Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ilmu Pertahanan sebagai Dasar Kehidupan

29 Desember 2021   05:45 Diperbarui: 29 Desember 2021   05:56 1423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar: anantakusumawibawa.wordpress.com

Ilmu pertahanan maupun filsafat pertahanan dihasilkan dari sumber yang sama, yaitu pikiran (akal, budi, rasio, pemahaman, alasan) manusia. 

Agama bersumber kepada wahyu Tuhan YME menjurus pada pemahaman melalui "rasa dan keyakinan." Ilmu pertahanan mencari kebenaran melalui riset (penyelidikan), empiris (pengalaman), dan eksperimen (percobaan) dalam upaya mempertahankan hidup. 

Filsafat pertahanan mendekati kebenaran dengan menjelajahi akal budi secara mengakar atau radikal, integral, dan universal, atau dengan kata lain dikenal sebagai "alat" yang disebut logika dalam upaya mempertahankan hidup. 

Dalam mencari dan menemukan kebenaran agama, manusia mempertanyakan dan mencari jawaban atas berbagai permasalahan mendasar dalam upaya mempertahankan hidup dari atau kepada kitab suci, kodifikasi, sabda atau firman Tuhan YME melalui utusanNya. 

Kebenaran ilmiah (ilmu pertahanan) merupakan kebenaran positif, yaitu kebenaran secara nyata atau fakta yang berlaku sampai waktu tertentu atau saat ini. 

Di sisi lain, kebenaran filsafat pertahanan merupakan kebenaran spekulatif, yaitu dugaan yang masih harus dibuktikan secara empiris atau didasarkan pada pengalaman, eksperimental, maupun riset. 

Kebenaran ilmiah maupun kebenaran filsafat tersebut, keduanya memiliki sifat nisbi atau relatif berbeda dengan kebenaran agama. Kebenaran agama memiliki sifat mutlak atau absolut. Ajaran agama merupakan wahyu yang diturunkan oleh Tuhan Yang Maha Mutlak, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Benar, dan Yang Maha Sempurna. 

Ilmu maupun filsafat, keduanya diawali dengan ketidakpercayaan terhadap sesuatu, baru kemudian dapat menemukan kebenaran, walaupun bersifat sementara pula. 

Agama diawali dengan sikap percaya manusia pada iman dalam upaya mempertahankan hidup. Agama dijalankan melalui rasa dengan bakti yang tulus, sehingga mampu merasakan kehadiran Tuhan YME sebagai kebenaran itu sendiri sebagai alasan dan tujuan manusia mempertahankan hidup. 


Titik Singgung 

Tidak semua permasalahan yang ditanyakan manusia terkait pertahanan mampu dijawab secara positif oleh ilmu pertahanan. Ilmu pertahanan memiliki keterbatasan atau terbatas pada subjek (penyelidik), pada objek (baik objek material maupun objek formalnya), dan pada metodologinya. 

Namun, tidak semua permasalahan yang belum atau tidak terjawab oleh ilmu dengan sendirinya dapat dijawab oleh filsafat pertahanan. Jawaban filsafat pertahanan memiliki sifat yang spekulatif serta alternatif mengenai suatu masalah asasi yang sama ketika alasan untuk mempertahankan hidup bisa berbeda dengan tujuan yang ingin dicapai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun