Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengenal Batu dan Potensi Kepariwisataannya

20 Desember 2022   20:13 Diperbarui: 20 Desember 2022   20:25 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung Panderman, view dari Villa Hadipoeran, Batu. Foto: Parlin Pakpahan

Tak heran Batu memiliki panorama alam indah berudara sejuk, tentunya pembangunan di sektor pariwisata dengan segala inovasi di dalamnya akan menarik minat wisnus maupun wisman untuk mengunjungi Batu sebagai kawasan pegunungan yang mempunyai daya tarik tersendiri.

Suasana guyub dan kekeluargaan di Jatim Park 3. Foto: Parlin Pakpahan.
Suasana guyub dan kekeluargaan di Jatim Park 3. Foto: Parlin Pakpahan.

Boleh dibilang sejak awal abad 19 kepariwisataan Batu telah dikembangkan oleh Belanda, jejaknya al tempat-tempat peristirahatan (villa) bahkan pemukiman ala Eropa di Batu. Legacy Belanda itu kini menjadi salah satu obyek wisata yang menarik bagi para pelancong. Tercatat Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta sempat berkunjung dan beristirahat di kawasan Selecta, Batu di masa perang kemerdekaan.

Dulu, kota Batu merupakan bagian dari Kabupaten Malang. Pada 6 Maret 1993, Batu ditetapkan sebagai kota administratif, kemudian dijadikan kota otonom yang terpisah dari Kabupaten Malang pada 17 Oktober 2001.

Villa Hadipoeran yang disewakan per hari, Jln Bukit Berbunga, Batu. Foto: Parlin Pakpahan
Villa Hadipoeran yang disewakan per hari, Jln Bukit Berbunga, Batu. Foto: Parlin Pakpahan

Kalau Batu disebut bagian dari Malang raya, maka yang perlu dipahami perkembangan Malang raya bermula dari daerah tempo doeloe yang kita belum tahu pasti batas wilayahnya dan bagaimana kesatuan dan persatuannya. Yang pertama pada abad 9 yang dalam prasasti Dinoyo disebut sebagai Kerajaan Kanjuruhan, disusul Kerajaan Medang pada abad 10.

Baru di zaman Belanda Malang dikembangkan pertamakali sebagai gemeente atau kota otonom, dan setelah Belanda hengkang, legacy Belandalah dalam arti wilayah yang dinamakan sebagai Malang raya yi daerah metropolitan yang meliputi kota otonom Malang, kota otonom Batu dan Kabupaten Malang. Kabupaten Malang yang dulu beribukota di kota Malang, sudah sejak awal Otda beribukota di Kepanjen. Keduanya tak jauh dari Malang. Boleh dikata keduanya adalah kota satelit Malang. Dan dalam konteks kepariwisataan titik picunya tentu adalah kota Malang.

Dinosaurus berhadapan dengan Super Hero, Jatim Park 3, Batu. Foto: Parlin Pakpahan
Dinosaurus berhadapan dengan Super Hero, Jatim Park 3, Batu. Foto: Parlin Pakpahan

Pada awal abad ke-19, banyak orang Belanda yang membangun rumah dan bermukim di Kota Batu. Tampak dari banyaknya bangunan berarsitektur khas Belanda yang dapat ditemukan di kota Batu.

Belanda bahkan menyamakan keindahan Batu dengan Switzerland, sampai diberi predikat De Klein Switzerland atau Swiss Kecil di pulau Jawa.

Bangunan fantasi di Jatim Park 3, Batu. Foto: Parlin Pakpahan.
Bangunan fantasi di Jatim Park 3, Batu. Foto: Parlin Pakpahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun