Mohon tunggu...
Panca Nugraha
Panca Nugraha Mohon Tunggu... profesional -

Saya seorang wartawan, penulis. Bekerja sebagai koresponden harian The Jakarta Post untuk wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Indonesia Kembangkan 60 Ribu Ha untuk Swasembada Bawang Putih Nasional

27 Mei 2017   11:07 Diperbarui: 27 Mei 2017   11:32 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pemerintah Indonesia mulai mengembangkan perluasan lahan tanam hingga 60 ribu hektare untuk komoditi bawang putih, demi mencapai swasembada bawang putih dua tahun ke depan.

Komitmen perluasan lahan tanam bawang putih itu ditandai dengan penanaman bibit bawang putih bersama oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Desa dan PDTT, Eko Budi Sandjojo, Menteri BUMN Rini Soemarno, Wakil Gubernur NTB, Muhammad Amin, dan Wakil Bupati Lombok Timur Hairul Warisin Rabu (25/5) di Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Cukup 60 ribu hektare, maka swasembada bawang putih nasional bisa tercapai. Paling tidak dua tahun selesai,"kata Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, usai penanaman bibit bawang putih di Kecamatan Sembalun, LombokTimur.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, saat ini luas lahan tanam komoditi bawang putih nasional hanya sekitar 2.500 hektare dengan produksi pertahun berkisar 20 ribu ton per tahun. Sementara kebutuhan konsumsi bawang putih nasional setiap tahun rata-rata bisa mencapai 400 ribu hingga 500 ribu ton per tahun.

Untuk mencukupi kebutuhan nasional itu, Indonesia setiap tahun harus mengimpor bawang putih mencapai 500 ribu ton dengan nilai sekitar Rp20 Triliun.

Andi Amran mengatakan, dengan upaya perluasan lahan tanam hingga 60 ribu hektare, maka dua tahun ke depan Indonesia bisa memproduksi bawang putih lebih dari 600 ribu ton pertahun.

"Saat ini kita masih import (bawang putih) 500 ribu ton per tahun. Kalau per ton Rp40 juta, maka nilainya Rp20 Triliun. Maka dengan pperluasan lahan bawang putih 60 ribu hektare ini, kami optimistik akan berhasil dan kita bisa selamatkan devisa negara 20 Triliun itu,"kata Andi.

Andi mengatakan, luas tanam bawang piutih nasional pernah mencapaipuncaknya pada tahun 1995 dengan luas lahan 20 ribu hektare, namun luasan itu terus menurun hingga titik paling rendah saat ini 2.500 hektare.

"Kenapa itu terjadi?, karena selama ini kita melakukan pembiaran. Impor sesuai keinginan, impor sesuai pesanan. Tapi dalam pemerntahan Jokowi-JK, kami diperintahkan hadir di tengah rakyat, bela rakyat demi kepentingan masyarakat kecil. Dengan tanam 60 ribu hektare saja,kita bisa mencukupi kebutuhan nasional, meski ada hantu lanina, hantu elnino, kita bisa lolos," katanya.

Menurut Andi, kecamatan Sembalun, Lombok Timur dipilih menjadi salah satu lokasi perluasan lahan tanam bawang putih nasional dengan target 10 ribu hektare.

Daerah lainnya ada di Temanggung, Jawa Tengah seluas 20 ribu hektare, kemudian beberapa lagi ada di Provinsi Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan NTT.

Andi menekankan, perluasan lahan tanam bawang putih 60 ribu hektare bukan hal yang sulit. Ia menggambarkan, upaya pemerintah memperluas lahan padi nasional hingga 15 juta hektare dan lahan jagung hingga 7 juta hektare pun sudah bisa tercapai dalam tiga tahun terakhir.

"Kita garap padi 15 juta hektare dan jagung 7 juta hektare, dan sekarang jagung kita ekspor, dan beras tidak ada lagi import dan harga selalu stabil 1,5 tahun ini. Jadi kalau dianalogikan kita musuh gajah, sudah selesai. Nah masalah bawang putih 60 ribu hektare ini, ini ibarat kita lawan ayam," kata Andi.

Namun, saat ditanya terkait besaran anggaran yang dibutuhkan untuk perluasan lahan tanam bawang putih 60 ribu hektare itu, Andi Amran belum memastikan. Hal itu akan dilakukan bersama lintas kementerian bersama Kementerian Desa PDTT, Kementerian BUMN, dan Kementerian Perdagangan.

"Mimpi kami tiga tahun bisa swasembada bawang putih. Tapi sekarang, dengan keterlibatan dan kekompakan lintas kementerian, ya saya rasa dua tahun selesai lah," katanya.

Sementara itu, Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, Kementerian BUMN dan jajaran BUMN terutama di sektor perbankan dan pertanian akan mensupport total pengembangan lahan bawang putih nasional.

Dalam kegiatan penanaman bawang putih bersama di Sembalun, Lombok Timur, Kementerian BUMN melalui program CSR BUMN hadir untuk negeri, juga menyalurkan bantuan senilai Rp2,49 Miliar untuk masyarakat petani di sana.

“BUMN siap memberikan dukungan bagi para petani untuk semangat mengembangkan lagi bawang putih. BUMN akan berikan Kartu Tani dan Kredit Usaha Rakyat meningkatkan produksi,"kata Rini.

Selain itu, dari sisi pemasaran Bulog juga akan menyerap hasil produksi sehingga petani mendapatkan keuntungan yang cukup.

Rini mengatakan, dengan sinergi yang kuat lintas Kementerian maka program tersebut akan lebih mudah dan cepat tercapai demi kesejahteraan masyarakat.

"Untuk bibit dan pembinaan petani ada Kementerian Pertanian, dari Kemendes ada perbaikan infrastruktur pertanian berupa embung, sementara BUMN dan juga memfasilitasi kemudahan kredit modal dan jaminan harga hasil produksi. Dengan kerjasama itu maka saya yakin ini bisa berhasil,"katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Lombok Timur, Hairul Warisin mengatakan, Kecamatan Sembalun di Lombok Timur memiliki luas lahan pertanian produktif sekitar 1.200 hektare. Dalam kawasan potensi itu ada sekitar 400 hektare yang potensial bagi komoditas bawang putih dan bawang merah.

Sembalun juga pernah menjadi sentra komoditas bawang putih di era Soeharto sekitar tahun 1990 hingga 1997.

"Sembalun sangat terkenal sebagai sentra bawang putih saat itu. Potensi 400 hektare bisa ditanami semua, tapi sampai 1997 di saat pemerintahan Soeharto berakhir, kejayaan bawang putih Sembalun juga berakhir karena harga bawang dari China lebih murah," kata Hairul.

Saat ini eksisting lahan yang ditanami bawah putih di Kecamatan Sembalun hanya sekitar 50 hektare.

Petani di sana enggan menanam bawang putih lantaran ongkos produksi yang dinilai terlalu tinggi dan juga harga jual yang cenderung tidak stabil.

Ketua Kelompok Tani Lendang Luar Sembalun, Risbaini (48) mengatakan, menanam bawang putih bagi petani Sembalun saat ini bukan hal yang mudah, jika tanpa pendampingan dan perhatian banyak pihak.

Ia menjelaskan, setidaknya dibutuhkan dana Rp100 juta sampai 110 juta untuk ongkos produksi menanam 1 hektare lahan bawang putih.

"Ongkosnya tinggi, untuk bibit pupuk dan juga operasional.Sementara produktivitas kita disini rata-rata hanya 25 ton sampai 30 ton perhektare. Tapi kalau ada bantuan bibit dan pupuk kami pikir petani bisa lebih tertarik," katanya.

Risbaini menjelaskan, saat ini ada sekitar 79 kelompok tani di Kecamatan Sembalun, dengan anggota total mencapai 800 orang.

Namun yang masih aktif menanam bawang putih hanya 200 an orang, sisanya lebih memilih menanam komoditi hortikurtura, padi dan jagung, yang dinilai lebih mudah dan menguntungkan.

Jika hitungan Risbaini diperlukan minimal Rp100 juta untuk 1 hektare lahan bawang putih, maka bisa diperkirakan program perluasan lahan tanam 60 ribu hektar bawang putih nasional, akan menanggung biaya tidak kurang dari Rp60 Triliun.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun