Mohon tunggu...
Djho Izmail
Djho Izmail Mohon Tunggu... Pejalan kaki yang lambat

Bercerita dari Kampung Bermukim Maya di: https://pangeranrajawawo.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Diary

Baper atau GeEr Pada Tempatnya

25 Juli 2025   20:18 Diperbarui: 25 Juli 2025   11:23 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar ilustrasi dari: https://www.blogbiasa.com/

Dalam setiap awal kisah, kita sering kali terperangkap dalam kemungkinan. Tatapan yang tak sengaja kita balas dengan harapan. Senyuman yang tulus kita tafsir sebagai ajakan. Sebuah pertanyaan sederhana seperti "Sudah makan belum?" berubah jadi bait pertama dari sajak cinta yang belum tentu ditulis untuk kita.

Ya, hati kita mudah luluh, cepat berharap. Dan di antara baper (terbawa perasaan) serta geer (gede rasa), sering kali kita kehilangan kendali atas logika. Kita membangun istana dari pasir, lalu kecewa saat ombak kenyataan merobohkannya.

Maka, tulisan ini adalah seruan untukmu---yang sedang menikmati awal rasa, yang tengah dilanda tanda-tanda tapi belum ada kejelasan. Mari duduk sejenak. Mari belajar untuk tenang. Karena cinta yang dewasa tak pernah gegabah. Ia datang dengan pelan, tak memaksa, tapi nyata.

  • Sadarilah Motif: Sungguh Cinta atau Sekadar Ingin Dicintai?
    Pertanyaan pertama yang seharusnya kita ajukan pada diri sendiri saat mulai baper adalah: Apakah aku menyukainya karena memang karakternya membuatku tertarik, atau aku hanya ingin merasakan dicintai?
    Banyak dari kita yang keliru menaruh rasa. Bukan karena orang itu benar-benar istimewa, tetapi karena kita tengah rapuh. Kita butuh sandaran. Kita rindu perhatian. Maka, sedikit kebaikan saja terasa seperti cinta, padahal belum tentu demikian.
    Mengenali motif ini penting. Karena orang yang tak tahu alasan ia berjalan, mudah tersesat. Bukan karena jalan yang salah, tapi karena melangkah terlalu cepat.
  • Jangan Gampang Menerjemahkan Perhatian Sebagai Perasaan
    Ada orang yang memang ramah. Ada yang senang bercanda. Ada yang mudah terkoneksi secara emosional. Tapi itu bukan berarti ia menyimpan perasaan yang sama.
    Jangan terlalu cepat menaruh harapan di atas sinyal yang belum jelas. Cinta bukan soal frekuensi chat, bukan soal emoji tawa dan hati. Cinta membutuhkan kepastian, bukan interpretasi sepihak.
  • PDKT Itu Medan Abu-Abu
    Pendekatan hanyalah tahap mengenal. Ia bukan janji. Ia bukan ikatan. Bahkan, sering kali, ia bukan niat untuk berlanjut.
    Hari ini terasa hangat, besok bisa berubah dingin. Dan itu bukan kesalahan. Itu bagian dari proses penyaringan rasa. Maka, jangan beri hati seluruh ruang jika kamu belum tahu ke mana arah perjalanan ini. Simpan sebagian untuk dirimu sendiri. Untuk berjaga-jaga.
  • Bangun Pagar Emosional
    Kita boleh berharap, tapi jangan tenggelam. Boleh menyukai, tapi jangan menggantungkan seluruh bahagia hanya pada dia yang belum tentu singgah.
    Jika satu pesan darinya membuatmu berbunga-bunga, dan satu jam tanpa kabar membuatmu terpuruk, maka saatnya kamu menarik diri sejenak. Bangun pagar. Karena hati itu taman, dan tidak semua orang berhak masuk seenaknya.
  • Jangan Biarkan Imajinasi Menulis Cerita Sendiri
    Kita sering kali lebih jatuh pada imajinasi daripada pada kenyataan. Kita membangun skenario: "Dia perhatian mengarah ke pasti suka lanjut ke sebentar lagi tembak dan lalu kita akan jadian."
    Padahal kenyataannya bisa sesederhana: Dia hanya bosan dan ingin ngobrol dengan siapa saja.
    Berhenti menulis cerita sendiri. Kalau belum ada pernyataan yang jelas, jangan buat simpulan. Imajinasi yang liar hanya akan melahirkan kecewa yang tidak perlu.
  • Sibukkan Diri dengan Hal-Hal yang Berarti
    Saat kamu tidak punya hal lain yang lebih menarik selain menunggu kabarnya, maka kamu sedang memberikan kendali emosionalmu kepada orang lain.
    Isi hari-harimu dengan aktivitas yang membuatmu tumbuh. Bekerja, membaca, menulis, belajar, berdoa. Ketika hidupmu penuh, satu orang yang datang dan pergi tak akan menggoyangkan segalanya.
    Kemandirian emosional adalah benteng dari patah hati.
  • Saat Sudah Terlalu Dalam, Tanyakan Kepastian
    Jika kamu merasa hubungan sudah terlalu dalam tapi statusnya tak kunjung jelas, maka tak ada salahnya bertanya. Tak usah pakai drama, cukup dengan tenang:
    "Aku senang mengenalmu, tapi aku juga ingin tahu, kamu melihat ini sebagai apa?"
    Bukan untuk memaksa. Tapi untuk memandu langkah. Karena semakin lama kamu berdiri di persimpangan, semakin besar kemungkinan kamu kelelahan sendiri.
  • Belajarlah Melepaskan dengan Lapang
    Kadang, meski kita sudah menjaga perasaan, tetap saja kita kecewa. Dan itu manusiawi.
    Yang penting adalah bagaimana kita meresponsnya. Kita tidak menyalahkan diri sendiri. Kita tidak mengutuk cinta. Tapi kita belajar menerima, bahwa tidak semua pendekatan harus berakhir jadi hubungan.

Terkadang, seseorang hadir hanya untuk menyapa, bukan untuk menetap.

Baper dan geer adalah jebakan halus dalam proses PDKT. Ia datang dari hasrat alami manusia untuk dicintai. Tapi cinta yang sejati bukan hanya rasa, ia juga logika, pilihan, dan kesadaran.

Tenanglah, hati. Jangan terburu-buru membaca tanda. Yang benar-benar mencintaimu akan datang dengan niat, bukan sekadar sinyal.

Biarkan cinta tumbuh pelan-pelan, seperti pohon yang berakar sebelum berdaun. Karena yang datang tergesa, sering kali pergi tanpa pamit.

Dan kamu tak pantas dikecewakan oleh cinta yang belum jelas bentuknya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun