Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Nasi Jeruk : Aroma Jambi, Selera Malang

4 Oktober 2025   18:06 Diperbarui: 4 Oktober 2025   18:06 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nasi Jeruk : Aroma Jambi, Selera Malang

Di Indonesia, nasi bukan sekadar makanan pokok. Ia adalah identitas budaya, simbol kebersamaan dan jejak sejarah yang terus berlanjut dari generasi ke generasi. Setiap daerah di Nusantara memiliki kreasi nasi dengan bumbu, lauk, dan cara penyajian yang khas. Ada nasi liwet dari Solo, nasi uduk dari Jakarta, nasi kuning dari Makassar, hingga nasi gemuk dari Jambi. Dari Jambi pula lahir satu hidangan unik yang dikenal sebagai nasi jeruk.

Nasi jeruk adalah sajian nasi dengan aroma harum, warna kuning keemasan, dan rasa gurih yang kuat. Nama "jeruk" bukan merujuk pada buah jeruk manis, melainkan pada penggunaan daun jeruk purut yang memberi kesegaran rasa. Di Jambi, nasi jeruk umumnya dimasak dengan berbagai rempah seperti kunyit, serai, salam, jahe, hingga bawang merah dan bawang putih yang ditumis, lalu diaduk ke dalam beras. Hasilnya adalah nasi yang wangi, lembut, dengan karakter bumbu yang kompleks.

Petugas warung makan Hana sedang sibuk melayani pesanan. Foto : Parlin Pakpahan.
Petugas warung makan Hana sedang sibuk melayani pesanan. Foto : Parlin Pakpahan.

Namun, pengalaman saya mencicipi nasi jeruk tidak terjadi di Jambi, melainkan di Malang, Jawa Timur. Kota ini, selain dikenal dengan hawa sejuk dan budaya akademiknya, juga menjadi rumah bagi aneka kuliner nusantara yang dibawa oleh para perantau. Salah satunya adalah nasi jeruk, yang kini tampil dengan ciri khas Malang.

Jejak Pertama : Warung Minimalis di Merjosari

Belum lama ini saya singgah di bilangan Merjosari, tidak jauh dari Kantor Kelurahan Merjosari, Malang. Di sana berdiri sebuah warung makan sederhana, dengan desain minimalis, tapi cukup ramai oleh pengunjung. Rupanya, sebagian besar pelanggan memesan lewat aplikasi daring, terutama ShopeeFood. Seorang driver yang sedang menunggu pesanannya berbisik, "Kebanyakan mahasiswa, Pak, yang jadi pelanggan tetap."

Petugas warung makan Hana sedang sibuk melayani pesanan. Foto : Parlin Pakpahan.
Petugas warung makan Hana sedang sibuk melayani pesanan. Foto : Parlin Pakpahan.

Harga yang ditawarkan memang ramah kantong, cocok untuk kantong mahasiswa. Satu porsi nasi jeruk polos tanpa sambal dihargai Rp 5.000. Menu dengan lauk lebih variatif : Nasi Jeruk Ayam Crispy Rp 14.000, Nasi Jeruk Kulit Krispy Rp 11.000, Nasi Jeruk Nugget Rp 10.000, hingga Nasi Jeruk Spicy Wings Rp 14.000. Sejauh ini lauk yang tersedia baru seputar ayam dan olahannya. Sang petugas warung berkata, "Ikan laut dari Sendang Biru nanti menyusul."

Saya memilih Nasi Jeruk Kulit Krispy. Perpaduan nasi yang harum dengan sensasi kulit ayam goreng yang renyah ternyata memberi kesan tersendiri. Apalagi ditambah sambal bawang yang pedas menyengat, lidah saya serasa diajak berdansa. Kombinasi sederhana ini terasa lengkap : wangi daun jeruk, gurih santan, dan pedas segar sambal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun