Mohon tunggu...
Humaniora

Kerja Keras, Cerdas dan Ikhlas Diperlukan dalam Implementasi Kurikulum 2013

5 November 2017   20:46 Diperbarui: 5 November 2017   20:50 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

3. Pergeseran dalam Standar  Proses

  1. Pada kurikulum yang lalu pembelajaran berpusat pada guru. Guru banyak berbicara dan memberi ceramah sedangkan siswa hanya sekedar mendengarkan, menyimak dan menulis sedang pada Kurikulum 2013 pembelajaran berpusat pada siswa. Aktifitas siswa sangat dominan, siswa saling berinteraksi, berargumen, berdebat, berdiskusi dan berkolaborasi sedangkan guru menjadi fasilitator.
  2. Pada kurikulum yang lalu pembelajaran cenderung hanya satu arah, guru mengajari siswa, pada Kurikulum 2013 Pembelajaran interaktif. Guru berusaha membuat kelas semenarik mungkin dengan menggunakan pendekatan tematik integrative, sains, kontekstual yang terencana.
  3. Pembelajaran menerapkan model isolasi, sebelumnya cenderung siswa hanya bertanya pada guru dan berguru pada buku yang ada di dalam kelas. Pada Kurikulum 2013 pembelajaran dalam konteks jejaring. Siswa menimba ilmu dari berbagai sumber, dari siapa saja, dari mana saja, dari internet, perpustakaan sekolah, dari hasil praktik di luar kelas, dari praktik di dalam kelas, dari pengalaman teman-teman maupun pengalaman orang-orang sukses.
  4. Pada kurikulum yang lalu cenderung guru banyak melaksanakan pembelajaran model siswa pasif, siswa sekedar mendengarkan yang disampaikan guru, sedang pada kurikulum 2013 Pembelajaran siswa aktif. Guru hanya sekedar memfasilitasi siswa aktif dengan cara merumuskan berbagai pertanyaan yang ingin mereka cari jawabannya.
  5. Pada kurikulum yang lalu pembelajaran cenderung disampaikan secara verbal dan abstrak.  Pada Kurikulum 2013 pembelajaran menggunakan contoh yang diperoleh dari analisi bacaan, dari kenyataan pada kehidupan sehari-hari hasil pengamatan dan pengalaman belajar siswa.
  6. Pada kurikulum yang lalu pembelajaran cenderung hanya mengembangkan kapasitas tiap individu, sedangkan pada Kurikulum 2013 pembelajaran diprioritaskan berbasis Tim. Guru mengembangkan kapasitas belajar individu melalui kerja sama dalam kelompok. Belajar juga diupayakan sebagai proses sosial dengan sesama siswa yang saling mengasah, saling membantu untuk meraih keberhasilan kelompok dan keberhasilan individu.
  7. Pada kurikulum yang lalu proses pembelajaran cenderung hanya menstimulasi indra penglihatan dan pendengaran, pada Kurikulum 2013 pembelajaran diharapkan dapat menstimulasi seluruh panca inra, komponen jasmani dan rohani terlibat aktif dalam kegiatan belajar.
  8. Pada kurikulum yang lalu pembelajaran mencakup materi yang luas karena beranggapan bahwa semua materi perlu diberikan, sedang pada Kurikulum  2013 memberdayakan perilaku khas dengan menggunakan kaidah keterikatan dengan menyederhanakan kurikulum, mengurangi mata pelajaran dan menambah jam belajar.

4. Pergeseran dalam Standar Penilaian

  1. Pada kurikulum yang lalu pada umumnya penilaian masih menggunakan bentuk tes, sedangkan pada Kurikulum 2013 penilaian yang digunakan merupakan penilaian otentik, menggunakan penilaian acuan patokan ( PAP ), yaitu penilaian pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperoleh siswa terhadap skor ideal berbasis kompetensi, memanfaatkan portofolio yang merefleksikan hasil belajar.
  2. Pada kurikulum yang lalu penilaian lebih dominan menekankan pada penguasaan materi pelajaran, sedang pada Kurikulum 2013 penilaian mencakup SKL, KI, dan KD yang meliputi sikap, pengetahuan dan ketrampilan.

Implementasi Kurikulum 2013

Lepas dari golongan yang pro maupun kontra dengan perubahan Kurikulum 2013, sejak Tahun Pelajaran 2013/2014 kurikulum ini sudah mulai diberlakukan di beberapa sekolah piloting dan tahun pelajaran 2014/2015 sudah diberlakukan di seluruh sekolah sekolah di Indonesia, maka sudah sepantasnya apapun yang terjadi kita selaku orang yang berkecimpung di dunia pendidikan ikut mensukseskan implementasi Kurikulum 2013.

Memang tidaklah mudah untuk melaksanakan sesuatu hal yang baru, tetapi jika semua stakeholder mau bahu membahu, kerja keras, kerja cerdas dan disertai rasa ikhlas tentunya keberhasilan bukanlah hal yang mustahil. Hal ini sejalan dengan teori kurikulum yang menyatakan bahwa keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, perumusan dasar kurikulum, persiapan  tenaga pendidik dan kependidikan serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum, termasuk pembelajaran dan penilaian pembelajaran ( Anita Lie, 2012).

Berdasarkan teori kurikulum di atas maka tentulah untuk mencapai keberhasilan implementasi suatu kurikulum perlu kerja sama dan kerja keras serta perjuangan dari berbagai pihak, dan tentunya di butuhkan waktu yang panjang untuk menjalankan proses yang cukup panjang. Tentunya insan-insan yang berkecimpung di dunia pendidik juga dituntut komitmen dan kerja kerasnya agar  bisa ikut menyumbangkan tenaga dan pikirannya agar implementasi kurikulum 2013 bisa sukses.

Kesimpulan

Harus kita sadari saat ini memang implementasi kurikulum 2013 merupakan solusi yang cukup relevan, tepat dan visioner untuk mengubah citra pendidikan kita yang semakin terpuruk. Walaupun kita juga tidak menutup mata dengan masih tertatih-tatihnya  implementasi kurikulum 2013 yang kita laksanakan, antara lain pelatihan Kepala Sekolah yang belum tuntas dan keterlambatan pengiriman buku paket ke sekolah-sekolah, namun hal tersebut bukanlah alasan kita menilai implementasi kurikulum 2013 gagal.  

Masih banyak waktu ke depan untuk kita saling membenahi diri dan pendidikan di negeri ini. Dengan keyakinan dan komitmen yang tinggi dari insan-insan pendidikan konsep dan tujuan Kurikulum 2013 yang begitu bagus dan visioner niscaya bukan hal yang mustahil untuk bisa dicapai. Pada dasarnya perubahan dan pengembangan kurikulum sebaiknya diarahkan pada pengembangan moralitas akademik dan sikap ilmiah yang dapat mewujudkan ahlak mulia. Insyaallah jika semua mau bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja ikhlas, implementasi kurikulum 2013 bisa terlaksana dengan baik dan pendidikan kita ke depan akan bisa lebih maju lagi. Semoga !

(Parijem: Penulis pernah menjadi peserta Diklat Instruktur Nasional dan Pendamping Kurikulum 2013).

Daftar Pustaka

  • Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan  Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan   dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemendikbud. 2013 Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 untuk Kepala Sekolah
  • Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan  Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan   dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemendikbud. 2013 Pedoman Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 untuk Kepala Sekolah
  • Ella Yulaewati. 2007.Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan Aplikasi.Jakarta: Pakar Raya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun