Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Festival Malang Jadoel : Antara Romantisme Tempo Doeloe dan Realitas Kekinian

5 Juli 2025   19:49 Diperbarui: 5 Juli 2025   19:49 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Malang Jadoel Tempo Doloe. (Sumber : Putri via kanal24.co.id).

Festival Malang Jadoel : Antara Romantisme Tempo Doeloe dan Realitas Kekinian

Festival Pasar Kangen : Malang Jadoel 2 kembali hadir pada 30 Juni hingga 6 Juli 2025, menyapa masyarakat Kota Malang dalam suasana yang dibalut semangat peringatan Hari Jadi Kota Malang ke-111, Bulan Bung Karno, dan Hari Bhayangkara. Di atas kertas, acara ini seharusnya menjadi ruang nostalgia yang mempertemukan publik dengan semangat zaman lampau - tempo doeloe - melalui makanan tradisional, pertunjukan budaya, dekorasi antik, dan interaksi sosial bernuansa klasik.

Namun kenyataan di lapangan berbicara lain. Alih-alih mendapat pujian penuh, festival ini justru menuai gelombang kritik dari masyarakat, terutama warganet yang merasakan ketidaksesuaian antara judul acara dan konten yang ditawarkan. Dari komentar di berbagai kanal media sosial, terutama TikTok, muncul sorotan tajam terhadap komposisi kuliner yang disuguhkan. Makanan-makanan modern seperti baby crab, croffle, korean food, sushi, dan dimsum mendominasi deretan tenant. Sementara makanan tradisional seperti cenil, lupis, serabi, jenang, atau ketan kelapa justru terpinggirkan atau bahkan nyaris tidak ditemukan.

"Malang tempo dulu, tapi jualannya Korean food," sindir akun TikTok @sasiproduksi. Komentar ini viral, mewakili keresahan kolektif warga yang berharap bisa bernostalgia, namun justru disuguhi atmosfer pasar malam kekinian.

Romantisme Malang Tempo Doeloe

Kritik yang paling banyak muncul bukan semata soal makanan modern, tetapi kekecewaan karena tidak tercapainya vibes "tempo doeloe" yang dijanjikan dalam judul festival. Banyak pihak membandingkan dengan Festival Malang Tempo Doeloe yang dahulu rutin digelar di Jalan Ijen. Dalam kenangan publik, Jalan Ijen saat festival seakan menjadi mesin waktu : pedagang berbusana lawas, stan kuliner dengan tampilan kuno, alunan musik keroncong, dan iring-iringan budaya lokal seperti Bantengan dan Kuda Lumping yang benar-benar menyatu dalam atmosfer.

Akun TikTok @dyah081 menyampaikan, "Maaf banget tempo dulunya hanya bagian depan yang barang antic ... untuk makanannya seperti CFD yang di museum ... vibesnya kurang banget ... maaf ekspektasi saya Malang tempo dulu zaman seperti di Jalan Ijen dulu." Kritik ini menjadi semacam testimoni kolektif bahwa sebagian besar warga Malang menyimpan ekspektasi tinggi terhadap konsep "kembali ke masa lalu" yang selama ini menjadi identitas utama festival semacam ini.

Festival vs Pasar Malam

Salah satu masalah konseptual dalam Pasar Kangen : Malang Jadoel 2 tampaknya adalah kerancuan antara tujuan sebagai festival budaya dan daya tarik pasar malam modern. Di satu sisi, penyelenggara ingin menyuguhkan pengalaman budaya, namun di sisi lain mereka juga ingin festival ramai dan disukai anak muda. Maka, pilihan makanan kekinian dijadikan umpan untuk menarik massa.

Namun strategi ini justru menjadi bumerang. Alih-alih mendapatkan keseimbangan antara konten budaya dan daya tarik kuliner, festival ini kehilangan identitas. Tidak sedikit warga yang menyebut acara ini "seperti CFD", atau "kayak bazar di mall", yang berarti kurang ada diferensiasi dari acara-acara pasar malam biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun