Mohon tunggu...
farhadz pradita paksi alamsyah
farhadz pradita paksi alamsyah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Main gitar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kemiskinan Moral dalam Komunikasi Politik: Dari Wakil Rakyat ke Warga Negara

4 Oktober 2025   13:24 Diperbarui: 4 Oktober 2025   13:23 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut saya artikel ini membahas tentang dampak ucapan kasar seorang anggota dewan yang menyebut "orang yang bubarkan DPR orang tolol sedunia." Pernyataan tersebut mencerminkan bukan hanya luapan emosi, tetapi juga krisis moral dan etika dalam komunikasi politik. Bahasa yang digunakan elit politik seharusnya menjadi sarana membangun dialog dengan rakyat, bukan memperdalam jurang perpecahan melalui makian dan hinaan.

Ucapan kasar itu menunjukkan kemiskinan representasi (poverty of representation) di mana seorang wakil rakyat kehilangan kepercayaan moral meskipun masih memegang jabatan formal. Dalam pandangan komunikasi kritis, bahasa kasar adalah tanda kegagalan kuasa dan kelemahan nalar politik.

Demokrasi akan rapuh bila komunikasi politik miskin etika. Oleh karena itu, masyarakat berhak menuntut wakil rakyat yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga bermoral dan berbahasa santun. Sebab pada akhirnya, bahasa adalah cermin moral kekuasaan dan ketika bahasa itu kotor, yang tampak bukan kekuasaan yang kuat, melainkan moral yang miskin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun