Mohon tunggu...
Parfi Khadiyanto
Parfi Khadiyanto Mohon Tunggu... Dosen - pecinta lingkungan hidup dan arsitektur perkotaan

tinggal di semarang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Si Setan Bisa Dihukum?

27 Februari 2023   09:37 Diperbarui: 27 Februari 2023   09:41 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di sebuah desa, hiduplah dua orang tetangga yang sangat akrab, sebut saja pak Ali dan pak Budi, dua orang ini bersahabat, bergaul dengan baik. Pak Ali rumahnya punya halaman yang cukup luas, ditanami macam-macam sayuran, dan pak Budi memelihara tiga ekor kuda.

Pada suatu hari, ketiga kuda pak Budi diikat dengan tali di depan rumahnya. Saat itu lewatlah Setan di depan rumah pak Budi, setan melihat ada tiga kuda yang diikat di tiang depan rumah, maka oleh si Setan ini, tali kuda tersebut dilepasnya.

Karena talinya lepas, maka kuda-kuda tersebut berjalan ke rumah pak Ali memakan tanaman sayuran yang ada di halaman rumah pak Ali.

Melihat kejadian ini, pak Ali marah besar, ketiga kuda itu dibunuhnya. Ketika pak Budi tahu bahwa kudanya dibunuh pak Ali, dia bertanya sambil marah - "kenapa kudaku kamu bunuh semua?". Jawab pak Ali -- " kudamu kurang ajar, menghabiskan sayuranku yang sudah mau aku petik untuk aku jual ke kota.." "itu kan cuman sayuran, yang akan bisa tumbuh lagi, kenapa harus kamu bunuh kudanya..?". Terjadilah perdebatan yang sengit antara keduanya, yang dulunya adalah teman, mereka lupa semuanya, dan sekarang melihat temannya itu adalah sebagai musuh besarnya.

Akhirnya tanpa pikir panjang, pak Budi langsung menghunus parangnya, dan membunuh pak Ali karena marah. Melihat suaminya di bunuh, bu Ali pun menyerang pak Budi dengan senapan, pak Budi lari pulang ke rumahnya. Bu Ali langsung membawa minyak dan api, membakar rumah pak Budi, pak Budi meninggal di dalam rumah yang terbakar.

Bu Budi pulang dari pasar, melihat rumahnya dibakar bu Ali, dia marah dan berusaha membunuh bu Ali, untung para tetangga sudah datang dan melerai keduanya untuk dibawa ke kantor polisi.

Saat itu si Setan mengamati dari jauh kejadian tersebut, datanglah Malaikat mendatangi Setan dan berkatalah Malaikat kepada Setan -- "kamu harus bertanggung jawab atas kejadian ini, kamulah penyebabnya". Setan protes ke Malaikat, katanya "aku tidak menyuruh Ali membunuh kuda Budi, aku tidak menyuruh Budi membunuh Ali, aku juga tidak menyuruh istri Ali membakar rumah Budi sehingga Budi meninggal terbakar, kenapa aku yang disalahkan?"

Menjadi pertanyaan besar, apakah yang dilakukan si Setan itu bisa dijadikan dasar untuk menghukumnya? Benarkah Setan bersalah secara hukum? Kadang hukum yang berlaku di dunia ini terasa rumit, pembuktiannya berbelit-belit. Banyak perilaku manusia yang menyerupai si Setan itu, dia berbuat sesuatu yang secara tidak langsung bisa menimbulkan petaka besar, tapi sulit dibuktikan kesalahannya secara langsung, itulah dunia.

PARFI KHADIYANTO

Gedawang -- Semarang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun