melayang. Melompat berlalu lalang dalam pikiranmu. 

Setiap kali kau berusaha meredamnya,sekuat itu juga huruf itu bermunculan kembali menjadi sebuah nama. Nama yang membuat kecewa,teringat akan luka.

Tapi saat sepasang kekasih berjalan di bawah derasanya hujan,
ada lagu dan cerita lain di baliknya. Ah! Ya! Seperti menonton pertunjukkan romantis yang membuat hati bergejolak dan hati berbunga-bunga

fb-img-1542520006067-5c5ef60412ae947d7635c2aa.jpg
fb-img-1542520006067-5c5ef60412ae947d7635c2aa.jpg
Sama seperti dirimu, yang selalu mengajak siapapun yang ada bersamamu untuk melihat jalan cerita lain dari balik sebuah peristiwa
Yang memperlihatkan dunia tentang warna yang tak biasa dari balik lukisan yang biasa saja

Yang mengajakku sesekali untuk kembali.
Kembali bukan berarti mundur, tapi berterima kasih atas waktu dan kenangan yang ada.

Teruslah mengajak siapapun di sekelilingmu untuk melihat dengan cara yang unik, dengan cara yang berbeda.

screenshot-20190209-145332-video-player-5c5ef6896ddcae1fbd4925a7.jpg
screenshot-20190209-145332-video-player-5c5ef6896ddcae1fbd4925a7.jpg
Melihat dengan kata yang membuat siapapun tak lagi merasa asing atau  takut berjalan bersama hujan.Karena bersama hujan tetaplah ada cinta.
Dan cinta itu adalah aku,kamu,dan kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun