Mohon tunggu...
khusni mustaqim
khusni mustaqim Mohon Tunggu... -

ketika semua orang berpikir tentang putih maka aku berusaha untuk berpikir tentang hitam,, ketika semua orang berpikir tentang kebaikan maka aku akan berusaha berpikir tentang keburukan,,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kepada Yth. Mereka yang Berada di Layar Kaca

14 April 2011   04:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:49 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

adverta.rs Kalian adalah orang-orang yang spesial. Ketampanan dan kecantikan telah kondang bahkan sebelum dilahirkan. Begitu juga dengan pesona yang mampu menyihir semua orang. Terlebih dalam dunia yang hampir di seluruh rumah terdapat kaca yang bersinar, wajah kalian telah memasuki rumah-rumah kami. Dan kehidupan kami. Meski kita tidak saling kenal, kalian banyak berpengaruh pada kehidupan. Pesona, kecantikan, dan ketampanan telah merasuk ke setiap neuron-neuron dalam otak hingga sumsum tulang belakang. Sadar atau tidak, kalian mengajarkan kepada kami ilmu kehidupan. Baik buruk, pantas tidak pantas, cantik, tampan, gaya hidup, sopan santun, dan sebagainya. Para psikolog menyebutnya unconscious. Mereka juga menciptakan berbagai istilah untuk menyebutnya, em apa itu, modelling? Atau mungkin sugesti? Apapun itu telah membuat kami membeli pelitur yang menyembunyikan warna kecoklatan kita yang alami, vitamin yang dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, pengharum yang menusuk hidung orang lain, dan sebagainya. Bahkan kami menjadi tahu bagaimana seharusnya kita berpakaian, berperilaku, dan mengumpat orang lain. Dahulu, kami berpikir bahwa itu semua hanyalah ilusi dramatis dari kehidupan. Kami tidak sungguh-sungguh percaya pada apa yang kami lihat. Namun ketidakpercayaan tersebut terkikis secara perlahan tanpa disadari, dan menanamkannya menjadi sebuah realita standar kehidupan. Dari situlah kami mendefinisikan apa itu baik, keren, gaul, modis, dsb. Kami dipertontonkan tentang kehamilan di luar nikah agar merasa iba, kesedihan yang dieksploitasi menjadi hiburan, perseteruan dan perkelahian menjadi berita biasa. Dan ternyata kehidupan kalian pun tidak jauh dari tontonan, begitu pula kehidupan kami. Seiring kemajuan zaman, kehamilan pun bisa mengalami akselerasi bak sekolah-sekolah. Kehidupan menjadi kelas Internasional dimana semuanya berbahasa Inggris. Isa-isa lain lahir dari rahim-rahim ibu tak bersuami. Bintang porno pun tak masalah selama sudah insyaf. Awalnya kami mencibir, mencemooh, dan sebagainya. Lama kelamaan kami lelah seiring bertambah banyaknya yang harus dijauhi, jadi kami diam. Lantas semua menjadi sesuatu yang biasa saja. Wajar, sebuah kata yang membenarkan setiap tindakan salah yang kita lakukan. Kalian bisa mengelak bahwa itu kehidupan pribadi kalian dan bersembunyi di balik daging babi. Begitu pula kami akan berusaha menjauhi kalian. Tetapi hubungan kita jauh lebih dalam daripada apa yang dibayangkan. Dan kita tidak bisa begitu saja berpisah. Kalian memang orang-orang dengan anugerah yang luar biasa. Hubungan kita begitu dalam bahkan kepada anak-anak kita yang masih di dalam kandungan. Mungkin ini memang takdir Tuhan. Karenanya saya memohon untuk tidak lagi mempertontonkan apa yang tidak disampaikan orang tua kita kepada anak-anaknya. Lakukanlah demi siapa pun yang kita cintai. Ajarkan kepada kami mana yang baik dan buruk, sesuai dengan yang telah orang tua kita ajarkan bukan apa yang kita lakukan. Biarkan saja jika ternyata itu munafik, tetapi kepalsuan yang indah kelamaan akan menjadi kenyataan. Great Power, Great Responsibility. Bahkan jika memang itu hak kalian, maka tolong relakanlah hak tersebut demi orang lain. Sebuah pengorbanan. Muhammad tidak pernah memaksa orang untuk masuk Islam, maka saya pun sama tidak berhaknya untuk memaksa anda. Saya hanya memohon, meminta. Kewajiban saya hanyalah menyampaikan, selebihnya itu urusan anda dengan Tuhan. Tuhan yang ada dalam kehidupan publik maupun kehidupan pribadi kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun