Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 4,9% Pada 2025 Nggak Ngaruh

20 Maret 2025   19:20 Diperbarui: 20 Maret 2025   19:20 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monitoring multinational enterprises. (Sumber : oecdstatistics.blog).

Angka-angka proyeksi OECD perlu dicermati tentunya, tetapi signifikansi dampaknya terhadap posisi Indonesia di tatanan global tergantung dari perspektif yang digunakan.

Persepsi Investor dan kepercayaan pasar

OECD adalah lembaga ekonomi internasional yang cukup berpengaruh. Revisi proyeksi dari 5,2% ke 4,9% bisa mengurangi optimisme investor global terhadap ekonomi Indonesia. Jika dianggap sebagai tanda perlambatan ekonomi, ini dapat mempengaruhi arus investasi, terutama dari investor asing yang mempertimbangkan risiko sebelum menanamkan modal.

Dampak terhadap kebijakan pemerintah

Meskipun selisihnya hanya 0,3%, pemerintah Indonesia bisa menjadikannya bahan evaluasi. Jika pertumbuhan ekonomi benar-benar lebih rendah dari target, pemerintah mungkin akan lebih agresif dalam mendorong kebijakan stimulus, insentif pajak, atau proyek infrastruktur untuk menjaga momentum pertumbuhan.

Stabilitas makroekonomi

Dengan inflasi yang diprediksi hanya 1,8% dan suku bunga acuan tetap di 5,75%, Indonesia masih berada dalam zona aman. Ini menunjukkan ekonomi tidak mengalami tekanan berat dari faktor eksternal seperti kenaikan suku bunga global atau gejolak perdagangan internasional.

Posisi di tatanan global

Jika dibandingkan dengan ekonomi global yang juga melambat ke 3,1% di 2025 dan 3,0% di 2026, pertumbuhan Indonesia di 4,9% masih lebih baik dari rata-rata dunia. Namun, jika negara-negara Asia Tenggara lain seperti Vietnam atau Filipina memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi, maka daya saing Indonesia dalam menarik investasi bisa sedikit berkurang.

Selisih 0,3% tidak selalu menentukan

Perubahan dari 5,2% ke 4,9% bukanlah sesuatu yang drastis. Sepanjang fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat (stabilitas fiskal, moneter, dan sosial), revisi ini tidak akan membawa perubahan besar dalam keseharian masyarakat atau kebijakan utama pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun