Mohon tunggu...
Panji Haryadi
Panji Haryadi Mohon Tunggu... Penulis -

Gemar menulis mengenai sejarah dan peradaban Islam.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Masjid Muhammad Cheng Ho Palembang, Akulturasi Tiga Kebudayaan

5 Desember 2017   22:41 Diperbarui: 6 Desember 2017   08:42 1569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apabila berkunjung ke kota Palembang, sempatkanlah berkunjung ke Masjid Al-Islam Muhammad Cheng Ho. Di Indonesia terdapat 15 Masjid Cheng Ho, dan salah satunya berada di Palembang. Masjid Cheng Ho Palembang beralamat di 15 Ulu, Seberang Ulu I, atau di depan Pasar Induk Jakabaring. Masjid Cheng Ho berjarak sekitar 7,3 km dari pusat kota Palembang, dan dengan menggunakan kendaraan bermotor dapat ditempuh hanya dalam waktu sekitar 15 menit.

Suasana jalan menuju masjid. Photo: Panji Haryadi/Gana Islamika
Suasana jalan menuju masjid. Photo: Panji Haryadi/Gana Islamika
 Masjid ini didirikan atas prakasarsa Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI---belakangan mereka mengubah namanya menjadi 'Pembina Iman Tauhid Islam') DPW Sumsel dan Yayasan Muhammad Cheng Ho Sriwijaya Palembang. Masjid ini mulai didirikan pada September 2005 dan selesai sekaligus diresmikan pada Agustus 2008. Masjid ini memiliki bangunan utama seluas 40 m2 di atas sebidang tanah seluas 4.990 m2 yang merupakan hibah dari Gubernur Provinsi Sumatra Selatan pada waktu itu, Syarial Oesman.

Di bagian tenggara Masjid terdapat kantor Korwil PITI. Photo: Panji Haryadi/Gana Islamika
Di bagian tenggara Masjid terdapat kantor Korwil PITI. Photo: Panji Haryadi/Gana Islamika
Gerbang pintu masuk masjid dengan ornament khas China. Photo: Panji Haryadi/Gana Islamika
Gerbang pintu masuk masjid dengan ornament khas China. Photo: Panji Haryadi/Gana Islamika
Saya berkesempatan melihat langsung keadaan di lokasi pada 17 November 2017. Secara arsitektur, bangunan ini merupakan akulturasi dari tiga kebudayan, yaitu Islam, Tiongkok, dan Palembang. Kekhasan dari tiga kultur ini sudah dapat dilihat dari penampakkan luar bangunan tersebut. Gerbang masuk masjid bergaya tiongkok dengan pilar merah dan gentengnya, di bawah genteng terdapat papan nama bertuliskan "Masjid Muhammad Cheng Hoo" lengkap dengan aksara Chinanya.

Di samping bangunan utama, terdapat dua menara, atau lebih tepatnya Pagoda. Pagoda merupakan bangunan tradisional khas arsitektur China. Namun, yang unik dari Pagoda ini adalah bagian tertingginya berbentuk tanduk kambing yang merupakan ciri khas Palembang. Masing-masing pagoda dinamai Hablum Minallah dan Hablum Minannas yang artinya adalah "hubungan dengan Allah" dan "hubungan dengan manusia". Pagoda tersebut memiliki tinggi 17 m dengan 5 tingkat atap yang secara simbolis merupakan pemaknaan dari shalat fardhu, yaitu 17 rakaat dan 5 waktu dalam satu hari. Di bawah masing-masing pagoda terdapat areal wudhu di setiap sisinya.

Pagoda dengan ketinggian 17 m disertai 5 tingkat atap yang secara simbolis merupakan pemaknaan dari shalat fardhu, yaitu 17 rakaat dan 5 waktu dalam satu hari. Photo: Panji Haryadi/Gana Islamika
Pagoda dengan ketinggian 17 m disertai 5 tingkat atap yang secara simbolis merupakan pemaknaan dari shalat fardhu, yaitu 17 rakaat dan 5 waktu dalam satu hari. Photo: Panji Haryadi/Gana Islamika
Pada bangunan utama, kita dapat melihat empat pilar di setiap sudutnya yang beratapkan genteng dengan ornament China. Sementara pada bagian tengah atap masjid terdapat sebuah kubah besar dengan lambang bulan bintang pada puncaknya, yang mana bentuk tersebut banyak ditemui pada arsitektur khas Islam.

Dua dari Empat pilar di setiap sudut masjid dengan atap gentengnya bergaya arsitektur China. Photo: Panji Haryadi/Gana Islamika
Dua dari Empat pilar di setiap sudut masjid dengan atap gentengnya bergaya arsitektur China. Photo: Panji Haryadi/Gana Islamika
Pintu masjid berwarna merah pekat dengan ornament roster (lubang angin) khas China. Photo: Panji Haryadi/Gana Islamika
Pintu masjid berwarna merah pekat dengan ornament roster (lubang angin) khas China. Photo: Panji Haryadi/Gana Islamika
 Masuk ke areal dalam masjid, nuansa China sudah nampak kembali, pintu masjidnya berwarna merah pekat dengan setengah dari pintu tersebut dilengkapi oleh ornament roster (lubang angin). Pada roster bagian atas pintu terdapat kaligrafi lafadz Allah bermaterial besi. Pada bagian jendela, daunnya juga berwarna merah, dengan pola roster pada bagian atasnya yang sama dengan bagian pintu. Sehingga, dengan roster yang begitu banyak di sekeliling bangunan masjid, angin segar dapat berhembus masuk, cukup membuat sejuk di tengah panasnya udara kota Palembang. 

Panji Haryadi

Lebih lengkap photo-photo dan sejarahnya lihat:

Masjid Muhammad Cheng Ho Palembang (1): Akulturasi Tiga Kebudayaan

Masjid Muhammad Cheng Ho Palembang (2): Siapakah Cheng Ho?

Masjid Muhammad Cheng Ho Palembang (3): Persatuan Islam Tionghoa Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun