Mohon tunggu...
Jall Pomone
Jall Pomone Mohon Tunggu... Menulis -

Bahagia Ketika Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

KPR Maybank Indonesia Berani Pakai Sistem Akad Murabahah

25 September 2017   09:47 Diperbarui: 25 September 2017   09:50 1568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Namun persoalan saat ini yang sedang mendera ekonomi Indonesia cukup membuat beberapa pengusaha, terutama di bidang perumahan sedikit pesimis, mengingat daya beli masyarakat sedang menurun tajam. Beberapa kasus dengan ditutupnya gerai-gerai seperti pusat perbelanjaan Matahari, dan juga beberapa ritel yang bergerak dibidang supermarket terancam tutup dan merugi. 

Bahkan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Thomas Lembong, merasa jika saat ini pergerakan ekonomi Indonesia disebutnya aneh, karena dari data mereka, jumlah investasi yang masuk ke Indonesia justru meningkat, namun daya beli masyarakat justru menurun. Bahkan ada yang menyalahkan jika ada konspirasi untuk menyerang pemerintah dengan lesunya daya beli masyarakat yang berbanding terbalik dengan masuknya Investasi yang justru naik dari tahun-tahun sebelumnya.

Saya punya teman dan bukan ahli Ekonomi, hanyalah seorang tamatan sekolah menengah atas, namun rajinnya mengikuti "kejadian-Kejadian" di sosial media, maka dia mencoba memberikan jawaban atas keheranan Thomas Lembong yang dianggapnya justru hanya berpura-pura dan sedang akting. 

Menurutnya jumlah Investasi yang masuk ke Indonesia memang meningkat, namun yang perlu dilihat bukan nilai investasi yang masuk, tapi tenaga kerja yang seharusnya dipekerjakan di beberapa Investasi justru memakai tenaga kerja dari luar, terutama dari Tiongkok, bahkan bukan hanya sektor pertambangan, namun juga beberapa proyek-proyek besar dari pemerintah, justru banyak yang mempekerjakan tenaga kerja asing. apalagi dari hasil penelusurannya melalui berbagai media yang hampir setiap hari dibukanya, jika gaji yang diterima oleh TKA dari Tiongkok ini justru langsung ditransfer ke China melalui bank-bank milik China. Dan sama sekali mereka tidak menerima apalagi membelanjakan di Indonesia.

Yang paling memiriskan katanya, beberapa transaksi yang dilakukan oleh antar perusahaan di dalam negeri dengan pihak perusahaan dari luar negeri justru dilakukan di Singapura, bukan di Indonesia, maka persoalan ekonomi Indonesia yang sedang sakit parah ini, seharusnya tidak perlu "diherankan".

Karenanya teman saya berharapa kepada pihak bank yang akan memberikan KPR agar lebih bisa memberikan kemudahan-kemudahan pada awal-awal, seperti mencoba untuk membuat kebijakan untuk rakyat kecil Indonesia, atau yang sebaiknya pihak Bank mengikuti ucapan Anies Baswedan yang berencana untuk memberikan kemudahan bagi warga Jakarta memiliki rumah tanpa harus menyetor uang muka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun