Mohon tunggu...
Parada Hutauruk
Parada Hutauruk Mohon Tunggu... Ilmuwan - I am scientist --theoretical physicist

I am only a tail of universe who is doing something, trying something and doing something again to make something better ...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mampukah BRIN Menciptakan Dunia Riset yang Kondusif di Indonesia?

29 April 2021   02:05 Diperbarui: 29 April 2021   02:29 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Ada dua peristiwa sejarah yang menarik dalam dunia pendidikan dan riset di Indonesia saat ini yakni pertama, di-merger-nya kemenristekdikti dan kemendikbud menjadi Kemendibud-ristek dan kedua, dibentuknya badan riset dan inovasi nasional (BRIN). 

Hari ini kepala LIPI, L.T. Handoko dilantik menjadi kepala BRIN yang baru menggantikan Bambang Brodjonegoro. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah lembaga ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI) bagaimana posisinya setelah BRIN dibentuk? Issue-nya adalah LIPI akan dibubarkan dan pegawainya akan di pekerjakan sebagai pegawai BRIN. Dan ini pastinya akan menyisakan pekerjaan rumah yang baru dan besar bagi kepala BRIN untuk bisa menempatkan peneliti-peniliti dari LIPI ke BRIN dalam posisi yang tepat dan benar.

Dengan kata lain the right person in the right place, guna bisa memaksimalkan penelitian di BRIN. Ini juga sangat bermanfaat untuk mencapai tujuan jangka panjang dari BRIN dalam riset dan inovasi yang menjadi tujuan utama BRIN didirikan.

Seperti kita ketahui bersama bahwa penelitian di Indonesia masih kurang berkembang dan kondisi riset nasional belum begitu kondusif untuk bisa melakukan riset yang efisien dan efektif. Hal ini bisa dilihat dari ouput penelitian Indonesia masih jauh dibanding negara-negara Asia bahkan Eropa dan Amerika. 

Walaupun dalam hal ini pemerintah telah banyak memberikan stimulasi-stimulasi untuk meningkatkan capaian di riset nasional seperti memberikan insentif bagi peneliti yang berhasil mempublikasi hasil riset /paper di jurnal internasional, memfasilitasi pertemuan antara diaspora dan peneliti di Universitas di Indonesia melalui program dinas pendidikan tinggi (DIKTI), dan mendorong para akademisi di universitas untuk menjalin kerjasama/kolaborasi dengan universitas di luar negeri di semua benua. Hal ini menjadi sangat menarik, namun program ini dilakukan ketika riset masih kepalai oleh kemenristek dan pendidikan ditangani oleh kemendikbud.

Saat ini peta riset nasional mungkin akan berubah drastis dari yang sebelumnya, dimana Kemendibud-ristek akan menangani masalah pendidikan dan riset perguruan tinggi dan BRIN mungkin akan menangani masalah riset dan inovasi yang menghubungkan para stakeholder seperti universitas, industri dan pemerintah. Hal ini akan menjadi sangat efektif bila infrastruktur riset sudah terbangun memadai. Pastinya, langkah-langkah besar dibutuhkan untuk bisa melakukan riset yang menghasilkan inovasi serta dikoneksikan dengan industri.

Namun selain membenahi infrastruktur dan melakukan inovasi, ada hal penting yang perlu dilakukan terlebih dahulu, yakni menciptakan dunia riset yang kondusif di Indonesia melalui BRIN. Artinya BRIN perlu memetakan sumber daya (SD) peneliti berdasarkan keahliannya dan bidang-bidang penelitian yang bisa berkoneksi dengan industri. 

Dengan demikian bisa melakukan penitikberatan bidang penelitian misalnya SD untuk applied science, SD technology, SD computer science dan SD natural science. Jadi pemetaan ini sangat penting untuk dilakukan agar penelitian di BRIN bisa berjalan efektif. 

Selain SD peneliti dan keahlian, laboratorium yang memadai sangat dibutuhkan untuk segera di bangun atau di kembangkan. Bila tidak maka ada jalan lain yang dilakukan BRIN yakni dengan berkolaborasi dengan para peneliti di Luar negeri ataupun peneliti diaspora agar bisa mengakselerasi penelitian di Indonesia di tengah keterbatasan yang ada.

Hal penting lain yang dilakukan oleh BRIN adalah mulai untuk merekrut peneliti-peneliti internasional untuk bisa bekerja dengan peneliti-peneliti Indonesia yang ada di BRIN maupun di Universitas. Ini sangat baik untuk bisa menunjang dan menciptakan iklim penelitian yang benar di Indonesia. Hal ini bisa dilakukan dengan merekrut peneliti-peneliti internasional dengan program semacam visiting, posdoctoral dan lainnya. 

Tentunya perekrutan bukan melalui pegawai negeri sipil (PNS) mungkin bisa melalui skema semacam kontrak untuk jangka waktu tertentu. Bila BRIN melakukan hal-hal yang telah di uraikan di atas maka BRIN akan bisa menciptakan iklim penelitian yang lebih kondusif dari sebelum-sebelumnya. PTPH

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun