Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mikro dan Makro Kosmos dalam Spiritualitas Kita

11 Agustus 2023   16:02 Diperbarui: 11 Agustus 2023   16:16 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat Pohon C.G.Jung. Foto: artishockrevista.com

Di sisi lain, perlukah ada dikotomi antara kekuatan yang tampaknya bertentangan? Kita mengatakan ini karena kita tidak dapat memahami seluruh alam semesta dalam pikiran kita, satu-satunya yang konstan sepanjang meditasi kita adalah semuanya terhubung.

Pada tingkat makroskopis dan mikroskopis, materi terus berinteraksi. Kita melihat ini dalam anatomi dan fisiologi, ikatan ionik dan kovalen, reaksi  kimia, persamaan matematika, ekosistem dan orbit planet. Tidak ada keberadaan yang terisolasi. Segala keberadaan ada dalam hubungannya dengan sesuatu yang lain. Bahkan dari tingkat biologis yang paling mendasar, semuanya tentu saling bergantung, dan ini terutama berlaku bagi kita anak manusia.

Jika cinta entah bagaimana bisa diwakili secara matematis. Ide yang ditawarkan adalah "pi". Pastinya pi adalah "bilangan transendental", yang berarti bukan solusi dari persamaan polynomial (bilangan tak tentu) apapun seperti x4+3x^2+2 = 0. Penjelasannya, angka pi adalah benar-benar acak, dan akan selamanya begitu, di beberapa titik, deretan angka apa pun akan terjadi di pi. Jadi, dalam banyak hal, representasi matematis terkait kita dan segala sesuatu di alam semesta, dikodekan di pi. Dan jika memang begitu adanya, maka mungkin cinta dapat dikodekan dalam pi, salah satu konstanta dasar alam semesta.

Pertanyaan berikut dapatkah manusia direpresentasikan secara matematis? The answer, partikel-partikel-lah yang membentuk kita. Partikel-partikel itu boleh jadi lebih banyak dari kita. Percayalah itu ada. Pi dapat merepresentasikan fakta bahwa kita dapat berbagi emosi yang disebut "cinta" yang berarti menunjuk ke realitas yang lebih tinggi yang bahkan jauh lebih indah.

Mungkin realitas itu adalah "self gift" (cinderamata kudus anugerah Ilahi). Jika anda benar-benar memikirkannya, Yang Maha-ada dan alam semesta menganugerahkan dirinya sendiri kepada kita dengan penuh sukacita. Pikirkan tentang hal itu saat anda berjalan. Anda tidak memerintah dan menguasai tanah. Tanah menyerahkan dirinya kepada tubuh anda sebagai tempat untuk berdiri, dan gravitasi adalah kekuatan yang bekerja yang membantu anda tetap di tanah. Semuanya adalah "self gift" dan semuanya terpanggil untuk berinteraksi, berpartisipasi dan berhubungan satu sama lain.

Dalam sebuah peribaratan, katakanlah seorang anak meminta ayahnya untuk memecahkan teka-teki : Ada alasan untuk dunia : Engkau dan Aku". Sang ayah menjawab alasan bahwa dunia begitu terikat dengan pertanyaan, "siapakah aku?". Tetapi, ada rahasia yang masih harus kita temukan, yi misteri awal waktu. Tidaklah bijaksana bagi kita untuk melihatnya .." Sang anak menyela, kemudian berkata, "engkau mencari petunjuk? Aku mencintaimu sepenuhnya tanpa reserve .."

Ada begitu banyak yang tidak kita ketahui, namun pencarian makna keberadaan khusus kita tetap ada. Kita tahu kebenaran yang kita cari hanya dapat ditemukan dalam hubungan. Itu terbukti bahkan di tingkatan biologis di alam semesta. Dan itu dalam hubungan "self gift" atau anugerah diri : Aku mencintaimu dengan bebas."

Yang Maha-ada dalam pengalaman transendental kita adalah sesuatu yang "self gift" itu. Kita disatukan oleh cinta. Kita juga dapat memahami hal ini secara lebih konkret dengan memikirkan tentang laminin (fondasi jaringan protein untuk sebagian besar sel dan organ), yang berbentuk cross (meskipun tampak lebih berlekuk-lekuk di foto), molekul adhesi sel yang menahan satu sel ke sel lain di tubuh kita. Tanpa keluarga protein ini yang menyediakan struktur pada membran dan jaringan kita, pada dasarnya kita akan berantakan. So, dari perspektif yang lebih literal, kita disatukan, dari satu sel ke sel lainnya.

Untuk menjawab pertanyaan dan merenungkan makro kosmos dan keberadaan segala sesuatu, tidaklah salah bertanya kepada sains, matematika dan teknik untuk kemudian dapat berpikir lebih jauh tentang perspektif ini, karena itu adalah bidang yang jarang kita dengar dalam dialog filsafat, teologis dan spritualitas. Bagaimana kita dapat bertemu dengan Tuhan melalui bidang seperti ini? Bagaimana studi ini melibatkan dunia yang kompleks tapi menarik yi tempat kita hidup sekarang? Itu semua akan menggerakkan kita untuk bertanya-tanya.

Memasukkan elemen ilmiah ke dalam diskusi tentang makna eksistensi adalah pendekatan yang sangat bernilai dan dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan antara dimensi spiritual dan alam material.

Konsep ini dapat dibingkai sbb :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun