Mohon tunggu...
Pardosa Godang
Pardosa Godang Mohon Tunggu... Dosen - Pelayan, pengajar dan pembelajar

Haus belajar, harus terus sampai aus ...

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Status Perkawinan dan Uang 'Nggak 'Ngaruh Terhadap Kebahagiaan, Apa Iya?

13 Juli 2022   16:32 Diperbarui: 13 Juli 2022   17:06 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/

Hari ini adalah tanggal peringatan perkawinan kami. Happy wedding anniversary, ucapan yang mulai berseliweran sejak pagi tadi. Di medsos maupun di WAG.

Istriku masih mikir-mikir di mana mau dirayakan dengan mengajak keluarga terdekat malam ini. Tadinya mau ke Muara Baru, lalu berubah ke Bekasi, malah berubah lagi ke Kelapa Gading.

Bagiku, ucapan syukur kepada Tuhan, itulah yang paling utama. Tidak cukup dengan doa, melainkan dengan tindakan jugalah. Selagi bisa, tanpa harus berlebihan, itu prinsipnya. 

Sejam yang lalu aku sudah transfer untuk bantuan kepada anak-anak yang membutuhkan. Tanpa menyebutkan nama, seperti biasanya.

Kue ulang tahun ternyata sudah disediakan kakakku. Untuk meyakinkanku, beliau kirim fotonya tadi. Syukurlah.

Sebagai Kompasianer, apa lagi hadiah terindah selain tulisan. Iya, 'kan? Paling tidak, menyelamati diri sendiri, hehehe ...

Iseng-iseng, aku cari rujukan tentang perkawinan. Searching sana-sini, domestik dan luar, ternyata made in NKRI lebih menarik. 

Kita nikmati bersama, ya ...

Status Perkawinan Penentu Kebahagiaan?
Hasil survei indeks kebahagiaan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021 menyajikan data yang menarik. Walau tidak begitu spesifik, ternyata orang menikah lebih berbahagia daripada yang masih jomblo.

https://www.liputan6.com/
https://www.liputan6.com/
Indeks Kebahagiaan orang menikah 72,1 sedangkan yang belum menikah 71,58. Beda tipis, memang. Artinya jika memang sudah saatnya, pilihan menikah adalah pilihan yang tepat dibandingkan mempertahankan status jomblo terus-menerus. Apalagi forever ever and ever, ya?

Selisih cukup signifikan terlihat bagi status pernikahan bercerai, baik cerai hidup maupun cerai mati. Walau beda tipis antara 68,03 dan 68, 55 terbukti cerai hidup "lebih menyakitkan" daripada cerai mati. Artinya, perceraian adalah langkah terakhir jika memang sudah 'nggak mampu lagi mempertahankan perkawinan sampai nafas yang penghabisan, hehehe ...

Oh ya, jangan lupa juga bahwa Tuhan membenci perceraian. Perkawinan adalah hal yang sangat pantas untuk diperjuangkan dan dipertahankan.

Bagaimana Hubungan Indeks Kebahagiaan dan Lainnya dengan Penghasilan?
Syair lagu dangdut Sepiring Berdua dan prinsip biar miskin asalkan bahagia tidak terdukung oleh hasil survei Indeks Kebahagiaan 2021 ini. Lebih relevan pernyataan "uang bukanlah segalanya, tapi tanpa uang segalanya hanya impian". Begitu, ya?

https://www.liputan6.com/
https://www.liputan6.com/
Dengan mengelompokkan penghasilan rumah tangga dalam lima tingkatan yang dimulai dari "hingga Rp 1,8 juta per bulan" sebagai yang terendah sampai "lebih dari Rp 7,2 juta" sebagai yang tertinggi terlihat bahwa penghasilan rumah tangga sangat relevan dengan Indeks Kebahagiaan.

Bukan hanya kebahagiaan, namun juga indikator lain. Indeks Kepuasan Hidup (personal maupun sosial), Indeks Perasaan, dan Indeks Makna Hidup berbanding lurus dengan penghasilan rumah tangga. Makin tinggi penghasilan rumah tangga, maka makin berbahagia dan makin puas, perasaan, dan pemahaman makna hidup dari keluarga tersebut.

Dengan fakta ini, aku jadi terpancing dengan pemikiran apakah dalam jumlah penghasilan rumah tangga di atas Rp 7,2 juta akan terus menaikkan Indeks Kebahagiaan? Jangan-jangan, ada jumlah tertentu di atas Rp 7,2 juta sebagai "batas kebahagiaan" di mana pada posisi tersebut akan terjadi penurunan.

Ini untuk mendukung aksioma kita dengan melihat betapa banyaknya orang yang malah 'nggak bahagia walau hidupnya semakin bergelimang harta kekayaan.

Kesimpulan dan Penutup
Sejauh mana relevansi hasil survei ini dengan pengalaman kita berumah tangga, masing-masing kitalah yang punya jawaban. Walau bagiku sangat relevan, bagi yang lain belum tentu jugalah.

Jadikanlah ini sekadar referensi. Toh kebahagiaan, kepuasan hidup, afeksi, dan pemaknaan hidup kita tidak terpengaruh dengan survei ini.

Bukankah itu semua sangat tergantung pada kita dan pasangan kita masing-masing, 'kan? 

Campur tangan Tuhan, jangan pula sampai terlupakan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun