Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan lahir atas prakarsa Auguste Comte. Dialah yang pertama kali memperkenalkan konsep "Sosiologi" dan dia pulalah yang menegaskan bahwa "masyarakat" harus dipelajari secara ilmiah.
Sosiologi lahir di tengah serangkaian perubahan masyarakkat Eropa yang berpuncak pada Revolusi Industri dan Revolusi Perancis. Sebagai perintis sosiologi, Comte mempelajari perubahan masyarakat feodal Eropa, yang didasarkan pada hierarki berdasarkan kepemilikan tanah. Raja dan bangsawan mendominasi kelas atas sementara petani dan peternak di bawahnya harus membayar upeti kepada mereka.
Perkembangan ilmu pengetahuan modern di Eropa, termasuk penjelajahan ke dunia baru dan revolusi industri, membawa perubahan signifikan dalam masyarakat. Comte yang lahir tidak lama setelah Revolusi Perancis sangat dipengaruhi oleh perubahan sosial dan politik yang terjadi selama Revolusi Perancis dan masa pasca-revolusi di Perancis. Ia mencoba memahami dan mengatasi tantangan sosial yang muncul setelah revolusi tersebut melalui kontribusinya dalam pengembangan sosiologi. Di tengah ketidakstabilan sosial pasca-Revolusi Perancis, Comte muncul dengan gagasan untuk memahami masyarakat secara ilmiah.
Teori Hukum Tiga Tahap dan Positivisme
Comte sangat prihatin pada kondisi kelas bawah masyarakat Perancis. Revolusi memang berhasil melenyapkan Monarkhi dan menggantikannya dengan Republik. Namun kondisi kelas bawah masyarakat Perancis tetap sama karena Liberte, Egalite dan Fraternite hanyalah sebuah slogan kosong.
Menurut Comte, pihak yang paling harus disalahkan adalah para pemikir filsafat. Menurutnya, pemikiran para filsuf saat itu tidak membawa kegunaan apa-apa selain hanya memuaskan rasa ingin tahu. Selain itu, menurutnya pemikiran para filsuf tentang masyarakat hanya bersifat spekulatif tanpa melihat fakta-fakta empiris.
Melihat filsafat yang tidak membawa kegunaan praktis dan hanya sekadar memuaskan rasa ingin tahu, Comte bersama Saint Simmon, mempromosikan aliran filsafat baru yang bernama Pisitivisme. Positivisme Comte menekankan pentingnya metode ilmiah. Inilah yang membedakannya dengan filsafat pada umumnya.Â
Menurut Comte, Positivisme memiliki tiga karakteristik utama; pertama, berdasarkan fakta. Â Ini adalah sesuatu yang baru dan sangat berbeda dengan pemikiran teologis sebelumnya yang hanya memfokuskan diri pada misteri dan mitos ( tahap teologis ) dan pemikiran filosofis yang hanya memfokuskan diri pada cara berpikir deduktif yang abstrak dan logis ( pada tahap metafisik). Karakteristik Positivisme yang kedua adalah berguna. Comte mengatakan bahwa berfilsafat haruslah membawa kegunaan, bukan sekadar memuaskan rasa ingin tahu. Â Karakteristik Positivisme yang ketiga adalah bersifat objektif. Comte mengatakan bahwa Positivisme mengarahkan perhatiannya pada kepastian dan objektivitas, bukan pada perkiraan atau spekulasi cukup dengan menggunakan pemikiran logis semata seperti yang dikerjakan oleh filsafat.Â
Karena alasan Positivisme ini, Comte mengusulkan teori Hukum Tiga Tahap yang memetakan peradaban Eropa melalui tahap teologis, metafisik, dan positif. Tahap positif menekankan pemahaman berbasis fakta, kegunaan praktis, dan objektivitas dalam memahami masyarakat. Inilah yang  membentuk dasar positivisme, yang menyoroti pentingnya metode ilmiah dalam memperbaiki dan meningkatkan kehidupan sosial, terutama kehidupan sosial kelas terbawah masyarakat Perancis.
Lahirnya Sosiologi
Comte begitu terinspirasi oleh kesuksesan ilmu fisika dalam mempelajari alam dengan seluruh fenomenanya. Karena itu, ia mempromosikan metode yang digunakan dalam ilmu fisika untuk mempelajari masyarakat. Itulah sebabnya ia menggunakan  istilah "fisika sosial" untuk menggambarkan studi tentang masyarakat.Â
Namun, dia kemudian menggantinya dengan "sosiologi" untuk memberikan fokus yang lebih tepat pada studi tentang masyarakat dan hubungan sosial yang jauh lebih kompleks daripada fenomena fisik.
Ia memiliki  maksud yang kuat ketika menggunakan istilah "sosiologi." Dengan konsep Sosiologi itu, Comte membantu menciptakan identitas ilmiah yang jelas dan khas untuk ilmu pengetahuan ini.Â
Ini memungkinkan sosiologi berkembang menjadi disiplin ilmu yang terus relevan hingga saat ini. Dengan demikian, peran positivisme dalam lahirnya sosiologi adalah pengenalan metode ilmiah dan fokus pada pemahaman masyarakat sebagai objek penelitian ilmiah yang mandiri.