Mohon tunggu...
Ishak Pardosi
Ishak Pardosi Mohon Tunggu... Editor - Spesialis nulis biografi, buku, rilis pers, dan media monitoring

Spesialis nulis biografi, rilis pers, buku, dan media monitoring (Mobile: 0813 8637 6699)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengenang Panbers, Ibu Kandung The Mercy's

29 Oktober 2017   02:10 Diperbarui: 29 Oktober 2017   12:49 5378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panbers (Foto: isranpanjaitan.com)

Hawa dingin menusuk tulang menyusul hujan sejak siang, sepertinya cukup mendukung suasana batin untuk menggoreskan sebuah pemahaman tentang dunia musik yang baru saja kehilangan sosok sang legenda Benny Panjaitan, ikon sejati grup musik Panbers alias Panjaitan Bersaudara.

Dia, yang banyak dipuji dan didewakan pecinta musik lawas, memang sangat fenomenal. Kalaupun ada yang tidak setuju Panbers telah mencapai puncak musisi nasional, setidaknya kami masyarakat Tapanuli (khususnya Toba) di tanah Batak maupun perantauan, rasanya semua setuju bahwa Panbers adalah grup musik yang sangat melegenda.

Coba tanya orang Batak yang kelahiran Tapanuli, apakah dia tahu lagu Gereja Tua atau Terlambat Sudah. Kalau tidak tahu, mungkin ia tidak pernah menikmati masa-masa indah di waktu kecilnya. Yang setiap sore hingga malam selalu disuguhi nyanyian itu oleh kaum dewasa yang betah nongkrong di kedai tuak (lapo tuak).

Kedua lagu itu seolah menjadi lagu wajib setiap kedai tuak. Maka, tak heran pula orang Batak saat sudah di perantauan, juga terbawa-bawa memori hingga seringkali mendendangkan ulang kedua lagu itu, di lapo tuak juga di pesta-pesta adat.

Sejujurnya, walau sangat paham tentang lagu-lagu Panbers, tetapi saya bukan follower-nya. Bukan fans berat yang gandrung dengan mereka. Kalau ditanya alasannya, sulit diperoleh penjelasannya karena ini sudah menyangkut selera. Mirip Katolik dan Protestan, yang meski keduanya hampir sama, tetapi pengikutnya tentu berbeda. Jika bingung, ya sudah bagian ini usah ditanggapi.

Pun begitu, Panbers telah memberikan sebuah warna baru bagi entitas musik bercorakkan kenangan. Dan, ini yang paling penting, Panbers telah sukses melahirkan satu generasi di bawahnya, yang kurang-lebih mengikuti jejak mereka. Dialah grup musik The Mercy's, sebuah band yang sangat klop dengan selera musik saya.

Sejujurnya pula, saya juga baru tahu kalau The Mercy's merupakan generasi penerus kesuksesan yang didulang Panbers. Dua grup musik yang sama-sama digawangi orang Batak ini, ternyata mempunyai pertalian sejarah yang cukup dekat. Menurut literatur, The Mercy's yang awalnya terkenal di Kota Medan, menyusul ke Jakarta setelah Panbers tanpa diduga mampu eksis di kancah nasional.

Kebetulan pula, suara khas Benny Panjaitan rasa-rasanya sangat mirip dengan Charles Hutagalung, vokalis The Mercy's. Begitu pula aliran musik keduanya juga cukup mirip. Ibarat koor, ketukan musik keduanya berada di level 4/4, mendayu-dayu dan penuh penghayatan. Maka sangat wajar apabila Panbers disebut sebagai ibu kandung The Mercy's. Keduanya mempunyai kemiripan yang sangat dekat, walau awalnya keduanya tak saling mengenal.

Yang membedakan, menurut saya, terletak pada syair-syair lagunya. Walau sama-sama mengusung tema asmara percintaan, tetapi diksi yang dipilih The Mercy's lebih enak didengar dan dihayati. Panbers memilih kata yang sederhana sementara The Mercy's membuatnya lebih berwarna.

Coba nikmati penggalan lagu ini: sebegitu ombak berderai di ujung tepian pantai, sebegitu pula cintaku kau anggap angin berlalu (Pergi Tanpa Berita-The Mercy's). Inilah salah satu bukti bahwa diksi yang digunakan The Mercy's lebih berwarna ketimbang Panbers, semisal: Masihkah kau ingat waktu di desa, bercanda bersama di samping gereja (Gereja Tua).

Namun sekali lagi, Panbers telah sukses meletakkan fondasi musik yang ternyata diterima khalayak. Kesuksesan The Mercy's tak bisa dilepaskan dari Panbers yang telah merintis jalan terlebih dahulu. Mirip yang saya singgung di awal soal Katolik dan Protestan. Sebagai penganut Protestan, saya berpendapat bahwa Panbers adalah Katolik-nya, yang lebih dulu memperkenalkan ajaran Kristus. Lalu The Mercy's mengikutinya dan menambah sedikit sentuhan baru. Kira-kira begitu menurut saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun