Mohon tunggu...
Evangeli
Evangeli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hiduplah sesuai dengan tujuan keberadaan kita yang sesungguhnya di dunia.

Hidupku memang belum sempurna, tetapi aku selalu berusaha untuk mengejar kesempurnaan itu. Peziarahan untuk meraih kesempurnaan adalah perjuangan kita seumur hidup.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Kasus dan Penilaian Moral dalam Film "Eye in The Sky"

28 April 2021   10:33 Diperbarui: 28 April 2021   10:47 1939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jadi, dalam perisriwa tersebut pelaku tidak punya pilihan lain, selain harus ada yang menjadi korban. Mengorbankan satu orang ataukah mengorbankan banyak orang; menyaksikan bom bunuh diri yang dilakukan teroris dengan memakan korban kurang lebih delapan puluh orang warga sipil atau menyaksikan seorang gadis kecil Alia yang tidak berdosa kehilangan nyawanya. Hal ini menjadi pilihan yang sangat sulit yang harus diambil Steve Watts dan Katherine Powell. Watts pun menunda untuk menembakkan rudal hellfire. Ia meminta pendapat dan keputusan dari atasannya, dari Powell, Benson dan para petinggi. Tetapi dari para petinggi belum menghasilkan keputusan yang tepat, masih banyak pertimbangan dan keadaan semakin gawat, semakin tegang. Berbagai usaha pun dilakukan oleh Powell  untuk membuat Alia pindah, supaya rudal hellfire segera diluncurkan. Ia memerintahkan Farah untuk mengusir gadis tersebut dengan cara membeli semua roti bermaksud agar Alia pergi dari target, namun usai membayarnya sampulnya hancur dan dia terpaksa kabur tanpa membawa roti. Alia pun mengambil kembali roti dan menjualnya. Situasi semakin tegang. Akhirnya, Kolonel Katherine Powell mengambil keputusan untuk menembak  rudal hellfire. Ia kemudian memerintahkan pilot Steve Watts meluncurkan rudal hellfire dan dengan berat hati sang pilot menembakkan rudal tersebut. Alia pun menjadi korban. Presentase kematiannya 45-65%, tetapi satu konspirator teroris masih selamat dan rudal kedua pun diluncurkan tepat saat orang tua Alia mencapai Alia. Alia kemudian dibawa ke rumah sakit, tetapi nyawanya tidak terselamatkan. Siapa yang harus disalahkan dalam peristiwa ini? bagaimana penilain moral terkait dengan peristiwa tersebut?

Perbuatan manusia itu tidak tunggal, melainkan kompleks. Maksudnya, tindakan membunuh, misalnya, jelas bukan hanya merupakan tindakan menghilangkan nyawa orang lain begitu saja. Tindakan membunuh terdiri atas elemen-elemen perbuatan yang kompleks. Tindakan itu mengalir dari rentetan motivasi untuk melakukan pembunuhan. Dalam menegaskan motivasi, terdapat pula preferensi nilai atau gradasi pertimbangan baik buruk sampai kemudian tercetus keputusan untuk membunuh. Tetapi, keputusan membunuh belum merupakan perbuatan pembunuhan. Keputusan menjadi suatu perbuatan pada waktu kehendak mengeksekusinya dalam tindakan. Jadi, dalam tindakan membunuh, ada banyak elemen perbuatan yang berpartisipasi di dalamnya: motivasi, kehendak, eksekusi kehendak dalam perbuatan.

Karena kompleksitas perbuatan manusia, penilaian moralnya juga kompleks. Artinya, tidak setiap tindakan membunuh dipandang salah. Ada banyak faktor yang memengaruhi kita dalam melihat tindakan pembunuhan dan menghasilkan penilaian moral yang beragam. Demikian pula dengan kasus yang lain, misalnya pencurian. Orang yang mencuri karena terpaksa (misalnya karena tidak memiliki apa pun untuk dimakan) jelas berbeda dengan orang yang mencuri karena rakus (misalnya para koruptor--yang hasil pencuriannya untuk berfoya-foya atau untuk membiayai wanita-wanita simpanannya).

Orang yang hanya berniat membunuh atau mencuri jelas tidak bisa dikategorikan sebagai orang yang membunuh atau mencuri. Penilainnya berbeda. Misalnya Memnunuh karena dendam yang lama, berbeda dengan membunuh dalam situasi khusus seperti untuk meyelamatkan diri, dalam perang atau seperti terjadi dalam perbuatan yang ditunjukkan dalam film "EYE IN THE SKY" atau kasus aborsi untuk menyelamatkan nyawa ibu. Demikian pula sebaliknya, pencurian atas harta karun negara dan tindakan pencurian ayam tetangga juga jelas memiliki konsekuensi penilaian yang tidak seragam. Keanekaragaman penilaian ini menunjukkan bahwa perbuatan manusia itu kompleks. Mengenai perbuatan manusia, kita bisa membedakan antara volition dan action. Volition berarti kehendak dalam artian tegas yang dapat masuk dalam kualifikasi baik buruk secara moral; dan action memaksudkan eksekusi/pencetusan kehendak yang kita tampilkan di bawah kontrol kita.

Kehendak dan perwujudannya memang tidak bisa dipisahkan apabila suatu tindakan manusia dapat disebut sebagai tindakan lengkap. Tetapi, keduanya bisa dibedakan. perbuatan yang diambil dalam situasi khusus seperti diterangkan di atas dapat diterima jika ada alasan besar yang seimbang. Hal ini mengandung arti bahwa mengandung syarat atau tidak ada jalan lain untuk mencapai akibat positif yang dituju. Tetapi, harus dibedakan antara (a) menyebabkan suatu bahaya sebagai akibat sampingan untuk mencapai tujuan yang baik dan (b) menyebabkan suatu bahaya sebagai suatu cara untuk mendapatkan tujuan yang baik. Point terakhir (point b) tidaklah pernah dibenarkan. Penerapan point (b) dapat mengakibatkan seseorang tidak lagi melihat obyek moral dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh: seorang pelajar tidak dapat menyontek, walaupun dengan tujuan yang baik, yaitu mendapatkan nilai yang baik dan menyenangkan orang tua. Contoh yang lain, adalah tindakan pembunuhan bayi (aborsi) dengan alasan bahwa keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sang bayi. Contoh-contoh di atas memperlihatkan bahwa cara yang diambil adalah suatu hal yang buruk, walaupun mempunyai tujuan yang baik. Dan hal ini tidak dapat ditolerir dan secara moral tidak dapat dibenarkan.

Dalam point pertama (point a), maka seseorang diijinkan untuk menjalankan cara tersebut, walaupun menimbulkan bahaya. Perbedaaannya dengan point (b) adalah bahaya tersebut adalah bukanlah cara yang dipilih, namun merupakan akibat samping, yang tidak disengaja atau yang tidak diinginkan, yang dilakukan setelah mempertimbangkannya secara proposional. Dari prinsip di atas, maka seseorang tidak akan pernah diijinkan untuk mempunyai kehendak jahat secara langsung, baik sebagai suatu tujuan maupun sebagai cara. Seseorang yang mencuri untuk mencukupi kebutuhan keluarganya adalah contoh cara yang jahat, karena obyek moral "mencuri" adalah sesuatu yang jahat. Seseorang mafia yang memberikan sumbangan sosial yang begitu besar dengan tujuan untuk menutupi perbuatannya yang jahat adalah contoh dari tujuan yang jahat.

Ada hal lain juga yang harus diperhatikan (seperti yang sudah diterangkan sebelumnya) bahwa untuk menentukkan tindakan secara moral baik, bermoral atau tidak/dosa, ada tiga hal yang perlu dilihat yaitu obyek moral, keadaan dan maksud pelaku. Mengenai hal ini, St. Thomas Aquinas mengajarkan bahwa jika satu saja dari ketiga hal itu tidak dipenuhi dengan baik atau  sesuai dengan akal sehat, maka perbuatan dikatakan sebagai kejahatan; dan karenanya merupakan "dosa", sedangkan perbuatan yang baik harus memenuhi syarat ketiga hal di atas. Dasar ini dapat kita pakai untuk menilai semua perbuatan, apakah itu dapat dikatakan perbuatan baik/ bermoral atau tidak/ dosa.

Di bawah ini kita akan melihat perbuatan yang dilakukan oleh Kolonel Katherine Powell dan pilot terutama Steve Watts dalam hubungan dengan prinsip penilaian moral di atas.

1). Kolonel Katherine Powell

Maksud atau kehendak dari Powell adalah baik karena tidak mengandung voluntarium directum. Hal ini dapat dilihat dari perbuatannya yaitu misinya untuk menangkap tiga dari sepuluh pemimpin All Shabaab di tempat persembunyian Nairoby. Tetapi tujuannya misinya berubah karena Orang suruhannya yaitu Farah mendapati tiga orang teroris telah siap melakukan aksi bom bunuh diri. Karena situasi terdesak, ia pun memerintahkan untuk meluncurkan rudal hellfire guna mencegah tindakan bom bunuh duri yang akan membawa banyak korban jiwa. Jadi, kematian Alia merupakan sesuatu yang terjadi diluar perencaan Powel, bukan merupakan tujuan utama Powel. Hal ini pun bukanlah sarana yang dipakai Powel untuk mencapai misinya. Kematian Alia adalah indirect voluntarium. Berbagai usaha telah dilakukan oleh Powell  untuk membuat Alia pindah, supaya rudal hellfire segera diluncurkan. Ia memerintahkan Farah untuk mengusir gadis tersebut dengan cara membeli semua roti bermaksud agar Alia pergi dari target, namun usai membayarnya sampulnya hancur dan dia terpaksa kabur tanpa membawa roti. Alia pun mengambil kembali roti dan menjualnya.  Usaha  Powel gagal. Situasi semakin tegang. Dari usaha Powel ini menunjukkan bahwa ia tidak punya maksud direct untuk membunuh Alia.

2). Pilot Steve Watts

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun