Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Mimpi Buruk Nato, Rusia Menepis Barat di Ukraina

31 Agustus 2022   17:59 Diperbarui: 31 Agustus 2022   18:08 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegagalan sanksi energy Barat terhadap Rusia yang diekspose oleh sebuah media pertambangan. Foto : mining.com

Perkiraan anggaran mengungkapkan emas adalah komoditas ekspor paling menguntungkan kedua di Rusia setelah ekspor energi. 

Larangan itu akan secara signifikan memukul perdagangan Rusia, karena hampir 90% dari pendapatan ekspor emas berasal dari ekonomi G7. 

Meski Rusia masih dapat mengalirkan emas ke ekonomi alternatif di Asia, embargo itu dapat secara efektif mengunci akses Rusia ke pendapatan sekitar US $ 19 miliar per tahun, demikian Menlu AS Antony Blinken dalam wawancaranya dengan CNN. 

Dengan demikian, AS tampaknya bertekad menjatuhkan ekonomi Rusia untuk melumpuhkan ambisi Kremlin di Ukraina.

Manteranya sama, yi memotong pendapatan maksimum ke titik di mana Rusia berkutat untuk membiayai perang di Ukraina. Hanya, strategi itu sepertinya tidak cukup.

Mematok batas harga minyak pasokan Rusia jauh lebih sulit ketimbang melarang impor emas. 

Dalam perekonomian masa  kini, emas tidak terlalu penting untuk kelangsungan ekonomi dan sosial dan, pastinya, emas bukan dasar pergolakan di banyak negara maju yang berjuang keras melawan inflasi yang meroket. 

Sementara ekspor emas Rusia belum dapat mengalir dengan mudah ke pasar alternatif, Rusia sejauh ini telah cukup berhasil menggantikan Eropa sebagai pasar utama untuk pasokan minyak mentahnya.

Enam bulan sejak invasi, pendapatan Rusia dari ekspor minyak sudah naik lebih dari 50%, demikian laporan dari Badan Energi Internasional. 

Sejak invasi, Eropa secara relatif mengurangi ketergantungannya pada minyak Rusia, sementara AS benar-benar melarang impor minyak mentah dari Rusia. 

Namun, India telah memperoleh sekitar seperlima dari total ekspor Rusia sejak invasi -- naik dari di bawah 1% kuota sebelum perang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun