Mohon tunggu...
pandega
pandega Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mbah Maridjan Masuk TV Singapore (ChannelNewsAsia)

24 Mei 2011   14:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:17 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mbah Maridjan, sosok abdi dalem Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat ini akan masuk TV Singapore. Channel News Asia, TV tetangga sebelah yang mencakup Asia-Pasific ini akan menayangkan sebuah dokumenter mengenai Mbah Maridjan dan momongannya yaitu gunung Merapi selama satu jam tiap episodenya dan ditayangkan sampai 4 episode. "Mbah Maridjan, Gate keeper of Mount Merapi" akan ditayangkan pada hari jum'at 27 Mei 2011 pukul 8.00 waktu setempat. Mbah Maridjan, yang sebelumnya hanya dikenal di lingkup Jogja, mulai dikenal secara nasional maupun internasional pada tahun 2006, saat letusan Merapi pada tahun itu. Kalangan ilmuwan pun dibuat terheran-heran dengan ke-keukeuh-an Mbah Maridjan waktu itu. Sampai-sampai Presiden SBY pun meminta beliau untuk turun, tapi tetap tidak mau. Mbah Maridjan hanya menitip salam kepada utusan presiden yang naik hingga ke Kinahredjo. Sri Sultan Hamengku Buwono pun juga sempat menghimbau Mbah Maridjan untuk turun, tapi Mbah Maridjan tetap tak mau turun. Mungkin saja Mbah Maridjan meyakini bahwa himbauan itu bukan dari Ngarso Dalem sebagai Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat, tapi hanya sebagai gubernur. Karena ada cara tersendiri apabila sebuah perintah dari kraton disampaikan kepada seorang abdi dalem. Kemudian setelah Merapi mereda semua kalangan dibuat terheran-heran, bahkan ilmuwan luar negeri, bahwa perkiraan Mbah Maridjan waktu itu dianggap benar. Padahal sebenarnya bukan masalah per-klenik-an, tapi dalam budaya Jawa ada yang disebut ilmu "titen". Yaitu ilmu niteni atau menandai dengan melihat tanda-tanda sehingga kemudian dapat disimpulkan seperti apa yang akan terjadi kemudian. Namun letusan pertama pada rangkaian aktivitas Merapi pada tahun lalu, rumah Mbah Maridjan diterjang 'Wedhus Gembel'. Mbah Maridjan pun turut menjadi korban pada saat itu, padahal kabarnya Mbah Maridjan telah bersedia untuk turun. Namun sebelum keputusan itu dilaksanakan, takdir berkata lain. Mbah Maridjan meninggal bersama beberapa anggota SAR yang akan segera turun selepas magrib. Semoga Simbah tenang di dunia lain sana. Amin. Kini, dunia mengenangmu, Mbah.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun