Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Seandainya Kamu adalah Menteri Pendidikan...

2 Maret 2023   17:05 Diperbarui: 15 Maret 2023   18:54 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jadi pada hari senin para siswa akan memilih untuk menekuni salah satu dari olahraga kesukaannya seharian itu. Pada hari selasa, para siswa akan menekuni salah satu dari kesenian sesuai bakatnya entah itu musik, membuat video, mengaransemen lagu, koreografi atau dance dan berbagai tari-tarian. Pada hari Jumat dan Sabtu, akan diajarkan pelajaran ekstrakurikuler yang dipilih bisa salah satu dari bahasa asing, bahasa Indonesia dan matematika atau sains.

Sekarang gemuruh tepuk tangan lebih membahana. Apakah saya tidak salah dengar? Di sekolah impian mereka yang menjadi ekstrakurikuler justru matapelajaran utama seperti bahasa, sains dan matematika.

Karena disoraki dan diberi semangat, lagi-lagi mereka melanjutkan dengan begitu bersemangat...

"PR atau pekerjaan rumah dihapuskan. Semua pekerjaan sekolah diselesaikan di sekolah."

Kelompok itu berhasil menyihir kelas. Aku sendiri awalnya tidak menanggapi serius hasil diskusi kelompok yang dicap pengacau itu. Namun, ketika saya merenungkan kembali hasil diskusi mereka,  saya malah berdecak kagum dan geleng kepala.

Justru inilah ide yang mendobrak kemapanan selama ini. Bisa-bisanya mereka memikirkan hal seperti itu? Atau ini hanyalah jeritan biasa dari sekelompok remaja yang suka kebebasan dan tak mau dikekang?

Terlepas dari semua itu ada beberapa hal yang dapat dikemukakan:

1) Durasi jam yang mereka tawarkan cukup masuk akal. Jam sekolah yang terlalu panjang dapat kontra produktif kalau tidak diimbangi dengan pengendapan ataupun relaksasi yang cukup. Menurut penelitian, otak seseorang hanya mampu berkonsentrasi tanpa putus selama sekitar 30 menit saja, untuk hal yang sangat menarik bisa sampai 40 menit. Selebihnya dari itu, segala materi yang diterima tidak akan diserap dan diterima dengan baik.

2) Dimulainya sekolah pada pukul 8 sangat beralasan. Jam sekolah yang terlalu pagi tidak memungkinkan seorang remaja mengalami istirahat yang cukup. Ia juga mungkin akan melewatkan sarapan pagi yang sangat perlu untuk kesehatan tubuh dan terlebih khusus otaknya. Remaja yang melewatkan sarapan akan melewatkan sarapan yang sangat berguna sebagai nutrisi bagi otaknya. Jam ideal ke sekolah memang antara jam 8 bahkan jam 9 pagi. Beberapa negara maju telah menerapkan hal ini.

3) Tentang status matapelajaran yang terbalik antara matapelajaran utama dan ekstrakurikuler, ini benar-benar sebuah revolusi. Selama ini  anak-anak sekolah "dipaksa" untuk mempelajari beberapa ilmu yang bukan kegemarannya. Jika sekolah menengah memfasilitasinya untuk mengembangkan dan mempelajari ilmu-ilmu yang disukainya, tentu hal ini sangat hebat.

Lagipula dunia zaman sekarang menuntut pekerjaan yang memiliki spesialisasi dan spesifikasi yang berbasis pada skill dan kompetensi individu. Hal ini menjelaskan mengapa anak-anak dari sekolah menengah kejuruan lebih mudah terserap di lapangan pekerjaan dibanding sekolah mengah atas/umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun