Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bangun-bangun: Keren tapi Ditinggalkan

23 November 2021   09:03 Diperbarui: 23 November 2021   09:10 2799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangun-Bangun yang tumbuh di Simalungun, tano Batak. Foto by Rizal Martua Damanik.

Upaya yang pernah dilakukan untuk meminimalisir cita rasa khas daun Bangun-Bangun adalah melalui induksi mutasi fisik dengan menggunakan iradiasi sinar gamma. 

Juga pernah dilakukan penelitian terhadap kelompok mahasiswa yang memiliki kecenderungan pola makan yang tidak teratur dan pada orangtua penderita kolesterol dengan memberikan kapsul yang berisi serbuk Bangun-Bangun selama satu bulan. Kapsul yang diberikan berisi 250 mg serbuk Bangun-Bangun per kapsulnya.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat penurunan kadar kolesterol baik pada mahasiswa maupun orangtua penderita kolesterol. Konsumsi serbuk Bangun-Bangun dapat menurunkan nilai total kolesterol sebesar 2.31 mg/dl (1.4%). 

Namun, total kolesterol di awal dan akhir penelitian tidak mengalami perbedaan perubahan nilai yang signifikan. Tidak terdapatnya perbedaan perubahan nilai total kolesterol di awal dan akhir penelitian diduga karena adanya sinergisme antara kandungan serat, vitamin C serta antioksidan serbuk Bangun-Bangun dalam mempertahankan angka total kolesterol.

Antioksidan dalam Bangun-Bangun dapat mencegah timbulnya radikal bebas. Selain itu, kandungan vitamin C dalam Bangun-Bangun juga dapat membantu pengeluaran kolesterol dengan menghambat sintesis asam empedu menjadi kolesterol sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Walaupun serbuk Bangun-Bangun dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit, yaitu sebanyak 750 mg (@250mg x 3 kapsul sehari), dapat menyumbangkan 0.5 gram serat/hari sehingga meningkatkan nilai konsumsi serat mencapai 5 gram/hari.

Paparan eksperimental itu cukup mengejutkan sejauh terkait khasiatnya soal ASI Ibu dan pengobatan kolesterol. Yang disesalkan, lagi-lagi soal tindaklanjut sebuah temuan signifikan. Sejauh ini belum ada pastinya kapan farmakologi Indonesia melalui institusinya merestui sebuah nama paten untuk katakanlah kapsul Bangun-Bangun untuk Ibu menyusui, atau tablet Bangun-Bangun untuk pengobatan kolesterol, batuk dan flu, demam dst sesuai temuan terakhir terkait khasiat Bangun-Bangun selaku herbal medicine Indonesia.

Citarasa Bangun-Bangun

Kalau kita berbicara soal citarasa dalam kuliner, maka banyak sebetulnya tumbuhan selaku bahan baku yang berasa tak nyaman di lidah kita. Apalagi citarasa masa kini yang sangat didominasi oleh rasa manis. 

Kendati demikian, toh dengan adanya upaya kreatif dari rakyat di belahan manapun di nusantara ini, dalam perjalanan waktu semua ketidaknyamanan lidah itu dapat diatasi dengan baik. Sebagai contoh sambal Andaliman, yang rasanya getir kini menjadi eksotis dengan taburan caberawit hijau, asam kandis dan kaldu sapi. 

Contoh lain lagi, Selada atau lalapan bunga papaya dan daun papaya Jepang. Apabila diberi saus atau sambal tradisional kita dari gilingan cabai dan ikan teri katakanlan ikan teri Medan. 

Rasanya tak kalah eksotis dibandingkan dengan selada asing yang bersaus asing itu. Daun "Popohan" yang sudah langka di tanah Sunda yang juga terasa langu, tapi ketika sudah bersih dan disajikan di meja makan dan dijadikan lalapan dengan saus Sunda istimewa, lalu kita bersantap dengan ikan mas atau mujair yang digoreng setengah kering. Rasanya nyuss dan segar bukan main.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun