Mohon tunggu...
Palti West
Palti West Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya Orang Biasa Yang Ingin Memberikan Yang Terbaik Selagi Hidup. Twitter dan IG: @Paltiwest
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan analisa pribadi. email: paltiwest@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mendagri Diskusi dengan FPI, MUI, FUI. Kapan dengan JAI?

17 Februari 2011   01:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:32 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komisi VIII DPR menunjukkan langkah yang bijak dalam mengurai permasalahan Ahmadiyah di Indonesia. Mereka mengadakan rapat dengar pendapat dengan Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI). Sedangkan pemerintah belum mengundang JAI untuk berdiskusi. Dalam membuat SKB 3 menteri pun pemerintah kurang mengaspirasi kepentingan Ahmadiyah yang bahkan sudah berkembang sebelum Indonesia merdeka.

Hasil diskusi MUI,FUI, dan FPI sudah bisa ditebak. Mereka menghendaki Ahmadiyah dibubarkan. Bahkan MUI sudah mengeluarkan fatwah haram untuk Ahmadiyah. Diskusi tersebut kiranya tidak menjadi hasil untuk memutuskan apapun. Pemerintah harus mendengarkan pihak Ahmadiyah yang juga adalah Warga Negara Indonesia.

Permasalahan Ahmadiyah memang sangat rumit karena memiliki sensitivisme agama. Apalagi ajaran Ahmadiyah bersinggungan dengan ajaran Islam. Namun, meski para pemerintah dalam hal ini menteri terkait punya subjektivitas terhadap Ahmadiyah saya sangat berharap nasib Ahmadiyah di Indonesia harus diputuskan secara objektif. Konstitusi mengatur supaya eksekutif melindungi kebebasan meyakini dan memeluk agama dan keyakinan warga negaranya.

Semoga ada keadilan bagi kaum minoritas di Indonesia.

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun