Di pedukuhan yang asri dan indah, suasana disana masih alami, burung burung bernyanyi dan berlarian kesana kemari, jalanan masih dipenuhi lumut hijau yang membentang menyusuri jalanan. Begitu empuk kalau melewatinya. Seorang gadis cantik jelita, ramping, berjalan memegang kepala sebelah kiri karena habis disiksa dan di lempari batu oleh teman temannya. Begitulah nasibnya sehari hari.
Hidup yang begitu keras dialami hampir setiap hari dia berusia 15 tahun. Menyusuri hutan untuk sekedar mencari ganjal perut dia pergi kehutan belantara yang menyeramkan di samping rumahnya setiap hari. "Gadis bodoh," sebuah batu menghantam tubuh ramping dan jenjang "settttt... setttt.... settttt" membuat dia tersungkur dan merintih kesakitan menahan rasa sakit dan kebencian yang mendalam, "Mampus kau Haaaaa .....haaaaa ....haaaa..... " hanya itu yang jelas terdengar sebelum kemudian dia pingsan tak sadarkan diri.Â
"apa salahku... Apa salahku.... Oh yang Widi...." Merintih dan sejurus kemudian dia mencoba bangkit melawan keadaan. Hanya cibiran dan gelak tawa yang masih dia ingat sebelumnya yang dia dapat.Â
Tidak berhenti disitu ternyata teman temannya masih melingkarinya sambil menyiram nyiram tubuhnya dengan air kotor dan melemparinya dengan tanah, gadis itu bernama linggi.
Malang sungguh malang.Â
Mereka kembali menganiaya linggi dengan membabi buta tapi apa mau dikata dia belum memiliki kekuatan hanya tekad saja alhasil diapun jatuh pingsan karena tak kuat menerima serangan teman - temannya.
Pagi buta itu linggi Pramesti Prameswari berlarian menuju hutan Gunung Gede sambil mengedarkan pandangan berlari lincah sesekali bersembunyi dibalik pohon cereme besar.Â
Dari arah kaki gunung sekelompok anak perempuan membawa tangkai kayu dan sejenisnya datang kembali dengan garang dan berencana membully kembali benar saja mereka langsung mengejar dan menyerang kembali dan serangan bertubi tubi pun dari teman - temannya tidak dapat dihindarinya tak ada ampun tak ada belas kasihan.Â
Linggi terus berlari dengan darah yang sebagian telah mengering dan luka baru telah menganga di setiap tubuhnya sampai kemudian dia loncat kedalam jurang yang entah apa dalam pikirannya. Jurang yang begitu gelap dan dalam disanalah kini sesosok tubuh penuh luka terbaring tak sadarkan diri.
Elang terbang melintas lapar mencari mangsa menukikÂ
"Klikkkk.... Klikkkkk.... Klikkkk"