Mohon tunggu...
Didik Purwanto
Didik Purwanto Mohon Tunggu... Administrasi - Tech Buzz Socialist

https://www.didikpurwanto.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kereta Harus Jadi Transportasi Utama

5 Desember 2015   23:03 Diperbarui: 6 Desember 2015   07:12 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terkait kereta komuter, saya memang bukan (belum) pengguna rutin transportasi umum tersebut karena lokasi kos dengan tempat kerja masih di Jakarta Pusat.

Namun bila saya ingin ke suatu tempat yang bisa dilalui jalur kereta komuter, saya akan pilih transportasi kereta.

Saat sekitar tahun 2009 memakai kereta, harga tiket cuma Rp 1.500 untuk perjalanan hingga ke Bogor.

[caption caption="Pembenahan Stasiun Universitas Indonesia. Dulu pinggir rel dipenuhi pedagang. Kini sudah disterilisasi."]

[/caption]Namun dengan harga tersebut, otomatis kereta ekonomi hanya menyuguhkan perjalanan seadanya, sama seperti kereta jarak jauh yang saya ceritakan di atas. Belum lagi perjalanan harus berhenti lama di setiap stasiun.

Mungkin kalau mendapat tempat duduk sih tidak masalah. Bagi yang harus berdiri mungkin harus siap kondisi badan. Jangan sampai tepar sampai tujuan.

Bila perjalanan akhir pekan, kita harus siap-siap berdesakan dengan pengguna lain. Saat itu saya pernah satu gerbong dengan orang yang mau ke Tanah Abang. Mereka membawa ayam atau barang yang akan dijualbelikan di salah satu pasar ritel terbesar di Asia Tenggara tersebut.

Tahu sendiri bagaimana baunya di gerbong tersebut. Belum lagi kalau mereka berbicara. Rasanya seperti pasar Tanah Abang pindah ke gerbong tersebut.

Namun itu masih bisa dimaklumi. Saya pernah melihat pencopet dengan leluasa beraksi di gerbong kereta.

Saat itu ada ibu-ibu sedang asyik memakai telepon di dekat pintu kereta. Kebetulan kereta saat itu tidak memakai pintu dan masih banyak yang duduk di atas gerbong.

Saat kereta masih berhenti karena menunggu penumpang, pencopet beraksi mengambil ponsel si ibu tersebut. Si ibu berteriak,”copeeeeetttt.”

Namun apa yang terjadi? Satu gerbong pun hanya diam, menatap si ibu yang masih terkejut karena ponselnya dicuri. Tak ada yang bergerak. Tak ada yang membantu. Tak ada pengamanan di sekitar gerbong maupun stasiun. Akhirnya kereta berlalu dengan si ibu tetap diam hingga saya sampai di tujuan. Saya tidak melihat lagi si ibu itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun