Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Icap-Icip Mie Bakar Celaket Malang

2 Juli 2022   17:16 Diperbarui: 2 Juli 2022   17:16 1356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mie Bakar Celaket Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Jumat 1 Juli 2022 yang baru saja berlalu boleh jadi merupakan salah satu hari yang cukup melelahkan bagiku di kota Malang ini. Bagaimana tidak, hati yang tadinya gembira bakal terima doku pagi ini di bilangan Celaket sebagai uang saku bulanan, ee antrian ambil doku itu koq seperti macetnya jalan raya Cikampek karena rombongan petinggi negara lewat, padahal yang lewat hanya level kroco, koq bisa ya.

Terpaksa cari kopi dululah daripada-daripada. Ketemu dia. Warkop Mas Budi di Jln. Dr. Tjipto. Instan dalam kemasan atau kopi asli racikan Pak? Asli dong. Kopi pun datang. Begitu disruput, untungnya bukan oleh Deni Siregar, wow uenak. Kopi mana nih? Dampit Malang selatan Pak. Matur Suwun yo. Inggih .. Inggih Pak ..

Sambil sruput si hitam manis Robusta Dampit, akupun mulai cari-cari bacaan hangat di media online. Noh Jkw sudah ketemu Putin. Keduanya duduk berhadapan di meja  kecil berdekatan sekali tanpa masker lagi. Syukurlah keduanya sehat dan akrab, tidak seperti yang selama ini diisukan barat bahwa Putin sakit berat maka jarang nongol. Dasar barat si tukang hongdul atau hoax.

Tapi di googling-an berikut. O God Tjahjo Kumolo teman seangkatanku di Undip meninggal dunia baru saja, karena komplikasi dari beberapa penyakit fatal di tubuhnya selama ini.

Selamat jalan kawan, aku teringat betapa kita pernah dekat semasa di kampus dulu. Ada Untung Panuju, Besar Ediyanto dan Oky ketika itu. Engkau adalah seorang yang tak banyak cingcong. Meski demikian, aku terkesan berat ketika ke rumahmu ada terlihat sejumlah buku politik kelas satu yang semuanya adalah literasi politik berbahasa bule. Engkau orang hukum tapi koq iso. Tidak kawan. Itu bacaan bokap, tapi aku diharuskan membacanya selain bacaan hukum. O begitu toh.

Tiba saatnya bye kampus, tak terasa waktu pun berlalu dekade demi dekade. Ee kita ketemu lagi ketika aku berdinas di Timtim. Ya Tjahjo adalah Ketum DPP KNPI saat itu. Engkau cerita Untung sukses di Kalimantan, Besar Ediyanto nggak begitu jelas dan Oky sudah married.

Siomay Udang terbungkus di dalam mie bakar. Foto : Parlin Pakpahan.
Siomay Udang terbungkus di dalam mie bakar. Foto : Parlin Pakpahan.

Lalu beberapa waktu kemudian aku dkk tercampak dari Timtim gegara ulah barat yang sudah sejak awal 1990-an berganti kepentingan agar Indonesia segera keluar dari Timtim. Ketika aku dan anak-isteri landing di kota Malang setelah eksodus dari Timtim yang berdarah-darah, pada suatu kesempatan aku meneleponmu karena engkau sudah jadi Sekjen PDIP ketika itu. Aku yakin engkau pasti sudah punya pengaruh yang lumayan kuat di pusat kekuasaan di Jakarta.

Sayang seribu kali sayang, engkau ternyata tetaplah si peragu meski engkau tahu daku siapa dan bagaimana kedekatan kita dulu. Sejak itu kita tak bertemu lagi dan sekarang engkau sudah di peristirahatan terakhirmu yang damai. Bagaimanapun, once again, selamat jalan kawan.

Usai ngopi, berhubung nomor antrianku masih panjang, akupun jalan-jalan sekenanya dan aku lihat sekolah katholik Cor Jesu. Mengapa tidak bernostalgia saja mengenang anak-anakku yang dulu sekolah disini. So, akupun mengitarinya. Tak banyak yang berubah. Bangunan jadul ex Bolanda ini masih elok dan kokoh, kecuali bangunan SD di bagian belakang yang dindingnya terlalu banyak dicoratcoret pelukis mural tak jelas.

Lalu aku pun ke perempatan belakang gang I Jakgung Soeprapto tak jauh dari pintu masuk sekolah kejuruan Cor Jesu, tak sengaja asal melangkah saja, belok kiri lurus ntah kemanapun itu. Ee koq ramai tuh di depan. Terbaca Mie Bakar Celaket. Set dah dibakar emang sate. Akupun nyelonong masuk. Wuih banyak yang sedang makan, manalagi lahap begitu.

Setelah lirak-lirik menu yang cukup gede tertempel di dinding sebelah kiri ada terbaca daging asap, bratwurst atau sosis Jerman, bakso sapi, cumi, udang, siomay udang, miebak ceplok/omelet, mix daging, mix seafood dll.

Juru dapur dua sedang memproses mie bakar di atas alumunium foil. Foto : Parlin Pakpahan.
Juru dapur dua sedang memproses mie bakar di atas alumunium foil. Foto : Parlin Pakpahan.

Karena masih nggak ngarti, lalu tanya waitress. Itu basicnya semua mie, hanya toppingnya berbeda-beda sesuai selera dan topping kerennya itu tuh Pak "Mozarella". Wow, pake topping mozarella atau keju putar ala Italy juga. Iya dan semua bahan baku yang sudah masak itu nanti ditaruh di atas alumunium foil lalu dibakar oleh petugas.

Lha? Akupun ngelongok dari pintu pesan-bayar yang praktis hanya satu pintu itu saja di bagian tengah Mie Bakar Celaket, tapi tembus pandang karena berkaca. Yang di dalam hanya petugas doang, selebihnya dilarang masuk. Waduhh ..

Akses masuk Mie Bakar Celaket sekaligus parkiran motor. Foto : Parlin Pakpahan.
Akses masuk Mie Bakar Celaket sekaligus parkiran motor. Foto : Parlin Pakpahan.

Peragaan pun dimulai. O dibakar dengan "flame gun", itu tuh alat portable pengapian. Bahan bakarnya ya gas di tabung kecil dengan berbagai merk. Bentuknya terstruktur seperti pistol. Saat membakar obyek, pelatuknya dipencet yang memicu pantikan api dan nyala biru dari flame gun yang lumayan keren itu.

Setelah jeprat-jepret seperlunya, terutama yang lagi ngebakar mie di dalam, aku pun duduk di meja 3 dan coba-coba pesan Siomay Udang. Pesanan pun datang, aku lihat ada piring kosong berisi sumpit thoq dan di sebelahnya ada sebongkah muatan dalam alumunium foil. Ya, hasil bakar-membakar obyek di atas lembar alumunium foil di ruang processing itu sekaligus sebagai pembungkus mie bakar. Pembungkus tahan api itu dilipat nyaris persegi empat seperti lipatan Mbak Atiek yang biasa membungkus gado-gado untukku. He He ..

Bongkahan alumunium foil tahan api itu pun aku buka dan menuangkan isinya yang masih panas kedalam piring makan. Oya, Siomay Udangnya yang sudah dibalut seperti dimsum ada di dalam mie bakar. Setelah dioblak-ablek pakai sumpit, dimsum udang yang hanya dua potong itupun nongol.

Icap-icip pun finish. Ternyata lumayanlah daripada-daripada. Tapi sepertinya koq agak mirip Beef Spaghetti tanpa pepper buatan Domino's Pizza ya, apa buka bacaan nih ..

Juru dapur dua sedang memproses mie bakar di atas alumunium foil. Foto : Parlin Pakpahan.
Juru dapur dua sedang memproses mie bakar di atas alumunium foil. Foto : Parlin Pakpahan.

Yang kurang saya kira hanya aroma bakarnya saja. Sudah tepat kalau disebut mie bakar dengan segala variasinya disitu, tapi karena terlalu memperhitungkan pengiritan beaya energi dari flamed gun, maka aroma bakar-bakarannya tidak optimal.

Jadi teringat mie bakar khas Yogya, dimana mie yang telah direbus, kemudian ditiriskan, diberi bumbu, ayam dan sosis, lalu dibungkus lagi menggunakan daun pisang dan dibakar dengan arang. Daun pisang yang membalut mie-lah yang membuat aroma dan rasa sensasional dari mie bakar ala Yogya.

Bagaimana kalau Mie Bakar Celaket yang sudah lumayan itu mengcopy sedikit dari Yogya. Setelah diolah dari juru dapur pertama, makanan itu kemudian dibungkus daun pisang barang 2-3 lapis, lalu ditaruh di atas alumunium foil dan dibakar juru dapur kedua seraya dibolak-balik sampai lapis pertama dan kedua hangus. Haqul yaqin aroma bakarnya pasti sensational. How?

Btw, sudah waktunya nih aku ngambil doku bulanan yang pasti sudah mendekat ke nomor antrianku yang berangka 215 itu.

Bye Mie Bakar Celaket semoga dapat menerima input dan Selamat Jalan wahai kawan jadulku Tjahjo Kumolo.

Joyogrand, Malang, Sat', July 02, 2022

Suasana di Mie Bakar Celaket Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Suasana di Mie Bakar Celaket Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun