Mohon tunggu...
Palti West
Palti West Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya Orang Biasa Yang Ingin Memberikan Yang Terbaik Selagi Hidup. Twitter dan IG: @Paltiwest
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tulisan analisa pribadi. email: paltiwest@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Gubernur Lemhanas: Senjata Lawan Senjata Menghentikan Konflik Papua, Tidak Belajar dari Aceh

9 November 2011   10:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:53 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Entah apa yang ada di dalam pikiran Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Budi Susilo Soepandji dalam menghadapi konflik Papua yang dipicu oleh Oraganisasi Papua Merdek (OPM). Tetapi pernyataan Budi ini tidak menunjukkan bahwa pemimpin negara kita tidak belajar dari kasus Aceh. Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dihadapi selama berpuluh-puluh tahun menggunakan militer (senjata), hasilnya? GAM semakin berkembang.

Budi melalui berita yang saya kutip dari metrotvnews.com, mengingatkan agar organisasi di Papua tidak mengangkat senjata. Jika tersebut terjadi, Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak segan mengangkat senjata pula. "Saya katakan orang bersenjata tidak bisa dilawan hanya dengan doa. Strength respect to strength, senjata harus dihadapi dengan senjata. Kita punya kekuatan untuk itu. Oleh karena itu saya minta seluruh organisasi yang ada di Papua, yang membawa senjata, untuk meletakkan senjata," kata Budi di Jakarta, Rabu (9/11).

Pernyataan Budi ini menurut pandangan saya terkesan arogan. Pernyataannya juga terkesan mengancam dan mengajak perang. Bukankah para pemberontak itu adalah warga negara Indonesia? Mengapa tidak diperlakukan sebagaimana mestinya? Apakah perlu bagi Budi, sebagai Gubernur Lemhanas, mengeluarkan pernyataan seperti ini?

Budi harusnya mengingatkan untuk mengedepankan komunikasi untuk menghentikan konflik. Suatu usaha yang dilakukan ketika negara ini mengalami konflik perbatasan dengan Malaysia. Apakah memang TNI kita hanya berani kepada rakyat? Mengapa TNI diam ketika Malaysia melanggar perbatasan kita?

Semoga konflik Papua diselesaikan dengan singkat. Tidak perlu sampai terjadi konflik dan perang berpuluh-puluh tahun lamanya. Kasihan rakyat Papua. Mereka sudah sangat menderita. Bagaimana pendapat anda?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun