Mohon tunggu...
Patrianef Patrianef
Patrianef Patrianef Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Bedah di RS Pemerintah

Patrianef, seorang dokter spesialis bagi pasienku. Guru bagi murid muridku. Suami bagi istriku dan sangat berbahagia mendapat panggilan papa dari anak anaknya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tahukah Anda, Beda "Trick" dan Curang (Fraud)?

7 Desember 2017   09:31 Diperbarui: 8 Desember 2017   17:00 3461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: newsnumber.com

Jujur saja kita bahwa ini memang suatu kecurangan apapun alasannya. Tetapi sesungguhnya mengatasi hal ini juga dengan cara mencari akar masalah, yaitu pembiayaan yang tidak mencukupi.

3. Merujuk pasien

Ini adalah cara yang paling gampang. Membuat gaduh semua pihak. Pihak penanggung biaya mempertanyakan alasan merujuk. Rumah sakit diam-diam merestui karena tahu jika prosedur itu dilakukan di RS mereka, maka mereka akan merugi. Dokter galau, karena tahu bahwa sesungguhnya prosedur tersebut dapat dilakukan jika biaya mencukupi.

RS kadang-kadang menggunakan alasan ruangan penuh. Ini terutama dilakukan di ruangan berbiaya mahal seperti ICU, CVCU dan HCU. Rumah sakit menghitung hari sembari menghitung kerugian. Bahkan ada RS yang menyatakan bahwa jika mereka rugi, maka kerugian bagi dua dengan dokter. Sementara jika mereka beruntung mereka tidak akan membagi dua dengan dokter.

Pasien galau dan keluarga gelisah. Hal ini menyebabkan semua pihak dalam sorotan. RS dan dokter jadi sorotan. Dokter yang dalam tanda petik tidak punya kewenangan dalam menentukan ketersediaan ruangan menjadi pihak yang paling gampang dituding dan disalahkan. Manajemen RS berada di kantor yang terlindung dan dilindungi petugas keamanan. Dokter berada pada posisi rentan dan muncul di depan TV dan dalam video. Tragis memang. Gampang benar anda cari video-video seperti ini.

Petugas pembiaya tidak berada di tempat. Jika keluarga menghubungi mereka maka mereka dengan tenang akan menjawab bahwa pembiaya akan membiayai semua tindakan, tidak perlu urun biaya. Keluarga memperoleh energi lagi untuk melabrak RS. RS akan menghadapi dilema, menghadapi keluarga, pembiaya dan masyarakat serta media massa. Hal yang sesungguhnya tersembunyi dan tidak dibuka adalah pembiayaan yang tidak mencukupi.

Ini jelas "fraud", tapi pihak RS akan melakukan dalam rangka menekan kerugian. Mungkin saja manajemen bepikir bahwa itu adalah "trick".

Tipis sekali batas antara curang dan trick. Semua pihak harus terbuka untuk dikoreksi. Tentu saja ada yang bertanya. Apakah ini terjadi di Indonesia?

Bukan, bukan di Indonesia. Ini terjadi di tempat lain. Di Indonesia beda, asuransinya bagus, didesain menyenangkan semua pihak. Pembiaya senang, RS senang, dokter nyaman dan keluarga pasien dilayani dengan benar. Tidak, tidak ada masalah di Indonesia, ini bukan di Indonesia. Pembiayaan di Indonesia memadai, manajemen asuransi sosialnya sangat bagus, makanya mereka dibayar mahal dan mendapat fasilitas yang bagus dan diatur oleh Undang-undang.

Jakarta, 7 Desember 2017

Patrianef

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun