Mohon tunggu...
Patra Rina Dewi
Patra Rina Dewi Mohon Tunggu... lainnya -

seorang penikmat kerja sosial yang suka menulis apa saja yang dirasakan, mudah-mudahan memberi energi positif buat yang baca

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jangan Terbius dengan Kata "Hanya" : untuk Pebisnis Pemula

1 November 2014   03:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:59 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sebelum saya mengawali tulisan ini, saya berbaik sangka bahwa pebisnis kawakan tidak akan mengasihani saya atas pengalaman pribadi yang mungkin bermanfaat untuk teman-teman yang sedang berpikir, "Bagusnya bisnis apa ya?"

Dua tahun yang lalu, saya rajin sekali mengakses twitter dan sampailah pada kultwit seorang entrepreneur muda yang saya kagumi. Beliau kultwit tentang perjuangan seorang pengusaha yang akhirnya punya omzet milyaran rupiah. Saya tertegun pada sebuah ta wit dengan kata-kata "Hanya 20 Juta", maksudnya dengan modal 20 juta saja kita sudah bisa mengawali usaha. Saya kemudian menyemangati diri sendiri untuk memilih bisnis ini. Tentu saja awalnya saya meluncur dulu ke website si pemilik bisnis. Bisnis franchise kata orang risikonya lebih bisa diantisipasi, dengan berbagai pertimbangan berikut :

1. Brand nya sudah dikenal

2. Produknya tinggal pilih

3. Ada bimbingan langsung dari owner

4. Promosi difasilitasi oleh owner

Di websitenya saya menemukan keuntungan-keuntungan yang akan didapatkan selama menjalin kemitraan, sepertinya menjanjikan masa depan yang indah. Disampaikan juga kalau Break Event Point (BEP) dalam waktu 4 bulan.

Dengan penuh semangat (karena katanya bisnis itu baru bisa jalan kalau berani memulai), saya kontaklah si owner dan kemudian saya dikirimi sebuah proposal dan harus membayar biaya administrasi sebagai "tanda jadi" kemitraan. Setelah itu, saya dikasih waktu paling lama satu bulan untuk mencari toko dan memesan produk awal sebesar Rp. 15 juta. Jadi "Hanya 20 juta" itu adalah total dari biaya administrasi dan produk awal.

Setelah menyetor uang 5 juta dan diberi deadline harus memesan produk awal sebanyak 15 juta dalam rentang waktu sebulan, saya mulai hunting kata "dikontrakkan" di setiap jalan yang saya lalui. Saya juga survey harga toko atau outlet di mall. Nah, disinilah masalah mulai muncul. Ternyata, biaya kontrak toko tidak semurah yang saya bayangkan apalagi outlet di mall dan itupun harus bayar dua tahun sekaligus!

What? Biaya awalnya sih memang HANYA 20 JUTA tapi biaya lain-lainnya seperti: kontrak toko, renovasi toko, beli perlengkapan toko (etalase, lemari, dispenser, kipas angin dll) jutru 3 kali lipat lebih besar.

Sekali mengambil keputusan pantang untuk surut langkah, begitu tekad saya. Sambil merenovasi toko, saya mulai memesan barang yang diwajibkan di awal sebanyak Rp. 15 juta. Dan setelah barang sampai, saya sempat tertegun karena jumlahnya tidak cukup untuk display, hanya seperempat dari luas toko yang terisi. Akhirnya saya harus beli barang lagi untuk membuat toko padat berisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun