Mohon tunggu...
Pascalis PeWe
Pascalis PeWe Mohon Tunggu... Full Time Blogger - wirausaha sejak usia 37 th

Jangan takut memulai usaha, yang kamu takutkan justru ketika kamu terlambat memulainya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kematian Short News, Era Online Journalism

21 Juni 2012   01:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:43 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_196060" align="aligncenter" width="645" caption="dok.sylabi Mindy McAdam"][/caption]

Pertemuan gue dengan Prof Mindy McAdam dosen University of Florida US memecahkan kepenatan perihal dinamika media massa yang berkembang di Indonesia dan dunia yang begitu-gitu aja –sekaligus mengguncang rasa percaya diri gue sebagai jurnalis. Prof Mindy secara radikal mengkategorikan media massa yang menyajikan hard news dalam karegori tradisional media.

Prof Mindy McAdam: The old business model for newspapers, radio and TV was that the audience was trapped – inside their national borders, inside their national language

Lanjutnya:

Text is not only newspaper. Video is not only television. Audio is not only radio. Tv Journalism are writing. The learn to show news by write. Traditional “hard news” is short, simple, temporary. Journalism is more than only “hard news”. Serious and important topics: Not short, not simple, not temporary.

Apa yang dikatakan Prof Mindy benar adanya. Surat kabar, televisi dan radio kita sedang bersenang senang dengan straith news, short news. Mereka meraup untung dari kecepatan. Kecepatan adalah kekuatan. Melempar bola panas dan kadang meninggalkan begitu saja. Bola panas berbentuk short news kasang disajikan short time juga. Setelahnya bisa jadi dalam bentuk interpretasi yang kadang tak dikompilasi oleh media yang bersangkutan. Inilah kelemahan media.

Sayangnya surat kabar, televisi, dan radio yang memegang peranan penting dalam distribusi informasi justru tak menyadari kelemahannya. Media terlalu sibuk dengan HARI INI dan melupakan masa lalu bahkan masa depan. Dari sisi konten dan konsep media televisi, radio dan surat kabar lemah dalam mengelola informasi. Saat kecepatan dan aktualitas menjadi kunci kesuksesan mereka lupa bahwa informasi dapat menjadi temporer saat tak dikelola.

Pikir aja, pemirsa tidak bisa kembali ke berita televisi sehari sebelumnya bahkan sebulan sebelumnya. Begitu pula dengan pendengar radio dan pembaca surat kabar. Belum lagi keterbatasan ruang dan waktu yang jelas jelas mematikan media media ini.

1340242784381777988
1340242784381777988
Emang lo bisa ngatur berita televisi pagi agar bisa ditonton pas makan siang? Tentu tidak, namun dari segala keterbatasan ini media televisi, radio dan surat kabar masih menjadi favorit orang Indonesia karena murah. Sementara jurnalistik online yang jelas jelas memecah kebuntuan dan memenuhi kekurangan tiga media konvensional dengan menyuguhkan informasi yang melintasi ruang dan waktu agak sedikit “malas” dikembangkan. Hal ini terjadi karena akses internet di Indonesia sangat-sangat

Prof Mindy McAdam: The Internet has been breaking open that trap. As the Internet becomes faster and cheaper – little by little, in every country – the people turn away from the local and national media. They turn to the Internet as their main source of news.

Kapanpun lo mau akses informasi tak perlu nunggu pagi atau jam yang sama. Click and touch, semua informasi akan hadir dimanapun. Ruang dan waktu menjadi kawan bagi jurnalisme online. Belum lagi jurnalisme online menyediakan ruang untuk tak sekedar menyajikan format teks dan foto tetapi telah masuk ke ranah multimedia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun