Mohon tunggu...
Josephine Olivia
Josephine Olivia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

apapun masalahnya, bagaimana pun buruknya keadaan, ingatlah kamu tidak terjebak. selalu ada jalan keluar

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Gita Cinta dari SMA (1979) dan Ada Cinta di SMA (2016): Serupa Tapi Tak Sama

11 September 2022   18:38 Diperbarui: 11 September 2022   18:45 1699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Gita Cinta dari SMA. Sumber: Google

Berkembangnya industri perfilman memang tak ada habisnya bila dibicarakan. Kita dapat merasakan perubahan tersebut setiap dekadenya. Baik dalam segi plot cerita, kualitas gambar, alur, hingga karakter yang digambarkan tentunya mengikuti perkembangan jaman. Perkembangan teknologi tentunya sangat menentukan perkembangan film dan berbagai ragam bentuknya (Vita, 2022).

Menilik industri perfilman di Indonesia, banyak sekali artis-artis ternama yang sudah berkarya melalui layar kaca sejak 1926. Dari Rano Karno, Christine Hakim, Lydia Kandou, Yessy Gusman, hingga artis yang saat ini sedang naik daun seperti Prilly Latuconsina, Vino G. Bastian, Reza Rahardian hingga Iqbaal Ramadhan kini turut mewarnai industri layar lebar.

Berbicara mengenai Rano Karno, tentunya nama tersebut sudah tidak asing di telinga kita. Berbagai film ternama sukses diperankan olehnya, salah satunya berjudul Gita Cinta dari SMA yang dirilis pada tahun 1979 dan juga diperankan oleh Yessi Gusman.

Film tersebut mengisahkan tentang kisah cinta dua pelajar SMA yakni Galih (diperankan Rano Karno) dan Ratna (diperankan Yessi Gusman). Galih dan Ratna merupakan bintang kelas, dan menjadi murid teladan di SMA-nya. Namun sayang, hubungan keduanya tidak direstui oleh ayah Ratna. Mereka pun mencoba untuk tetap bersama dengan berbagai cara, hingga akhirnya membuahkan hasil yang manis.

Banyak film Indonesia yang mengangkat genre romantis dan mengisahkan kisah cinta SMA. Salah satu film yang mengambil latar belakang SMA lainnya adalah Ada Cinta di SMA yang tayang pada tahun 2016. Diperankan oleh Iqbaal Ramadhan, Caitlin Halderman dan sederet bintang remaja lainnya, film tersebut sukses mengisahkan tentang perjuangan Iqbal (diperankan Iqbaal Ramadhan) bersaing dengan Ayla (diperankan Caitlin Halderman) dalam menjadi ketua OSIS, serta kisah asmara remaja yang berhasil membuat penonton tersenyum manis.

Poster Ada Cinta di SMA. Sumber: Google
Poster Ada Cinta di SMA. Sumber: Google

Film Ada Cinta di SMA dirilis pada abad yang berbeda dari Gita Cinta dari SMA, dan tentunya latar belakang serta aspek-aspek dalam masing-masing film pun berbeda. Adanya perbedaan jaman produksi dan tayang menjadi pembeda utama dari kedua film tersebut.

Paradigma

Aspek pembeda yang pertama adalah paradigma. Cohenn & Manion (dalam Mackenzie & Knipe, 2006) menyebutkan bahwa paradigma menjadi tujuan pelaksanaan suatu penelitian. Dalam film, paradigma digunakan untuk menganalisis persepsi suatu film.

Harmon (dalam Moleong, 2004) menyebutkan bahwa paradigma adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan hal yang berkaitan dengan realitas.

Pada dasarnya, paradigma adalah seperangkat konsep, keyakinan, asumsi, nilai, metode, atau aturan yang membentuk kerangka kerja pelaksanaan sebuah penelitian (Vita, 2022).

Dalam Gita Cinta dari SMA, film tersebut menggunakan paradigma fungsionalisme. Galih dan Ratna merupakan remaja SMA yang saling jatuh cinta. Banyak adegan yang menampilkan momen romantis keduanya, seperti pada adegan pulang bersama. Walaupun banyak siswa lain yang mengajak Ratna pulang bersama dengan menaiki mobil atau Vespa, ia tetap memilih untuk pulang bersama Galih yang hanya membawa sepeda.

Pertemuan pertama keduanya pun menjadi adegan ikonik dan romantis. Saat itu Galih sedang kesulitan karena rantai sepedanya lepas. Ratna pun bertemu dengan Galih, dan ia memberikan perhatian pada Galih yang sedang kesulitan yakni dengan mengelap peluh di wajah Galih. Keduanya pun jatuh cinta dan justru tidak direstui oleh ayah Ratna.

Adanya hubungan yang dijalin oleh Galih dan Ratna merupakan pemuasan kebutuhan manusia sebagai mahluk sosial, dan memandang kehidupan mereka kedepannya sebagai sistem masyarakat yang saling berkaitan dengan pendidikan, agama, struktur politik hingga keluarga sebagaimana disampaikan dalam paradigma fungsionalisme.

Sedangkan paradigma yang digunakan oleh film Ada Cinta di SMA ialah paradigma kritis, dimana film tersebut mengisahkan tentang persaingan yang dihadapi dalam menjadi ketua OSIS. Dari kampanye hingga saling menjatuhkan satu sama lain, kedua calon yakni Iqbal dan Ayla menghadapi isu-isu sosial yang menjadi hambatan keduanya.

Etika, nilai dan pilihan moral menjadi bagian tidak terpisahkan dari paradigma kritis. Film tersebut memberi pesan bagi para penontonnya untuk bersaing secara sehat dan tidak saling menjatuhkan sesama teman, yang berusaha untuk membentuk kesadaran sosial dan merubah kondisi kehidupan manusia. Film Ada Cinta di SMA tentunya menggambarkan kehidupan remaja SMA saat ini, dan dengan adanya film tersebut diharapkan mampu menanamkan nilai moral bagi penontonnya.

Genre dan Sub-Genre

Selanjutnya pada genre yang digunakan, kedua film tersebut mengangkat genre romantis. Genre romantis termasuk juga dalam genre drama, yang berhubungan erat dengan kehidupan anak SMA pada latar film yang digunakan. Dengan fokus utama dalam kisah percintaan remaja SMA, Gita Cinta dari SMA (1979) dan Ada Cinta di SMA (2016) berhasil memberikan film bergenre romantis yang realistis dan memiliki alur cerita yang kuat.

Adapun dalam aspek sub-genre, kedua film tersebut memiliki sub-genre komedi, dimana cerita yang disuguhkan ringan dan menekankan pada kisah percintaan remaja yang diwarnai parodi. Adapun film Ada Cinta di SMA (2016) juga memiliki sub-genre musikal, karena film tersebut juga diwarnai dengan tayangan lagu-lagu yang dinyanyikan oleh pemeran film tersebut.

Karena latar waktu kedua film tersebut berbeda, tentunya ada banyak perubahan dalam mengisahkan kisah cinta anak SMA dengan ciri khasnya masing-masing. Seperti apabila dalam Gita Cinta dari SMA, film tersebut menampilkan adegan puisi romantis yang ditulis oleh Galih dan mampu membuat Ratna bahagia. Namun dalam film Ada Cinta di SMA, apabila menampilkan adegan puisi romantis yang berlebihan tentu akan dipandang aneh dan terkesan kuno.

Walaupun dirilis pada tahun dan era yang berbeda, Gita Cinta dari SMA (1979) dan Ada Cinta di SMA (2016) merupakan film romantis khas anak SMA yang mampu membuat penontonnya tersenyum gembira. Apakah movie lovers sudah menonton kedua film tersebut? Film mana yang paling berkesan untuk kalian?

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, R.A. V. (2022). Filmologi Kajian Film (1st ed.). UNY Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun