Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Seandainya Kamu adalah Menteri Pendidikan...

2 Maret 2023   17:05 Diperbarui: 15 Maret 2023   18:54 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(pexels.com/pixabay)

Suatu ketika saya memberikan tugas kepada para murid yang masih duduk di bangku SMP untuk membuat sebuah karangan. Namun kali ini bukan sebarang karangan, tetapi karangan yang mungkin akan berisi beberapa visi yang dibalut beberapa argumentasi yang rasional.

Selama ini aku penasaran dengan sekolah ideal menurut para murid. Apakah para murid sebenarnya menginginkan suatu masa remaja yang tanpa sekolah? Hmmmm tentu tidak. Apakah para murid menginginkan sekolah sehari saja dalam seminggu? Itu terlalu naif. Apakah para murid menginginkan sekolah yang bebas dari seragam? Entahlah. Kali ini aku tak mau menebak. Aku harus mencari tahu sendiri apa isi benak mereka.

Aku berdiri mematung sejenak di depan kelas sambil menyapukan pandangan ke arah para murid. Sebuah perintah lalu terlontar dari mulutku... "Ambil selembar kertas...."

Beberapa murid tampak panik dengan suruhan itu... "kita ujian?" Bebrapa murid lain nampak tidak senang. Mereka berpikir bahwa aku akan memberikan mereka ujian.

"Sekarang, pak guru akan mengjak kalian untuk bermimpi..."

"Berarti kita harus tidur dulu ya?" seorang gadis berkacamata bertanya serius. Yang lain tersenyum kecut. Seorang siswi yang terkenal cerewet  menimpali "Bukan mimpi itu oon..." kelas pecah dalam tawa.

"Sudah..sudah..." suruhku menenangkan mereka. Setelah kelas menjadi tenang, aku melanjutkan ..."Bayangkan bahwa kalian dipilih menjadi seorang Menteri Pendidikan di masa depan... kira-kira sekolah model apa yang akan kalian buat. Rincikan sistem belajarnya bahkan kurikulum maupun jadwal hariannya. Tugas ini dibuat per kelompok yang terdiri dari 6 orang.."

Beberapa murid langsung tersenyum senang. Yang lain malah memandang kosong. "Pak guru, cari saja tugas lain, aku gak pandai mengarang..."

"Harus bisa pintaku. Dicoba saja..."

Sekitar dua jam aku menunggu. Kulihat mereka dengan khusyuk mengerjakannya. Aneh sekali pikirku. Ini kan mengarang ya? Kok pada serius? Kalau mengerjakan tugas matematika kok malah tertawa seolah tak ada beban. Mungkin saja ketika mengarang mereka serius, tetapi ketika disuruh mengerjakan matematika mereka malah mengarang ... Kesimpulan itu membuatku tersenyum sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun