Di tengah geliat pembangunan dan modernisasi Kota Malang, muncul sebuah kejutan manis yang menggugah ingatan kolektif akan sejarah panjang kota ini.Â
Tepat di Jl. Terusan Ijen, bersisian dengan gate penanda wilayah Kelurahan Bareng, berdirilah sebuah kafe unik bernama Cafe Bunker. Lokasinya sangat strategis---persis berada dalam lanskap visual lurus dari Ijen Boulevard yang ikonik, kawasan elite kolonial yang ditata arsitek legendaris Thomas Karsten pada awal abad ke-20.
Yang membuat cafe ini istimewa bukan hanya letaknya yang eksklusif, melainkan bangunan tua di bawahnya yang ternyata menyimpan misteri sejarah di bawah tanah, yaitu sebuah bunker peninggalan Belanda.Â
Cafe ini seolah membuka kembali tabir masa lalu Kota Malang, mempertemukan arsitektur kolonial dengan ruang bawah tanah yang penuh teka-teki. Dalam suasana malam yang hening dan remang cahaya lampu, pengunjung kini bisa menyusuri bunker bersejarah yang dulunya terkubur dalam diam dan tanah selama puluhan tahun.
Menghidupkan Bunker yang Terlupakan
Adalah pasangan suami istri, Dewi Utari dan Haris, yang dengan penuh semangat menyulap bangunan tua seluas 1.100 meter persegi ini menjadi ruang publik kreatif.Â
Proses membersihkan bunker bukan pekerjaan sepele - sekitar sepuluh truk tanah diangkut demi membuka kembali ruang bawah tanah yang telah lama ditinggalkan.Â
Utari, seorang dosen di Universitas Brawijaya sekaligus praktisi perjalanan wisata, menyadari betul potensi besar dari lokasi ini. Dengan semangat, ia menyatakan bahwa bunker ini memang telah lama masuk dalam daftar cagar budaya Kota Malang, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.