Mohon tunggu...
Pandu Kusumaningtyas
Pandu Kusumaningtyas Mohon Tunggu... mahasiswa

24107030153

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Karat Rangka eSAF Bikin Insaf

12 Juni 2025   20:25 Diperbarui: 12 Juni 2025   22:13 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : progres.id/Kontroversi Rangka eSAF Honda, Ini Beberapa Model Motor Honda yang Gunakan Rangka eSAF

Saya masih ingat betul momen ketika memutuskan membeli Honda Vario 160 varian tertinggi saat baru diluncurkan. Sebagai mahasiswa yang mengandalkan mobilitas tinggi, motor matic berperforma tangguh dengan desain sporty adalah impian yang akhirnya jadi kenyataan. Namun siapa sangka, motor impian saya justru menghadirkan kekhawatiran sejak hari pertama sampai hari ini.

Saat motor diantarkan ke rumah oleh pihak dealer resmi, saya langsung mengecek dan menyadari ada bagian pada rangka motor yang tampak seperti karat. Ketika saya tanyakan, teknisi pengantar dengan yakin berkata: "Itu normal, mas. Karena ini rangka baru, namanya eSAF." Karena saya belum pernah punya motor dengan teknologi rangka eSAF, saya terima penjelasan itu. Saya percaya.

Namun, kepercayaan itu perlahan berubah menjadi kekhawatiran, yang berujung kekecewaan.

Beberapa bulan setelah itu, lini masa media sosial saya penuh dengan keluhan pemilik Honda Vario, BeAT, Scoopy, hingga Genio. Mereka memperlihatkan bagaimana rangka motor mereka berkarat, keropos, bahkan patah. Tentu saja saya langsung teringat kondisi motor saya yang dari awal sudah menunjukkan indikasi karat.

Saya sadar, Saya bukan satu-satunya. Saya adalah korban dari komunikasi perusahaan yang tidak transparan sejak awal.

Awalnya, PT Astra Honda Motor (AHM) seperti pura-pura tidak tahu. Tidak ada pernyataan resmi yang menenangkan publik. Tidak ada penjelasan teknis langsung yang bisa diverifikasi. Bahkan ketika akhirnya AHM mengeluarkan video klarifikasi, justru juru bicaranya memakai masker dan tidak menampilkan identitas, seolah mereka takut menghadapi konsumen sendiri.

Ini sangat bertolak belakang dengan prinsip komunikasi yang baik. Sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi, saya tahu bahwa dalam dunia Public Relations, apalagi dalam kondisi krisis, prinsip utama adalah transparansi, kecepatan, dan empati. Sayangnya, AHM tidak menunjukkan ketiganya sejak awal krisis mencuat.

Berdasarkan Kode Etik Kehumasan Indonesia (PERHUMAS), ada beberapa prinsip dasar PR yang wajib dipatuhi oleh korporasi, terutama saat menghadapi isu serius seperti ini:

  1. Kejujuran dan Kebenaran
    Menyampaikan informasi yang akurat, bukan menyesatkan.
  2. Tanggung Jawab Sosial
    Mengutamakan keselamatan publik, bukan sekadar citra perusahaan.
  3. Keterbukaan
    Memberi akses informasi seluas-luasnya kepada publik.
  4. Komitmen terhadap Publik
    Menempatkan konsumen sebagai prioritas, bukan kerugian finansial.

Sayangnya, sejak awal krisis, AHM justru bersikap tertutup, lamban, dan lebih defensif daripada solutif.

Selain pelanggaran etika, kasus ini juga bisa ditinjau dari sisi hukum. Berdasarkan UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, saya dan para korban lainnya seharusnya berhak mendapat informasi yang benar, jelas, dan jujur tentang kondisi dan keamanan produk. Karat pada rangka bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh, apalagi kalau sampai mengancam keselamatan saat berkendara.

Sementara UU Perindustrian juga mewajibkan produsen untuk menjamin standar mutu barang. Jika benar rangka eSAF mudah patah atau korosi, maka ini bukan hanya soal reputasi, tapi juga soal pelanggaran hak konsumen atas keamanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun