Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ilmu Pertahanan sebagai Dasar Kehidupan

29 Desember 2021   05:45 Diperbarui: 29 Desember 2021   05:56 1423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar: anantakusumawibawa.wordpress.com

Semangat juang atau moril sangat penting, terutama untuk mengalahkan musuh yang memiliki kekuatan persenjataan yang berlebih (dari sisi kuantitas dan kualitas, serta teknologi persenjataan). Pengalaman melawan musuh yang kuat terjadi pada masa perang merebut dan mempertahankan kemerdekaan. 

Pasukan TNI dan Rakyat Indonesia dapat memenangkan perang Kemerdekaan, baik Perang Kemerdekaan I maupun Perang Kemerdekaan II, karena didukung oleh semangat juang para pejuang, seperti: 

1. "Merdeka atau Mati"; 

2. "Lebih baik Mati Berkalang Tanah daripada Dijajah Kembali Belanda'; 

3. "Pantang Menyerah"; dan 

4. "Indonesia Cinta Damai tetapi lebih Cinta Kemerdekaan". 

Slogan-slogan semangat juang terus menggema dan berada di dalam hati sanubari para pejuang yang dengan gigihnya melawan pasukan musuh yang jauh lebih modern. Pasukan Belanda dapat dikalahkan dengan semangat juang yang menggelora tersebut. 

Panglima Tertinggi Belanda di Indonesia, yaitu Jenderal Spoor, bahkan mati dengan keterangan yang tidak jelas karena memikirkan betapa sulitnya mengalahkan TNI yang diperkirakan akan dikalahkan hanya dalam hitungan "seminggu atau dua minggu." Tetapi ternyata dengan strategi Perang Gerilya yang didukung seluruh rakyat, TNI dapat mengalahkan Belanda. 

Dengan demikian, untuk mencapai tujuan mempertahankan hidup (kemerdekaan) tersebut pada dasarnya memerlukan etika moral dan semangat juang dalam proses mencapainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun