Mohon tunggu...
Paman Tigis
Paman Tigis Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Periodisasi Keris: Zaman Kabudan

5 Desember 2016   18:54 Diperbarui: 25 Januari 2017   14:46 1395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beliau hidup sekitar tahun 1000 – 1100. Keris pusaka yang dibuat oleh empu Windusarpa ada tiga bilah, yaitu Sang Barojol, Sang Bethok, dan Sang Larbango. Empu Windusarpa diyakini ialah nama lain dari empu Kandangdewa (berdasarkan keris yang dibawa saat menghadap prabu Jayengrana). Ada cerita saat pertama kali empu Kandangdewa menghadap ke Prabu Jayengrana raja Jenggala saat itu, sang prabu terperanjat karena seakan-akan ia melihat seekor ular yang melilit tubuh empu Windusarpa. Namun ternyata bukanlah ular yang melilit tubuh empu Kandangdewa, melainkan keris pusaka Sang Kalawelang. Dan sejak saat itu empu Kandangdewa diterima mengabdi di kerajaan Jenggala dan mengubah namanya menjadi empu Windusarpa.

8. Empu Wareng

Keris pusaka yang dibuat empu Wareng  sekitar tahun 1100 – 1103 pada masa Pengging Witaradya. Ada tiga bilah keris pusaka ciptaannya yaitu Sang Lunggadung, Sang Pandawa Lare, dan Sang Supana. Namun setelah menciptakan ketiga bilah pusaka itu, beliau meninggal dunia sehingga tidak ada lagi keris yang diciptakannya.

9. Empu Gandawijaya

Empu gandawijaya hidup sezaman dengan empu Wareng yaitu pada masa Pengging Witaradya. Beliau menggantikan kedudukan empu Wareng sebagai empu kepercayaan sang raja. Sepeninggal empu Wareng tidak ada satupun empu yang menciptakan keris di negeri tersebut. Dan pada tahun 1125 empu Gandawijaya mulai menciptakan keris pusaka. Dan selama hidupnya empu Gandawijaya hanya membuat tiga bilah keris yaitu Sang mengeng, Sang Carubuk, dan Sang Buntala. Selain itu empu Gandawijaya juga membuat keris patrem, yaitu keris yang berukuran kecil dan diperuntukkan kaum perempuan. Adapun keris patrem yang beliau ciptakan ialah Nyi Carangbuntala, Nyi Pulut Benda, dan Nyi Puthut.

Jika pada masa lalu keris digunakan sebagi senjata dalam sebuah peperangan, namun pada perkembangan selanjutnya keris mengalami perluasan fungsi. Keris dipandang sebagai senjata untuk menempuh kehidupan.

Mengenai asal-usul nama keris, Koesni (1979) menjelaskan bahwa keris berasal dari dua kata yaitu kekeran dan aris yang disingkat menjadi keris. Kekeran memiliki arti pagar; penghalang; peringatan; pengendalian. Sedangkan Aris berarti tenang; lambat; halus. Jadi keris secara filosofi dianggap dapat ngeker atau memagari dan menghalangi atau mampu mengendalikan si pemilik secara aris yang berarti halus dan tenang atau secara lambat dan sabar.

relief-keris-borobudur-5845556ebb22bd1c09dd9743.jpg
relief-keris-borobudur-5845556ebb22bd1c09dd9743.jpg
Bahan bacaan :
  1. Koesni (Pakem Pengetahuan Tentang Keris, 1979)
  2. Dr. John Miksic ( Seri Indonesian Hertage : Sejarah Awal, 2002)
  3. Prasida Wibawa (Pesona Tosan Aji, 2008)
  4. F.L. Winter (Kitab Klasik Tentang Keris, 2009)
  5. Bambang Harsrinuksmo (Ensiklopedia Keris, 2011)
  6. KRHT Hudoyo Doyodipuro, Occ (Keris Daya Magic – Manfaat – Tuah – Misteri, 2012)
  7. Ki Juru Bangunjiwa (Keris Gagrak Kasultanan Ngayogyakarta, 2014)
  8. https://id.wikipedia.org/wiki/Nusantara_pada_periode_prasejarah
  9. https://id.wikipedia.org/wiki/Garis_waktu_sejarah_Indonesia
  10. https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara
  11. https://id.wikipedia.org/wiki/Keris

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun