Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dear Orangtua, Membincangkan MPLS Bersama Anak; Menyemangatinya Sekolah

17 Juli 2025   22:37 Diperbarui: 19 Juli 2025   23:46 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Anak siap mengikuti MPLS yang diantar oleh orangtua. (Dokumentasi pribadi)

Membincangkan bersama pengalaman MPLS yang diikuti oleh anak dalam kemasan yang rileks, ringan, dan menyenangkan dapat menjadi dorongan moral dan spiritual terhadap anak untuk bersemangat dalam aktivitas sekolah. Lebih-lebih bagi anak yang merasa kurang nyaman karena sekolah tempatnya menimba ilmu bukan sekolah pilihannya.

Perbincangan yang diarahkan secara positif dan produktif memiliki daya dorong yang kuat dalam meningkatkan semangat anak. Tentu berbeda dengan perbincangan yang tak diarahkan secara positif dan produktif, sudah barang tentu menjadi faktor yang melemahkan atau tak memberi semangat terhadap anak.

Ini yang harus dihindari oleh orangtua. Pengalaman anak dalam MPLS yang dipandang melemahkan anak tak perlu dibincangkan, atau kalau dibincangkan tetap diungkap sisi positifnya. Sebab, seburuk apa pun pengalaman, pasti ada sisi positifnya.

MPLS dapat menjadi semacam pintu awal yang harus orangtua memastikan sebagai pintu yang menyenangkan bagi anak untuk masuk ke ruang belajar, yang akan mengikuti proses panjang. Sebab, begitu mengikuti MPLS di sekolah tertentu, sekolah tertentu ini yang menjadi tempat mengenyam pendidikan, tak di sekolah lain.

Anak yang sudah merasa bahagia karena sekolah tertentu ini pilihannya atau anak yang kurang, atau bahkan tak bahagia karena sekolah tertentu ini bukan pilihannya, sama-sama tetap sekolah tertentu ini yang menjadi tempat mereka sekolah.

Maka, sayang kalau orangtua mengabaikan aktivitas MPLS yang diikuti oleh anaknya. Orangtua perlu terlibat secara moral dan mental. Sehingga, orangtua dapat memaknainya secara positif dan produktif. Yang, dapat membawa anaknya mengenyam pendidikan di sekolah tempat anak ber-MPLS secara bahagia dan sejahtera.

Karena, sekolah dalam suasana bahagia dan sejahtera inilah yang dapat mengantar anak ke pencapaian kompetensi, baik ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif secara optimal.

Akhirnya, kalau MPLS yang menjadi pintu awal anak masuk sekolah terungkap secara positif dan produktif dalam bincang-bincang antara anak dan orangtua, berarti ada upaya orangtua menyemangati anak sekolah. Artinya, persiapan anak memasuki proses pembelajaran pada hari-hari efektif masuk sekolah sudah mantap.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun