Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Membiasakan Anak Ramah, Membentuk Pribadi yang Komunikatif

22 September 2025   08:30 Diperbarui: 24 September 2025   23:32 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pembiasaan 5S setiap pagi di sekolah. Perlu dihayati sehingga menjiwai seluruh aktivitas murid di sekolah. (Dokumentasi pribadi)

Karena, keduanya dapat merampas waktu, tenaga, emosi, dan pikiran anak untuk membangun sikap ramah di dalam keberlangsungan hidupnya. Baik di lingkungan keluarga, sekitar tempat tinggal, maupun lingkungan pergaulan.

Padahal, seperti sudah disebut di atas, sikap ramah menjadi dasar dalam berkomunikasi. Orang yang ramah sudah barang tentu komunikatif. Saat berjumpa dengan orang, terlebih orang yang sudah diketahuinya, si ramah tak akan diam.

Ia akan membangun komunikasi secara cepat. Tak menunggu orang lain menyapa, ia baru menyapa. Tapi, ia akan menyapa terlebih dahulu.

Ini tak berarti orang yang ramah tak berhati-hati. Sikap berhati-hati tentu ada. Toh, yang namanya ramah itu tak hanya terkait dengan berbicara.

Senyum, mengangguk, membungkukkan badan saat berpapasan atau melewati orang juga termasuk sikap ramah. Di dalamnya ada spirit percaya diri, berani, terbuka, dan tak merasa malu.

Dalam konteks masa kini, bisa tak bisa, keluarga menjadi ruang utama dan pertama membiasakan anak hidup ramah. Orangtua atau orang yang lebih dewasa dalam keluarga menjadi teladan dan memfasilitasi hidup ramah.

Misalnya, saat ada tamu kenalan orangtua, kakak, atau nenek kakek, anak dapat diajak untuk berkenalan, berjabat tangan, dan memberi salam. Ini bentuk keramahan yang diciptakan di dalam keluarga.

Saat ada tetangga yang memberi makanan, misalnya, entah oleh-oleh karena tetangga habis liburan atau mau ada hajatan, anak dapat juga dilibatkan untuk menerimanya secara santun, dan tentu mengucapkan terima kasih.

Di meja makan saat menikmati santapan bersama, tak ada salahnya kalau memungkinkan anak diajak membincangkan peran orang di balik bahan makanan yang dimasak. Misalnya, ada petani, pedagang, nelayan, peternak, dan lain-lain yang sejenis. Anak diajak berempati terhadap mereka sebab mereka berjasa.

Ini dimaksudkan untuk memulai bersikap ramah terhadap orang lain, yaitu dengan berempati dan menghargai jasa petani, pedagang, nelayan, peternak, dan lain-lain yang sejenis. Suatu saat kalau bertemu dengan orang-orang yang telah berjasa ini, anak sangat mudah diajak bersikap ramah.

Apalagi kalau hidup di lingkungan yang profesi seperti disebut barusan dapat dijumpai, anak dapat langsung mewujudkan sikap ramah, misalnya, saat bertemu mereka di jalan, di depan rumah, atau di mana pun di lingkungan sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun