Mohon tunggu...
Sugi Siswiyanti
Sugi Siswiyanti Mohon Tunggu... Full Time Blogger - blogger lifestyle, content writer, writer

Menikmati hidup

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Berlapang Dada terhadap Ingatan Masa Lalu

24 Juni 2013   02:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:31 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pernah membaca atau menonton ya?lupa sih sumbernya, tapi yang masih saya ingat betul adalah kalimat yang entah dibaca atau didengar itu.  Katanya, "Kalau kita masih suka mengintip wall FB  mantan, itu artinya kita belum bisa move on."

Sebenarnya sih tidak hanya wall FB, jejaring sosial kan semakin banyak. Point dari kalimat itu adalah kita harus menghentikan rasa ingin tahu tentang kehidupan orang masa lalu. Mungkin ada yang berkilah bahwa dia sudah move on sehingga mengintip status mantan di jejaring sosial dianggapnya sekadar 'mampir'.

Meski sekadar mampir, isi hati bisa campur aduk lho.  Mending kalau cuma isi hati, bagaimana jika menimbulkan psikosomatis alias gangguan fisik/kesehatan akibat tekanan psikologis. Melihat mantan yang berfoto mesra dengan pasangannyabisa  membuat kita mendadak migrain, maag, atau mual-mual. Kesannya berlebihan, tapi banyak yang mengalami itu.

Mungkin kita tidak mampir ke rumah maya sang mantan, tetapi kita memilih mengecek pasangan barunya. Ups! itu sama saja efeknya ternyata! Bahkan mungkin bisa lebih menohok hati dan pikiran karena secara spontan kita akan membanding-bandingkan diri kita dengan dia. Itu menggarami luka jika tak kita temukan banyak kelebihan darinya.

Saat membanding-bandingkan, mungkin juga ada yang bertanya dalam hati, "Bagaimana relasi mereka?apakah sikap mantan jauh lebih baik atau sama saja?" dan apakah-apakah lain yang kadang absurd sifatnya.

Manusiawi sekali sebenarnya penasaran itu.  Meskipun tergolong manusiawi ; wajar, mampir sebentar mengecek kondisi mantan atau pasangannya bukan pilihan bijaksana. Itu sama saja kita masih merawat luka masa lalu. Sehatkah? Jawabannya pasti semua sama : tidak sehat!

Seandainya itu sudah terjadi, yang bisa dilakukan adalah meyakinkan diri sendiri bahwa berhenti melangkah bersamanya adalah pilihan yang benar. Yakinkan hati bahwa semua yang sudah terjadi merupakan jawaban-jawaban Tuhan atas berbagai pertanyaan yang pernah melintas di benak atau yang pernah kita tanyakan kepada orang-orang terdekat kita,termasuk mantan.

Ada kalimat bijak yang setema dengan kondisi itu,

" We dont't meet people by accident. They are meant to cross our path for a reason." -anonim-

Tak ada yang kebetulan.   Setiap orang adalah teman seperjalanan. Kita berhenti di terminal atau stasiun yang berbeda sehingga pertemuan dan perjumpaan adalah keniscayaan.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun