Mohon tunggu...
Parista Kristina Tina
Parista Kristina Tina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I am the first child of two siblings, I went to elementary school at SD 1 Marawan Lama, I went on to junior high school at SMPN 3 Dusun Utara, after that I continued my education again at SMKN 1 Raren Batuah, majoring in Computer and Network Engineering, and now I am taking a Bachelor's degree at the University's Faculty of Economics and Business. Palangka Raya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kota Kreatif yang Kontekstual

4 Oktober 2023   10:49 Diperbarui: 4 Oktober 2023   10:54 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KOTA KREATIF YANG KONTESKTUAL

1. Dari Kota/Kabupaten Menuju Kawasan Kreatif

a. Pengertian Kota Kreatif

Menurut (Laundry,2006) kota kreatif merupakan kota yang masyarakatnya mampu bertindak, berpikir dan merencanakan hal-hal baru yang sifatnya kreatif. Namun, pada hakekatnya kota kreatif adalah kota yang mampu mempertahankan bahkan menanam nilai-nilai kebudayaan sehingga dapat menjadi panutan disetiap kalangan masyarakatnya dan mampu memberikan contoh kreatif dibidang usaha sehingga bisa berkontribusi dalam upaya menunjang ekonomi yang lebih kreatif. 

Dengan menyediakan tempat berkegiatan yang berkualitas  adalah salah satu solusi dalam mengembangkan ruang kota yang menarik partisipasi masyarakatnya. oleh  sebab itu, untuk menjadi pendorong individu maupun masyarakat yang kreatif  di perlukan adanya manajemen perkotaan.


b. Konsep Kota Kreatif

Konsep kota kreatif muncul pertama kali pada tahun 1995, konsep tersebut tertuang dalam sebuah buku yang berjudul "The Creative City". Buku tersebut di tulis oleh Franco Bianchini dan Charles Landry. Dalam buku yang berjudul "The Creative City" terdapat gagasan tentang kota kreatif di latarbelakangi munculnya permasalahan-permasalahan dalam kota di era globalisasi ekonomi. Salah satu permasalahannya adalah sebuah kota tidak hanya mengandalkan pendapatan atau penghasilan yang biasa di sebut dengan insentif dari pusat saja, melainkan kota juga harus bisa mandiri dengan mampu menghasilkan pendapatan sendiri melalui kreatifitas yang di punyai oleh kota itu sendiri. Salah satu solusi dalam permasalahan kota tersebut pada era globalisasi adalah membuat kota tersebut memiliki daya tarik tersendiri atau artraktif.

Ada beberapa saran oleh Franco Bianchini dan Charles Landry (1995) yang dapat dilakukan oleh kota untuk menciptakan lingkungan perkotaan yang kreatif, yaitu antara lain :

  • Menyediakan infrastruktur dan layanan yang baik, adalah salah satu cara dalam mendukung perencanaan sebuah kota sehingga dalam berkegiatan dapat berkualitas dan terjaga.
  • Partisipasi dari masyarakat, merupakan peran yang sangat penting dalam membangun dan menumbuhkan lingkungan kota yang kreatif. Partisipasi masyarakat yang tidak hanyalah slogan saja, tetapi ikut mengambil peran menjadi stakeholder. Hal ini juga sangat penting yaitu masyarakat bisa terlibat dalam mendukung perencanaan sebuah kota yang kreatif dan mampu dapat memunculkan rasa kepemimpinan dan kesadaran sehingga dengan masyarakat yang mudah untuk di atur dapat membuat  kota tersebut dikatakan berhasil menjadi kota kreatif.
  • Mengubah permasalahan menjadi peluang kreatifitas, adalah hal yang penting juga dalam mendukung perencanaan kota kreatif. Permasalahan dan rintangan dapat menjadi peluang dalam menciptakan gagasan dan ide kreatif dengan menganalisis permasalahan atau rintangan tersebut secara kritis sehingga menjadikan inovasi sebagai hasil dari pemikiran kreatif tadi.
  • Menciptakan lebih banyak masyarakat yang kreatif, artinya menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas agar dapat mengolah dan mengelola kota dan lingkungan menjadi kreatif. Menggali dan mengembangkan bakat yang berada dalam diri setiap individu. Oleh sebab itu, semakin banyak individu yang mengembangkan kemampuan kreatifitasnya maka semakin maju pula sebuah daerah tersebut.

c. Parameter Kota Kreatif

Parameter merupakan sebuah keterangan yang dapat mengistilahkan kota yang berpeluang menjadi sebuah kota yang kreatif. Menurut Franco Bianchini dan Charles Landry (1995) ada tiga aspek yang dapat menjadi dasar membangun kota kreatif yaitu sebagai berikut :

  • Pemeliharaan dan pengembangan potensi ekonomi kreatif
  • Pemeliharaan creative class (golongan atau individu kreatif)
  • Perencanaan dan pengembangan lingkungan kreatif

Ketiga aspek tersebut dikatakan penting karena mencakup keseluruhan aspek yang ada di sebuah kota yaitu aspek ekonomi, aspek sosial dan aspek lingkungan.

d. Karakteristik Kota Kreatif 

Adapun menurut Nirwono Joga (2011) karakteristik kota kreatif adalah sebagai berikut :

  • Mampu tumbuh sendiri tanpa terpatok pada pusat
  • Memiliki SDM yang kreatif dan inovatif
  • Adanya fasilitas kota yang inspiratif
  • Memiliki karakter dan kearifan lokal
  • Pemanfaatan ruang publik yang baik

e. Contoh Kota-Kota Kreatif Di Indonesia

Menurut UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) ada empat kota di Indonesia yang masuk kedalam kota kreatif. Kota tersebut tersebar berada di wilayah pulau Jawa dan diluar pulau Jawa. Kota-kota kreatif tersebut antara lain adalah :

Jakarta

  • Kota Jakarta sudah dikenal dengan rumahnya indutri kreatif di negara Indonesia. Selain sebagai pusat dari pemerintahan, kota Jakarta juga masuk dalam kota kreatif dikarenakan kota Jakarta bergelut di sektor industri penerbitan. Banyaknya SDM yang menetap di kota tersebut dan gaya hidup yang serba modern memicu masyarakat disana harus mampu berfikir kreatif.

Pekalongan

  • Pekalongan adalah kota yang terkenal dengan penghasil batik, oleh sebab itu Pekalongan disebut sebagai "Kota Batik". Kerajinan tangan yang berupa batik cap tangan atau batik tulis adalah sumber perekonomian bagi kota Pekalongan. Kota Pekalongan memiliki identitas yaitu seni,budaya dan ekonomi karena dari masa sekolah sudah di ajarkan kerajinan turun temurun sehingga terciptanya integrasi yang cukup baik.

Bandung

  • Kota Bandung juga di kenal dengan kota yang memiliki banyak inovasi baik dari segi kreativitas dan kewirausahaan. Kegiatan ekonomi dari kota Bandung berasal dari sektor fashion, media digital dan desain grafis.  Terkenalnya kota Bandung di sebabkan oleh kota Bandung sering mengadakan festival, lokakarya dan konferensi guna memasarkan dan mengenalkan produk asli dari kota Bandung.

Ambon

  • Kota Ambon masuk kedalam kota kreatif yang ada di Indonesia. Selain dari pariwisata yang cukup banyak di daerah Kota Ambon, kota ini juga di kenal dengan musik yang khas dan asik di dengar. Kota Ambon sering diungkapkan dengan "Kota Musik". Kota ini bergelut dalam sektor musik sehingga mampu menjadi distributor bagi perekonomian. Masyarakat di kota Ambon, hampir 90% dapat bernyanyi secara profesional.

2. Manajemen Dan Brending Destinasi

a. Manajemen

Menurut G.R. Terry, Manajemen adalah suatu proses  perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan dan pengendalian tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan melalui penggunaan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Secara etimologis, kata "manajemen" berasal dari bahasi Inggris, yaitu management dan dikembangkan dari kata to manage, yang artinya mengelola.

Pada umumnya manajemen merupakan kemampuan seseorang dalam mengelola sesuatu untuk dikerjakan oleh orang lain. Untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien, sangat dibutuhkan manajemen.

Fungsi manajemen menurut Henry Fayol ada lima. Berikut ini fungsi manajemen:

1) Perencanaan atau Planning

Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan atau sasaran serta langkah-langkah strategis yang akan diambil untuk mencapai tujuan tersebut.

2) Pengorganisasian atau Organizing

Pengorganisasian mencakup proses pemberian perintah, pengalokasian sumber daya, dan pengaturan kegiatan terkoordinasi untuk menerapkan rencana. Kegiatan yang terlibat dalam pengorganisasian meliputi tiga hal, yaitu:

  • Membagi komponen kegiatan untuk mencapai tujuan.
  • Membagi tugas kepada manajer dan bawahan.
  • Penetapan wewenang antara kelompok.

3) Pengarahan atau Comanding

Pengarahan adalah proses untuk memupuk motivasi pada karyawan agar bekerja lebih giat dalam mencapai tujuan. Proses ini juga berupaya membimbing karyawan dalam melangsungkan rencana.

4) Pengkoordinasian atau Coordinating

Pengoordinasian adalah satu di antara fungsi manajemen yang bisa menjaga agar aktivitas sebuah organisasi tetap terus bersinergi dan juga dapat bekerja sama dengan baik. Tak hanya itu, komunikasi sangat dibutuhkan dalam sebuah proses koordinasi antarlini di dalam organisasi, baik itu dalam komunikasi formal maupun informal.

5) Pengendalian atau Controlling

Fungsi manajemen ini bertujuan untuk melihat kesesuaian kegiatan organisasi dengan rencana yang sudah dirancang sebelumnya. Fungsi pengendalian mencakup empat kegiatan, yakni:

  • Menentukan standar prestasi.
  • Mengukur prestasi yang sudah dicapai.
  • Membandingkan prestasi yang sudah dicapai dengan standar prestasi.
  • Melakukan perbaikan jika ada penyimpangan standar prestasi.

Tujuan dari manajemen adalah :

  • Bisa menentukan suatu strategi yang efektif serta efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
  • Melakukan sebuah evaluasi kerja dan mengkaji ulang akan situasi yang akan terjadi, yang bertujuan untuk melakukan penyesuaian strategi jika terjadi hal-hal yang di luar strategi.
  • Mengatur dan menjaga kesehatan emosi (personal), keuangan, dan semua sektor pada suatu perusahaan supaya perusahaan tersebut bisa mencapai profit yang maksimal.
  • Mengevaluasi dan meninjau kembali suatu kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang maupun ancaman yang ada, dan sebagainya.

b. Branding Destinasi

Branding merupakan sebagai  proses merancang sebuah rencana dan komunikasikan nama dan identitas Anda untuk menetapkan atau manajemen reputasi. Branding lebih dari sekedar menjalankan aktivitas promosi, namun branding harus dilihat sebagai sebuah proses benar-benar berkelanjutan, hal ini harus diintegrasikan ke dalam seluruh kegiatan Pemasaran bertujuan untuk menciptakan karakteristik, perbedaan, mendefinisikan citra positif dan meningkatkan keunggulan kompetitif(Kavaratzis 2008).

Branding Destinasi merupakan Konsep branding dalam pariwisata . Menurut Kavaratzis, branding destinasi merupakan salah satu trend dari mem-branding suatu tempat dengan menjadikan suatu kota sebagai destinasi atau kota tujuan wisata dari masyarakat local maupun nasional, hingga internasional, memungkinkan sebuah kota untuk mengelola potensi pariwisata yang dimiliki daerahnya sebagai identitas dan karakteristik yang unik bagi kota tersebut.

Melalui branding destinasi, membantu wisatawan membedakan satu destinasi dengan destinasi lainnya. Selain itu, dibandingkan dengan destinasi serupa lainnya, dapat memberikan nilai lebih pada sebuah destinasi. Branding  destinasi yang baik pasti akan menimbulkan ekspektasi bagi wisatawan aktual maupun potensial untuk mendapatkan pengalaman yang menyenangkan. Dalam proses membangun brand yang kuat, diperlukan strategi untuk mencapai tujuan dengan sempurna. Dapat dikatakan bahwa branding destinasi adalah strategi yang dimulai dari tujuan (kota, negara atau wilayah), membangun posisi yang kuat di benak pasar sasaran, seperti halnya memposisikan suatu produk, membuat tujuan dikenal di seluruh dunia.

 

3. Studi Kasus 1 Branding Destinasi Kabupaten Di Kalimantan Tengah

 

Wisata Alam Bukit Batu di Kasongan, Kalimantan Tengah

Bukit Batu merupakan salah satu destinasi wisata alam yang ada di Kalimantan Tengah. Selain terkenal dengan keindahannya, Bukit Batu juga terkenal dengan kisah mistis  Tjilik Riwut, salah satu pahlawan nasional dan tokoh pendiri provinsi Kalimantan Tengah. Menurut  masyarakat setempat, di sinilah Tjilik Riwut bertaubat sebelum  memutuskan  ikut  melawan penjajahan Belanda. Kawasan Bukit Batu terletak di wilayah Kasongan, ibu kota Bupati Katingan. Lokasinya tak jauh dari Jalan Raya Kalimantan Tengah. Dapat dicapai melalui jalan  darat dari Palangkaraya dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Biaya masuk dan biaya parkir sangat terjangkau. 

Sesuai dengan namanya, di lokasi ini banyak terdapat tumpukan bebatuan besar yang membentuk sebuah bukit. Area ini seukuran lapangan sepak bola. Batuannya sebagian besar berwarna hitam dan berlumut, ada pula yang berwarna putih dengan bentuk yang sangat unik dan menarik. Sulit  menjelaskan bagaimana bebatuan aneh ini bisa dibentuk dan ditata sedemikian indahnya. Meski terletak di tengah hutan, Batu Hills tidak berada di atas sungai, dan Kalimantan sendiri merupakan kawasan non-vulkanik. 

Selain  wisatawan yang hanya ingin menikmati keindahan alam, tempat ini juga sengaja dikunjungi banyak orang untuk mencari peruntungan. Beberapa bebatuan di sini konon mempunyai nilai mistis tersendiri. Misalnya, orang yang mampu melewati celah sempit di Batu Tingkes, diyakini mampu mengatasi segala rintangan dalam hidup. Selain itu, Bukit Batu juga merupakan objek wisata alam yang  luar biasa. Bagi yang  berkunjung ke Palangkaraya pastinya wajib meluangkan waktu untuk mengunjungi destinasi wisata ini. Sayangnya, ada  tangan-tangan tak bertanggung jawab yang mencoret-coret batu tersebut. Sudah sepatutnya pemerintah daerah menyediakan aparat keamanan untuk melestarikan salah satu destinasi wisata kebanggaan masyarakat Kalteng ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun