Mohon tunggu...
Parlin Tua Sihaloho
Parlin Tua Sihaloho Mohon Tunggu... Mahasiswa

Menulis, membaca dan menonton

Selanjutnya

Tutup

Medan

Ulos: Benang-Benang yang Merajut Cinta dan Identitas Batak

12 Agustus 2025   18:35 Diperbarui: 12 Agustus 2025   18:35 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Artis" Indonesia sedang mengenakan Ulos (Sumber :Dokumentasi IDN Times) 

Kalau kau lahir dan besar di tanah Batak, ada satu benda yang pasti hadir di hampir setiap momen penting hidupmu dari lahir, menikah, sampai pulang ke tanah. Namanya "ulos". Sebuah kain tenun yang, kalau cuma dilihat sekilas, mungkin terlihat biasa. Tapi bagi orang Batak, ulos itu bukan sekadar kain. Dia adalah "bahasa cinta yang dijahit dengan doa, sabar, dan makna".

Jejak Sejarah: Dari Tangan ke Warisan

Ulos sudah ada jauh sebelum listrik masuk ke desa-desa di Sumatera Utara. Dulu, menenun adalah pekerjaan yang dilakukan perempuan Batak di sela mengurus rumah dan ladang. Prosesnya panjang, kadang memakan waktu berminggu-minggu untuk satu lembar ulos. Filosofinya sederhana tapi dalam: segala yang bernilai, perlu waktu dan kesabaran.

Setiap corak ulos punya nama dan cerita sendiri. Ada "Ulos Ragi Hotang" yang melambangkan kekuatan dan persatuan, ada "Ulos Ragidup" yang sering dipakai saat pernikahan, hingga "Ulos Sibolang" yang biasanya hadir di upacara kematian. Jadi, ulos bukan cuma kain, tapi arsip visual tentang hidup orang Batak.

Menenun ulos dimulai dari memilih benang. Dulu, benang itu diwarnai dengan pewarna alami daun, kulit kayu, atau akar tumbuhan. Lalu benang itu disusun di alat tenun tradisional yang terbuat dari kayu. Tangannya bergerak maju-mundur, tapi pikirannya penuh doa untuk orang yang akan menerima ulos itu.

Bahkan dalam pemberiannya, ulos selalu diiringi ucapan berkat. Misalnya, saat pernikahan, orang tua akan "mangulosi" (memberikan ulos) sambil berkata, "Sai tondimu gabe, sai horas ma di hita sude"yang artinya "Semoga jiwamu kuat, semoga kita semua sehat dan bahagia."

Bagi orang Batak, ulos adalah simbol kasih sayang, restu, dan ikatan keluarga. Dia adalah pengingat bahwa hidup itu dijalani bukan sendirian. Ada orang-orang yang mendoakanmu, bahkan saat kamu sedang merasa sendiri.

Nilai ini masih relevan sampai sekarang. Di tengah dunia yang serba cepat dan instan, ulos mengajarkan pentingnya proses, kebersamaan, dan merawat hubungan. Mungkin itulah kenapa, meski banyak kain modern bermunculan, ulos tetap punya tempat istimewa di hati.

Ulos di Mata Generasi Muda

Sekarang, banyak desainer muda yang mulai menggabungkan ulos ke fashion modern jaket, tas, sepatu, bahkan sneakers. Anak muda Batak mulai bangga memakainya di konser musik, acara kampus, atau nongkrong di kafe. Ini cara kreatif melestarikan budaya tanpa membuatnya terasa kuno.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Medan Selengkapnya
Lihat Medan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun